Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Choi Byungchan?"
Byungchan yang baru saja sampai di rumah sakit, terkejut saat namanya dipanggil ragu-ragu oleh seseorang. Namun, sedetik kemudian keterkejutan itu digantikan oleh senyuman manis.
"Ah, kak Minhyun? Atau harus aku panggil dokter Minhyun?"
Laki-laki bernama Minhyun itu tertawa kecil sembari menggelengkan kepalanya. "Panggil kak aja, jangan sungkan."
Byungchan mengangguk. "Kak Minhyun ada di stase terakhir ya? Sebentar lagi internship dong?"
"Iya, nggak kerasa juga. Rasanya baru kemarin liat kamu jadi peserta ospek, sekarang saya udah mau lanjut internship aja."
"Waktu emang nggak kerasa kak, apalagi kalo kakak menikmati tiap fase perkembangan kakak pas jadi anak Koass."
Minhyun terkekeh, tangannya ia masukan ke saku seragam jaga malamnya. "Kamu bener. Em, ngomong-ngomong kamu kesini mau jenguk siapa?"
"Aku mau jenguk Sejin, beberapa hari yang lalu dia kecelakaan dan terpaksa operasi caesar. Usia kandungan nya baru masuk 8 bulan, jadi bayinya masih di rawat intensif. Sedangkan Sejin mengalami koma karena kecelakaan itu. Kakak tau?"
Minhyun mengerutkan keningnya, barang kali ia lupa pernah ikut menangani kasus seperti itu beberapa hari lalu. Beberapa menit kemudian, ia menggeleng.
"Saya kurang tau sih, tapi beberapa suster di UGD sempat membicarakan soal bayi dan ibu nya yang mengalami kecelakaan. Mungkin itu teman kamu."
Byungchan mengulum senyumnya. "Aku khawatir, tapi juga bingung. Sejin bukan tipe orang yang mau nyetir kalau sendirian. Ke kampus aja selalu bareng Wooseok atau Yohan. Tapi, malam itu entah apa yang bikin dia mau keluar sambil nyetir mobil sendirian. Aku mau curiga terhadap apapun, lebih juga curiga sama kak Seungyoun, pacarnya Sejin. Tapi, aku nggak punya bukti apa-apa."
Minhyun memutar badannya yang semula duduk di samping Byungchan jadi menghadap laki-laki manis itu. "Memangnya apa yang bikin kamu curiga? Seungyoun itu nggak lari dan bertanggung jawab atas Sejin dan bayi nya kan?"
"Iya, dia bahkan orang yang pertama tahu soal kecelakaan Sejin. Padahal 5 bulan yang lalu, dia pergi seolah nggak kenal dan nggak berbuat apa-apa ke Sejin."
Tangan Minhyun terulur, mengusak rambut adik tingkatnya. "Semua orang bisa berubah jadi lebih baik atau lebih buruk. Mungkin dia udah menyesali semua perbuatannya dulu. Tinggal bagaimana respon Sejin soal kembalinya pacarnya itu." Minhyun menatap arlojinya. "Saya harus follow up, kamu nggak apa-apa ditinggal?" tanyanya.
