28 | Balasan Surat

368 34 2
                                    

Tanpa berkata, Navya mengeluarkan sesuatu dari kantong baju nya dan memberikan nya pada Hayden.

Hayden menerima secarik kertas yang Navya berikan. Membuat raut muka bertanya setelah kertas itu meluncur ditangannya.

Navya tak membalas, ia hanya mengedikan bahu. Lalu berjalan mundur dan berbalik arah. Meninggalkan Hayden tanpa pamit dan meninggalkan pertanyaan dibenak Hayden.

Tak ambil pusing, Hayden memasukkan kertas yang ia terima kedalam saku celananya. Berjalan kembali ketujuan awalnya yaitu gor basket milik sekolahnya.

Setelah ia sampai di gor basket milik SMA Bright Sky yang luasnya cukup untuk menampung 1000-2000 manusia didalam nya, Hayden langsung melempar tas nya asal pada salah satu kursi penonton. Kebetulan hari ini bukan jadwal ekskul basket dilaksanakan, jadi hanya ada dirinya seorang diri yang terdapat di gor basket ini.

Hayden memantulkan bola basket nya berkali-kali dan melakukan tembakan sempurna kedalam ring basket. Sambil sesekali melirik arloji ditangan kirinya. Setelah melakukan banyak tembakan juga mulai merasa lelah, ia berjalan menuju salah satu kursi penonton yang dimana ia melelatakan tas nya tadi.

Ia membuka bagian dalam tas nya dan mengambil sebotol air minum yang selalu tersedia didalam tasnya. Meneguk air itu sampai hanya tersisa satu tetes didalam botolnya.

Selesai meneguk habis air didalam botolnya, Hayden merogoh saku celana abu-abu miliknya. Ia mendapati secarik kertas yang diterima nya beberapa jam lalu oleh Navya.

Perlahan ia membuka kertas itu, membaca dengan perlahan dan seksama apa yang tertulis didalam nya.

Perlahan ia membuka kertas itu, membaca dengan perlahan dan seksama apa yang tertulis didalam nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayden membuang nafas nya gusar. Sebenarnya ia tak kaget dengan tolakan yang Navya berikan. Setelah kejadian ia menyatakan perasaan nya pada Navya, atau dalam bahasa gaul nya menembak Navya—ia berfikir bahwa apa yang dilakukan nya terlalu cepat. Dan benar saja, itu terlalu cepat.

Hayden tak begitu merasa kecewa, justru ia lebih merasa bersalah kini.

Ia mengambil ponsel nya dari dalam tas. Mengetik beberapa kalimat dan mengirim nya pada seseorang.

Hayden : Hai, Nav! Sorry ganggu. Gue cuma mau minta maaf, maaf kalo gue buat lo risih dll. Gue sadar emang gue terlalu cepet dengan kondisi lo yang pasti ga segampang itu buat bener-bener keluar dari trauma di masa lalu lo. Semangat ya, Nav. Lo keren!

Dengan diselimuti perasaan ragu, Hayden mengirim pesan yang telah ia ketik.

Sesal kini mendekap dibenak Hayden. Juga rasa ribuan rasa bersalah terus menerus membayanginya. Yang kini teramat ia takutkan adalah akan jadi apa pertemanan dirinya dengan Navya setelah ini? Akan kah semua tetap baik-baik saja? Ah, Hayden rasa tidak. Yang ada dikepalanya adalah betapa canggung nya dirinya dan Navya setelah ini, dan itu adalah hal yang sangat Hayden tidak inginkan.

⸙⸙⸙

Mentari mulai enggan untuk menujukkan rupa nya, hanya menampilkan sedikit demi sedikit rupa nya hingga benar-benar hilang. Diganti oleh semburat tinta hitam yang menyinari langit bersama hadirnya bulan.

NAVYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang