23 | Pelet

435 32 0
                                    

Navya berdecak sebal setelah membaca apa yang ia terima pagi ini. Masih sepagi ini dan dirinya sudah dibuat emosi.

Clara. Ya, lagi-lagi dirinya menganggu Navya. Kali ini, ia mengirim surat pada Navya melalui perantara teman sekelas Navya.

Isi surat itu sama saja. Tidak lain adalah meminta Navya menjauhi Hayden. Padahal akhir-akhir ini dirinya dan Hayden jarang bertemu lama, paling hanya berpas-pas an dijalan dan saling menyapa.

“Gua ga abis pikir. Masih ada ya species hewan kayak Clara,” komentar Violet ikut sebal setelah membaca surat yang dikirim Clara.

“Tapi dia nyali nya gede loh. Kemaren gua liat, dia berani gandeng tangan Hayden di tengah lapangan. Bayangin aja lo Hayden lagi main basket tiba-tiba digandeng. Kurang ajar banget gak tuh anak,” cerita Aretha.

Navya melongo. Kaget sekaligus tak percaya dengan apa yang dikatakan Aretha.

“Orang gila,” ucap Violet.

“Hah pusing gue. Dia kira gue takut apa dikirim embel-embel teror kayak gini. Norak banget,” gumam Navya sebal.

“Sabar Nav. Lo tenang, dia neror lo lagi gue abisin saat itu juga,” ucap Violet penuh keberanian.

“Kayak berani lo,” remeh Aretha.

“Ya kalo sama lo berani,” jawab Violet.

“Tai lo,” ucap Aretha.

Tak lama bel masuk berdering. Navya, Aretha, dan Violet kembali ke tempat duduk masing-masing. Memulai pelajaran hari ini.

⸙⸙⸙

“Anjrit. Mobil gue,” monolog Navya saat berdiri didepan mobilnya.

Baru saja ia ingin pulang cepat-cepat karena lelah. Tapi pemandangan nya kini membuat dirinya sepertinya harus pulang lebih lama.

Ia kira kesialan nya hari ini hanya satu kali. Ternyata perkiraan nya salah.

Kaca mobil Navya di pilox dengan kata-kata yang sejujurnya ia muak baca nya.

“JAUHIN HAYDEN”

Itu lah kalimat yang menghiasi seluruh kaca mobil Navya. Benar-benar kurang ajar.

Navya masuk kedalam mobilnya, mengambil kanebo dan cairan pembersih kaca.

Mencoba menghapus kotoran pilox yang menghiasi mobil nya.

Saat ini juga, tatapan seluruh siswa-siswi yang berlalu-lalang diparkiran menatap dirinya. Menahan tawa mereka yang ingin meledak melihat yang Navya lakukan.

“Apa lo semua? Mau bantuin gue?” tanya Navya dengan sewot pada seluruh siswa yang menatap nya.

“Bersihin aja sendiri. Hahaha kasian banget si lo,” sahut salah satu siswa yang menatap nya penuh tawa.

“Muka lo sini gua bersihin,” jawab Navya sambil menunjukkan kanebo dan cairan pembersih kaca nya.

Siswa-siswi itu mengedikkan bahu ngeri dan buru-buru pergi.

“Clara kurang ajar. Tai lo. Anjing,” umpat Navya sambil masih terus berusaha membersihkan mobilnya.

“Gak bisa ilang anjrit. Kurang ajar.”

Navya memberhentikan kegiatan nya. Lelah, sedari tadi membersihkan kaca mobil nya yang hanya sedikit kotoran pilox yang terangkat. Ditambah matahari terik yang berhasil membuat tubuh Navya diguyur keringat.

Dari kejauhan, Bryan melihat Navya. Ia memutuskan untuk berjalan menghampiri Navya. Sekalian, ingin menuju mobil nya juga.

“Nav? Ngapain lo?” tanya Bryan.

NAVYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang