Selamat membaca !!
Semoga suka hehe ✌==============================
Motor milik Harry kini sudah memasuki sebuah perumahan, ia dan yang lainnya kini sedang menuju rumah milik Aresya. Rumah dengan cat putih, di blok D no 3.
Saat sudah sampai tepat didepan sebuah rumah yang didepannya terdapat sebuah gerbang tinggi bewarna hitam. Harry dan teman temannya itu memberhentikan motor mereka, menunggu sang satpam untuk membuka kan pintu gerbang.
"PAAKKK... TOLONG BUKAIN GERBANGNYA!!" teriak Aresya dengan suara yang kencang.
Meskipun memakai helm suara Aresya itu tetap membuat Harry kaget, karna mendengar teriakan gadis dibelakangnya ini.
"Astaghfirullah, ya Allah. Lo bisa ga sih ga usah teriak teriak gitu?!" ucap Harry sambil mengusap dadanya.
"Kalau ga teriak, satpam gue gabakal denger," balas Aresya dengan santainya.
Tidak lama kemudian gerbang hitam itu terbuka lebar, dengan munculnya sosok seorang lelaki dewasa berseragam satpam.
"Makasih pak."
Saat setelah mengucapkan terimakasih, Harry kembali menjalankan motornya agar memasuki perkarangan rumah milik Aresya ini.
Saat sudah berada di tempat yang pas untuk memarkirkan motornya. Ke-3 pengendara motor itu mematikan mesin motor mereka.
Aresya dengan cepat turun dari motor milik Harry. Tanpa memperdulikan teman teman baru nya ini, ia berjalan duluan menuju pintu utama rumahnya.
Saat sudah berada di depan pintu, Aresya mengetuk pintu itu sekali baru setelah itu ia membuka pintu rumah miliknya dan tidak lupa ia mengucapkan salam.
"Assalamualaikum bunda, Echa pulang."
"Assalamualaikum," ucap ke-5 orang lainnya yang sudah berada di belakang Aresya.
Bundanya yang tadinya berada di dapur, bergegas menuju ruang tamu rumahnya, menghampiri Aresya yang baru saja sampai rumah. Saat sudah berada diruang tamu ini, bunda melihat adanya 6 orang remaja yang sudah menunggu.
"Waalaikumsalam... ehh ada teman temannya Echa," ucap bunda saat sudah didekat mereka.
Aresya yang mendengar itu lantas bersuara. "Engga bun. Bukan temennya Echa, Echa ga kenal sama mereka."
"Ya Allah, bohong banget lo Sya, pura pura ga kenal sama kita," balas Darren sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya atas ucapan Aresya tadi.
Bunda lantas tertawa mendengar balasan dari temannya Aresya ini.
"Lagian kapan sih kita jadi temen?" tanya Aresya heran.
"Lo kan temennya Alvin, twinsnya malahan. Ya berarti lo temen kita juga lah," balas Randi.
Alvin tidak peduli dengan pembahasan mereka. Ia berjalan mendekati bunda, mencoba bertanya apakah bunda masih mengingat dirinya atau tidak.
"Bundaa.. masih inget aku ga?" tanyanya.
Bunda menatap ke arah Alvin, memperhatikan wajah anak laki laki yang berada di depannya ini.
Bunda Mencoba mengingat ingat, Aresya yang melihat raut wajah bingung bunda, lantas memberi sebuah clue agar membatu bundanya ini untuk mengingat.
"Anak cowo kesayangan bunda," katanya sambil menatap malas ke arah Alvin. Tentu saja ucapan Aresya itu langsung membuat bunda ingat terhadap Alvin.
"Alvian? Ini Vian?" tanya bunda masih tak percaya. Alvin yang mendengar itu langsung menganggukan kepalanya dengan cepat, lalu ia memeluk erat bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
A.C.F [Hiatus]
Teen FictionIni kisah tentang Aresya dan kehidupannya, Aresya dengan persahabatan dan keluarganya, serta kisah tentang cara mewujudkan suatu harapan sebelum sebuah penyesalan itu datang. "Saat lo ingin mencapai sesuatu, lo harus melampaui semua batasan batasan...