"Iya sebentar!" Byungchan terpaksa berteriak, dari dapur ia berlari kecil menuju pintu apartemennya karena terus-menerus belnya berbunyi.
"Pagi, Byungchan." Sapa orang itu ketika ia membukakan pintu.
Byungchan terdiam sesaat, ia ingin marah tapi rindunya pada laki-laki didepannya membuat dirinya malah memilih memeluk dibandingkan memaki.
"Kak Woo, kemana aja! Dari kemarin aku cariin, jahat ih!"
Seungwoo membalas pelukan Byungchan. "Aku sibuk bantuin papa, aku harus sering-sering nurut sama papa ku. Aku kan punya tujuan penting, demi kita, tau kan?"
Byungchan melepas pelukannya, mundur sedikit dari hadapan Seungwoo. "Kakak belum bahas soal..."
Seungwoo menggeleng. "Belum sayang, sekarang ini aku harus ambil hati papa dulu supaya dia setuju soal pembatalan perjodohan itu."
"Kamu masak ya? Masak apa? Wangi banget, aku jadi laper." Seungwoo mencoba mengalihkan pembicaraan karena Byungchan yang tiba-tiba diam.
"Oh iya kak, aku tadi lagi masak. Kakak belum makan?"
Seungwoo menggeleng, "Belum. Aku buru-buru tadi kesini, kangen kamu soalnya."
Byungchan menggandeng tangan Seungwoo. "Ya udah, yuk masuk kak. Aku siapin makanan buat kakak."
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
