18. Perkelahian II

36 26 23
                                    

Selamat membaca !!
Semoga suka hehe ✌

==============================

Aresya menatap kearah Harry dan yang lainnya. Ia bukannya tidak suka jika ada orang lain yang ikut, hanya saja ia tidak terlalu suka berlatih dengan banyak nya orang.

Ia takut konsentrasi nya akan terganggu. Sakarang saja Aresya sedikit merasa terganggu dengan suara Darren dan Alvin yang berisik. Jika biasanya hanya Alvin yang mengganggu, kini harus ditambah dengan gangguan dari yang lain.

Aresya berjalan mendekati Tama yang kini tengah mengajari Shafa. "Kak, kita coba sparring ya."

Tama menoleh setelah mendengar suara Aresya. Ia kemudian menganggukan kepalanya, menyetujui permintaan Aresya.

Aresya dan Tama berjalan menuju tengah ruangan ini. Alvin dan yang lainnya sudah menyingkir, menjadi penonton di pinggir ruangan.

Aresya maupun Tama berdiri saling berhadapan. Saling memberi hormat, lalu bersiap untuk memulai. Mereka sama sama bersiap untuk mulai sparring.

"Mereka ga pakai pelindung kepala?" tanya Randi.

"Engga. Echa lebih nyaman sparring tanpa pakai pelindung kepala gitu," jawab Alvin memberitahu. Randi dan yang lain mengangguk paham.

Tama mulai menyerang Aresya, mulai dari memberikan pukulan langsung pada wajah Aresya. Namun hal itu dapat ditahan oleh Aresya. Aresya mulai memberi jarak antara ia dan Tama. Bahaya rasanya jika mereka tetap berada di jarak yang dekat.

Aresya tanpa ragu langsung memberikan sebuah tendangan, tendangan nya itu langsung membuat tubuh Tama terdorong kebelakang.

Aresya kembali memberi tendangan yang kuat pada perut Tama. Melanjutkan dengan sebuah pukulan tepat pada wajah Tama.

Tama memberi serangan balik dengan menendang Aresya pada bagian perutnya. Aresya langsung terjatuh, perutnya saat ini terasa sangat sakit.

Harry, Randi, Darren, dan bahkan Shafa merasa sparring ini cukup tidak adil. Bagaimana bisa Tama menendang perut Aresya dengan begitu kuat, apalagi Aresya adalah seorang wanita. Darren hendak protes, tapi dihalangi oleh Alvin.

Lagi dan lagi, Aresya menerima serangan dari Tama. Pipi bagian kirinya kini sudah terlihat memerah akibat pukulan, dan sudut bibirnya pun tampak berdarah akibat serangan dari Tama.

Tama melihat Aresya yang tampak kesakitan, memilih untuk memberikan jarak antara mereka. Aresya bangkit dari jatuhnya dengan napas nya sudah tidak beraturan. Ia kembali menyerang Tama, namun seragannya dapat ditangkis kembali oleh Tama.

Tama langsung menyudahi sparringnya dengan Aresya. Ia menyuruh Aresya untuk mengobati lukanya serta beristirahat di dekat temannya yang lain. Ia kemudian memanggil Alvin untuk melalukan sparring dengannya.

Alvin langsung menganggukan kepalanya, berjalan mendekati Tama. Menggantikan tempat Aresya, yang kini gadis itu terlihat sudah sangat kelelahan.

Tidak jauh berbeda dengan Aresya. Serangan serangan yang Alvin berikan dapat ditangkis ataupun ditahan oleh Tama. Alvin bahkan sedikit kesulitan untuk memberi serangan balik.

Sejujurnya antara Alvin dan Aresya. Aresya jauh lebih banyak memiliki teknik serta kekuatan Aresya jauh lebih kuat daripada Alvin.

Alvin terjatuh setelah menerima tendangan kuat dari Tama. Tama hendak memberikan sebuah pukulan terakhir untuk mengakhiri sparringnya dengan Alvin.

Harry dan Randi sudah berdiri hendak melindungi Alvin. Namun, Aresya sudah lebih dulu memberi serangan dari arah samping.

Hal itu membuat Tama langsung terjatuh, Aresya langsung memberi pukulan yang cukup kuat pada wajah Tama untuk mengakhiri sparring ini.

A.C.F [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang