Hello semuanya, apa kabar?
Langsung aja baca chapter ini ya, gass
Enjoy❤️
________Elle berdiri menunggu jemputan Om Arga asisten papanya, ia tidak pulang dengan Marco karena papa mamanya sudah pulang hari ini, jadi mulai nanti sampai 3 hari kedepan Marco tidak tinggal di rumah Elle.
"Elle, lo yakin nih gue tinggal sendirian?" tanya Jesslyn.
"Kita tungguin deh, itu kaki lo tambah bengkak, gak mau duduk dulu aja?" tanya Melody.
"Kalian pulang aja, Elle gue antar." Jayden tiba-tiba menghampiri mereka.
"Gak usah, Kak. Asisten papa udah mau datang."
"Om Arga? Lo gak dikabarin Elle? Dia gak bisa jemput lo ada urusan," jawab Marco.
"Ikut Jayden aja, Elle. Kaki lo tambah bengkak gitu," ucap Arka.
"Kan Kak Jayden bawa motor, gue naik taksi online aja," balas Elle.
"Siapa bilang gue bawa motor? Motor gue udah dibawa pulang sama supir gue. Sekarang adanya mobil." Jayden tersenyum ke arah Elle.
"Si Jayden sampai nyuruh supirnya antar mobil loh Elle, khusus buat lo," tambah Jenica.
"Gak usah, kok jadi maksa sih," balas Elle.
"Emang dari tadi gue kasih penawaran? Gue maksa kali, ini perintah jadi jangan di tolak. Kalau biasanya sih cowok di wattpad bakal bilang." Jayden mendekatkan tubuhnya ke Elle. "Gue gak suka penolakan."
"Astaga, ber-damage sekali," ucap Jenica.
Jangankan Jenica, Elle saja sudah ingin pingsan rasanya, jantungnya berdebar-debar. Pipinya memerah, ia berusaha menahan senyumnya.
"Lo pilih aja, mau gue gendong sampai mobil atau mobilnya yang gue bawa ke sini?"
"Mobilnya ke sini aja, Kak," ucap Elle.
Tak lama setelah itu, sebuah mobil Mercy bewarna hitam terparkir di depan Elle. Banyak anak yang memperhatikan mobilnya.
"Anjir, ganti mobil lagi?" tanya Arka.
"Ya lo gak usah heran, uangnya kan kayak buah, tinggal metik," ucap Marco.
"Lo juga sama," balas Edgar.
"Lo juga bego, kita semua sama," balas Emil.
"Mobil lo sekarang berapa, Den?" tanya Sergio.
"Main aja ke rumah gue kapan-kapan, lihat sendiri," ucap Jayden. "Let's go, Elle."
***
Elle sekarang sedang melakukan pemeriksaan, dokter awalnya melarangnya untuk ikut lomba lusa. Jayden bisa melihat raut wajah Elle yang sedih, ia berusaha meyakinkan sang dokter dan akhirnya Elle diberi obat anti nyeri dan paracetamol, karena terkadang mereka akan merasa meriang.
Jayden menebus obat Elle dan saat kembali ia melihat gadis itu meneteskan beberapa air mata dan mengajaknya kembali ke mobil.
"Kenapa Elle kok tiba-tiba nangis?" tanya Jayden.
Tak ada jawaban dari Elle, "Elle?" panggil Jayden sekali lagi dengan suara lembut.
"Gue takut jadi beban buat tim gue," balas Elle.
"Elle, lo gak mundur dari lomba itu aja pasti temen-temen lo udah bersyukur. Kenapa lo tiba-tiba gak percaya diri?" tanya Jayden. "Lo biasanya selalu percaya diri, gak pernah kayak gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Hearts
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] Jayden ingin sekali melindungi dan menyingkirkan segala mara bahaya yang ada di sekitar perempuan itu. Jayden tidak ingin melihatnya terluka. Sosoknya menyaratkan sebuah hal yang sangat berarti. Namun, apa yang harus ia lak...