Epilog

145 15 2
                                    

"Rapih banget kamu pagi-pagi gini, mau kemana?"

Anak perempuan berusia tujuh belas tahun itu berbalik badan, menatap sang ayah yang berdiri di depan pintu kamarnya, sebelum akhirnya kembali menatap dirinya pada pantulan cermin.

"Han Yemi, kamu nggak mau jawab Ayah?"

Remaja cantik itu berdecak pelan. "Aku sebel ah sama Ayah!" omelnya.

Yemi membenarkan letak kacamatanya, menghampiri ayah nya itu. "Ayah kan udah janji mau nemenin aku ke makam Bunda, Ayah nggak kangen Bunda?"

"Tapi dia bukan Bunda kamu, Yemi. Kenapa kamu nggak berhenti kesana sejak 9 tahun yang lalu?"

"Ayah," tegurnya. Yemi tidak suka membahas itu, sudah seringkali ia bilang. "Aku juga bukan anak Ayah kan? Sembilan tahun yang lalu, Ayah sendiri yang bilang kalo itu makam nya Bunda."

Yemi menarik ayahnya untuk duduk di sisi ranjang bersamanya. "Ayah, mungkin aku nggak tahu gimana Bunda. Nggak tau gimana wajah Bunda selain dari foto, nggak tau sifat Bunda, nggak tau seberapa sayangnya Bunda ke Ayah atau sebaliknya. Aku juga mungkin bukan anak kalian berdua."

Gadis itu berhenti sebentar, menarik nafas nya sebelum melanjutkan ucapannya. Di genggam nya tangan sang ayah.

"Ayah mungkin ngelakuin kesalahan di masa lalu, tapi Ayah udah bayar dosa Ayah itu dengan membesarkan aku. Bunda pasti ngirim aku kesana, bawain ayah daun pisang buat nemenin Ayah." Anaknya terkekeh mengingat kejadian itu.

"Jagain Ayah sampe sekarang biar Ayah nggak nyusul Bunda. Yemi mungkin bukan anak kandung kalian, tapi Yemi tahu Yah, Bunda sayang banget sama Ayah dan dia mau Ayah bahagia terus."

Seungwoo memeluk anak gadisnya, anak kecil yang menemuinya 9 tahun lalu di depan makam mendiang Byungchan. Dengan ucapan dewasanya di umur yang baru menginjak delapan tahun, Seungwoo memutuskan untuk mengangkat anak itu sebagai anak nya, memberinya nama Han Yemi dan memberi tahu kalau makam itu sebagai makam Bundanya.

"Jadi, Ayah tetep nggak mau ikut aku?"

"Maaf, Yemi. Ayah belum bisa."

Yemi mengangguk, ia mengerti. "Nggak apa-apa, Yah. Kita bisa kesana bareng lain kali, kalo gitu aku pamit ya, Yah."

"Hati-hati."

Yemi menyusuri jalan setapak dengan bouquet bunga matahari di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yemi menyusuri jalan setapak dengan bouquet bunga matahari di tangannya. Yang ia tahu dari ayahnya, bundanya adalah orang yang periang dan juga ceria. Banyak orang yang menyukai bagaimana sifat sang bunda. Maka dari itu Yemi menghadiahkan bunga matahari untuk Byungchan, lambang dari keceriaan. Jika ia bisa bertemu dengan Byungchan, Yemi yakin bunda nya adalah orang yang hangat dan dilihat dari fotonya laki-laki itu sangat manis. Memiliki lesung pipi yang sama dengan dirinya.

"Bunda, Yemi datang lagi..." Ia meletakkan bouquet bunga itu tepat di depan pusara sang bunda.

"Maaf, aku nggak berhasil bawa ayah kesini. Padahal aku tau kalian berdua pasti kangen." Yemi mengepalkan kedua tangannya, mulai berdoa untuk sang bunda.

Kating Ft SeungChan (Produce x Victon) | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang