10. Kakak kelas

53 48 7
                                    

Selamat membaca !!
Semoga suka hehe ✌

=============================

Varo tadi sempat meminta izin untuk kamar mandi, namun tujuannya bukan ke kamar mandi melainkan menuju kelas Aresya.

Ia sudah mengintip setiap kelas yang ia lalui, sampai akhirnya ia sampai di kelas 10/ipa-2. Kelas ini tampak tak ada guru yang mengajar, karna itu ia memberanikan diri untuk melihat langsung dari depan pintu kelas.

Ia tidak menyangka, kelas yang sedari tadi berisik, secara tiba tiba menjadi hening hanya karna kedatangannya. Ia menatap setiap wajah siswa siswi kelas ini. Sampai akhirnya ia melihat Aresya di barisan belakang, duduk sambil memainkan handphonenya.

Varo langsung melangkahkan kakinya  berjalan masuki ke kelas ini, ia pergi menghampiri Aresya. Aresya dan Shafa tidak menyadari kehadiran siswa kelas 11 ini, mereka masih sibuk pada kegiatan masing masing.

Varo sudah berada disamping Aresya. Ia melihat Aresya saat ini sedang memakai earphone, ia berniat untuk melepaskan salah satu aerphone Aresya.

Namun, sebelum tangannya sampai pada aerphone itu, tangan Aresya sudah lebih dulu menahan tanggannya itu.

Sejujurnya, Aresya sudah menyadari kedatangan Varo sejak tadi, namun ia memilih untuk tidak peduli.

Shafa yang melihat kejadian barusan tentu kesal terhadap ketidak sopanan kakak kelasnya ini.

"Lo ngapaian sih ka?! Ga sopan banget deh jadi orang. Untung tangan Resya lebih cepet daripada lo."

Varo tampak tidak peduli dengan ucapan Shafa. Ia menatap Aresya yang tetap tenang duduk di bangkunya.

"Lo ikut gue sekarang!" Varo menggenggam tangan Aresya kemudian menarik Aresya menuju luar.

Aresya hanya pasrah ditarik seperti itu, untung saja saat ini masih disekolah. Kalau tidak mungkin saja tangan Varo sudah ia pelintir atau bahkan ia buat patah.

Alvin berdiri tepat didepan pintu kelas. Ia mencoba untuk menghalangi Varo yang ingin membawa pergi Aresya. Namun, tatapan mata Aresya seolah menyuruh Alvin untuk menyingkir.

"Minggir lo!" ucap Varo memerintah.

"Gak! Balikin dulu Echa ke bangkunya. Baru gue minggir!" balas Alvin. Ia tidak peduli dengan tatapan Aresya barusan.

Aresya malas rasanya harus menjadi pusat perhatian seperti ini. Apalagi terlihat saat ini, para siswi dikelas ini berbisik bisik entah itu membicarakan Aresya atau yang lain.

Alvin dan Varo tampak akan berkelahi, Ardi juga sudah bangkit dari duduknya untuk memisahkan kedua orang itu.

Aresya yang awalnya berada dibelakang Varo, kemudian melangkahkan kakinya ia menarik paksa Varo agar keluar dari kelas ini. Ia melewati Alvin begitu saja, menurutnya Alvin tidak perlu menjaganya sebegitunya.

"Sya!" panggil Alvin.

Aresya sedikit tekejut mendegar Alvin memanggil dirinya dengan kata itu, tidak seperti biasanya. "Gue ga akan lama Vin," balas Aresya tanpa membalikan tubuhnya.

××××

Aresya dan Varo kini sudah berada di lorong koridor yang sepi. "Ada apa?" tanya Aresya langsung.

"Minta maaf!!" suruh Varo tiba tiba.

"Buat apa?!" tanya Aresya bingung.

"Lo ga inget sama kelakuan lo kemarin?"

"Gue ga ngapa ngapain kemarin, jadi gue ga perlu minta maaf. Udah ya, gue sibuk." Aresya kemudian melangkahkan kakinya menjauh tanpa memperdulikan Varo.

A.C.F [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang