Selamat membaca !!
Semoga suka hehe ✌==============================
Seandainya aku bisa terus bersamamu, ketika sedih, senang, dan ketika tua.
××××
Aresya memeriksa semua hal yang ada di dalam handphone itu. Tidak ada bukti ataupun petunjuk apapun yang ia dapatkan. Hingga akhirnya Aresya menemukan sebuah pesan sms dari nomor yang tidak dikenal.
+62899774544××
Kalian hrs berhasil menangkap gadis itu, dlm keaadan hidup ataupun mati.
Baik pak.
Kami akan bawa gadis itu secepatnya.Saya tunggu.
Aresya lalu mencatat nomor telepon itu. Ia kembali mencari informasi lainnya, saat Aresya melihat catatan notes di handphone itu. Tertulis disana beberapa buah alamat yang Aresya tidak tau dimana keberadaannya.
Ia dengan cepat menyalin alamat alamat yang ada di handphone pria itu.
Setelah tidak lagi menemukan informasi apapun. Aresya membanting handphone itu ketanah. Ia berusaha untuk menghancurkan handphone itu.
Aresya hanya diam pergi meninggalkan tempat itu. Ia bahkan tidak mendengar suara panggilan dari Alvin.
Alvin menghela napasnya, Aresya tetaplah Aresya. Gadis keras kepala yang selalu terbawa emosi jika menyangkut keluarganya.
"Ayo pulang," ucap Alvin pada yang lain. Mereka kemudian menyusul Aresya yang sudah pergi terlebih dahulu.
××××
Aresya sudah sampai dirumahnya. Sebelum masuk, Aresya memakai masker untuk menutupi wajahnya yang terluka terkena pisau tadi.
Ia berjalan masuk, Bunda dan Papa nya yang kini tengah berada di ruang tamu ia lewati begitu saja.
Aresya mempercepat langkahnya setelah mendengar suara beberapa motor didepan rumahnya.
Aresya membanting pintunya dengan kasar, ia mengunci pintu itu dari dalam. Aresya melepaskan sepatunya, meletakan asal tasnya, serta melempar begitu saja topi yang ia gunakan.
Tanpa membersihkan ataupun mengobati luka lukanya. Aresya langsung merebahkan tubuhnya dikasur, ia memilih untuk tidur agar emosinya, rasa sakitnya, kesedihannya segera mereda.
××××
Sarah dan David dibuat terkejut dengan mendengar suara bantingan pintu kamar Aresya. Mereka berdua merasakan kekhawatiran terhadap Aresya.
David bangkit dari duduknya, ia berjalan menghampiri kamar Aresya. Ia sangat takut terjadi sesuatu dengan anak gadisnya itu.
Pintu rumah yang masih terbuka, membuat Alvin, Harry, Randi, dan Darren juga mendengar suara bantingan pintu itu.
Harry mengetuk pintu rumah Aresya beberapa kali, hingga akhirnya mereka diperbolehkan masuk.
"Astaghfirullah, kalian habis ngapain? Kenapa wajah kalian luka kaya gini?" tanya Bunda dengan penuh kekhawatir.
"Maaf, Bun."
"Mba Wati.." panggil Bunda.
Mba Wati yang mendengar namanya dipanggil langsung berlari menuju depan. "Iya Bu, ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A.C.F [Hiatus]
Teen FictionIni kisah tentang Aresya dan kehidupannya, Aresya dengan persahabatan dan keluarganya, serta kisah tentang cara mewujudkan suatu harapan sebelum sebuah penyesalan itu datang. "Saat lo ingin mencapai sesuatu, lo harus melampaui semua batasan batasan...