32 | Matahari dan Kupu-Kupu

365 34 2
                                    

“Kaget banget, Nav. Kalem kali,” ujar Kenzo dengan santai. Yang dibalas Navya melirik sinis netra milik lelaki berambut legam itu.

Seusai menetralkan tenggorokannya Navya dan waktu yang kini telah menunjukkan pukul 06.50 yang artinya bel tanda dimulainya pelajaran pada hari ini akan segera berdering dalam waktu kurang lebih lima menit lagi, Navya dan teman-teman nya memutuskan untuk kembali ke ruang kelas masing-masing untuk bersiap belajar hari ini.

⸙⸙⸙

“Bunda! Lagi apa?” sapa gadis yang baru saja terbangun dari tidurnya dan langsung bergegas ke arah dapur untuk meneguk segelas air putih sambil menyapa bunda nya itu.

“Hai cantik! Bunda ya biasa lagi buat sarapan.” Agnes mengusap lembut surai hitam milik kesayangannya dengan penuh cinta.

Navya tersenyum simpul sambil melihat pergerakan bunda nya yang sangat terampil dalam hal potong memotong itu. “Sarapan apa kita bun?”

“Menu sarapan hari ini nasi goreng!” ujar Agnes dengan binar di matanya.

Navya pun sontak memasang mimik muka girang sembari membantu sang bunda menyiapkan sarapan pagi ini yang sudah menjadi rutinitas paginya di tiap akhir pekan.

“Eh iya, Nav hari ini temenin bunda medical check up mau gak? Kamu hari ini ga kemana-mana kan?” ujar Agnes di sela-sela masaknya.

Setiap dua bulan sekali Agnes selalu menyempatkan diri untuk medical check up sesuai anjuran dokter. Bukan tanpa sebab, melainkan karena kondisi kesehatan Agnes yang bisa dibilang mulai melemah dibeberapa tahun terakhir. Dan Navya yang sangat paham akan itu selalu menyempatkan diri di sela-sela kegiatan nya untuk selalu menemani sang bunda melakukan pemeriksaan kesehatan. Menurut Navya kesehatan Agnes dan Adi adalah satu hal yang sangat berharga diatas apapun itu yang ia harus jaga didalam hidupnya.

Navya memasang muka berpikirnya sebelum akhirnya menjawab ajakan sang bunda. “Emm.. Boleh bun aku hari ini belum ada rencana kemana-mana.”

“Oke deh! Nanti paling siangan sekitar jam 11 an ya, Nav,” ucap Agnes dan diberi anggukan oleh Navya.

Navya selesai menata nasi goreng buatan bunda nya ke dalam piring saji juga meletakkannya di atas meja makan. “Dah beres bun.”

“Oke, sayang. Ayo kita sarapan. Kamu tolong panggil kakakmu sama Niana ya ajak sarapan.” Navya mengangguk dan melangkahkan kaki menuju lantai atas untuk memanggil sang kakak juga adiknya di kamar nya masing-masing dan lanjut sarapan bersama diruang makan.

⸙⸙⸙

Perempuan berambut sebahu itu kini telah siap dengan tampilan sederhana nya. Menggunakan crew neck berwarna kuning serta jeans hitam. Sangat sederhana namun tak melunturkan satu persen pun kecantikkan nya. Rambutnya ia sengaja ikat kali ini karena cuaca siang ini yang sangat terik.

Ia melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam mobil. Memanaskan mobilnya terlebih dulu sambil menunggu bundanya bersiap-siap.

“Nav, ternyata jadwal medical check up bunda digeser jadi sekitar jam 12.30. Kita mampir ke panti dulu ya? Ada beberapa baju yang bunda mau kasih,” tutur Agnes dari ruang tengah.

Mata Navya membinar, bibirnya terangkat. Mengingat ia telah cukup lama tidak mengunjungi panti. Lantas Navya menyaut, “Oke bun! Aku ada beberapa buku yang mau aku kasih ke anak-anak panti. Tunggu ya!” Lalu ia berjalan kearah kamar nya berada. Dan mengambil kotak yang ia telah siapkan sejak dua minggu lalu yang berisi buku-buku cerita yang sengaja ia beli khusus untuk anak-anak panti.

Setelah selesai dengan persiapan nya, Navya juga Agnes kini telah berada dimobil. Kali ini Navya yang mengemudikan mobil nya sesuai permintaan Agnes yang katanya sudah lama tidak disopiri oleh putri kesayangannya.

NAVYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang