Pagi ini sangat cerah, secerah suasana hati Navya. Liburan akhir semester telah usai, saat nya ia kembali ke sekolah. Tahun ajaran baru dan kelas baru. Kelas XII, dimana kesibukan dan persaingan untuk lolos kejenjang perguruan tinggi sangat ditakutkan.
Navya menata surai hitam nya yang kian hari kian memanjang, membiarkan nya tergerai karena dirinya tak suka mengikatnya kalau tidak terdesak.
Selesai menata rambut, menyemprotkan parfume pada tubuh nya dan memakai dasi, ia turun ke lantai bawah. Menyantap sarapan yang telah bunda nya siapkan di meja makan.
“Noah, mobil gue masih dibengkel?” Tanya Navya pada sang kakak mengingat tempo hari lalu mobilnya sempat mogok saat dipakai oleh Noah.
“Masih. Baru bisa dianter siangan paling.”
“Terus gue berangkat gimana?”
“Naik busway aja gue anter sampe halte.”
Navya memutar bola matanya malas. Menunggu datang nya busway di halte adalah sesuatu yang menyebalkan. Pasalnya, ia tak tahu jadwal keberangkatan busway jadi ia lebih sering terlambat karena harus menunggu tanpa kepastian kapan busway akan datang.
Meski begitu Navya tetap mengikuti saran Noah untuk pergi kesekolah menggunakan transportasi umum itu.
Navya dapat bernafas lega karena saat sampai di halte busway ia tak perlu menunggu lama lagi. Keberuntungan berpihak pada dirinya pagi ini.
Ia memasuki busway dan memilih duduk di dekat jendela. Memasangkan airpods pada kedua telinga nya guna mendengarkan alunan musik.
Sampai pada beberapa menit kemudian, ada seorang perempuan yang kelihatan nya seusia Navya. Ia mengisyaratkan apakah boleh dirinya duduk di kursi kosong yang terletak tepat disebelah Navya.
Navya mengangguk dan mencopot kedua airpods yang terpasang ditelinga nya.
“Boleh kok. Kosong hehe.” Navya tersenyum ramah kearah nya dan dibalas senyuman hangat.
Setelah nya, Navya merasa dirinya dan perempuan yang duduk disebelah nya memakai seragam yang sama. Navya yakin bahwa mereka bersekolah disatu sekolah yang sama.
“Lo di BS juga?” Tanya Navya berusaha seramah mungkin.
“Eh.... Iya.”
“Kelas? Jurusan?”
“Masuk kelas XII. IPS.”
Navya mengangguk dan menyengritkan dahinya. Pasalnya ia merasa sebelum nya belum pernah melihat sosok di sebelah nya selama bersekolah.
“Hehe iya. Gue anak baru.”
“Ooo pantes. Kok gue kayak gak pernah liat.”
Gadis disebelah nya hanya terkekeh dengan kikuk.
Navya mengulurkan tangan nya. Lalu berkata, “Gue Navya. XII IPS 3.”
“Luna. Kelas... Emmm belum tau,” jawab Luna sambil membalas uluran tangan Navya yang dihadiahi kekehan kecil oleh Navya.
"Pindahan dari mana?"
"Dari Aussie."
"Oh.. Jauh juga ya. Tapi bahasa lo lancar?"
"Iya. Gue di Aussie cuma 3 tahun. Sisa
nya besar disini.”
Navya mengangguk paham.
Tak terasa, keduanya telah sampai dipemberhentian halte sekolah mereka. Kedua nya turun bersamaan dan berjalan masuk ke dalam sekolah.
"Nav. Sorry, ruang guru nya sebelah mana ya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
NAVYA
Random"Gaada yang pernah aku sesalin dari pertemuan kita dan apa yang udah kita laluin, Den." - Navya Gabriella Valerie. "Kamu bagian terindah yang semesta tulis buat aku, Nav." - Hayden Sumerall Jorrel. Navya namanya, seorang gadis yang telah berkali...