part 19

0 1 0
                                    

    📚Selamat membaca📖

“Do itu bukannya Naya ya?” Aldo langsung melihat kearah yang ditunjuk oleh Devan dan ternyata benar Naya sedang bersama dengan Rena. Aldo dan Devan langsung menghampiri mereka.
    
“Naya...” Naya yang merasa dipanggil langsung menoleh pada asal suara itu begitupun juga dengan Rena.
    
“Aldo” pekiknya. Naya mulai khawatir karena Nadin akan segera kearahnya.
    
“Kok kamu ada disini sih? Duhh” ucapnya frustasi. Rena sambil mengawasi takut Nadin tiba tiba muncul.
    
“Lah kenapa? Sebenarnya yang nanyak itu aku, kenapa kamu ada disini? Tumben gak pamit bias.....” Nadin yang sudah mengarah ketempat Rena dan Naya, Rena langsung menyuruh Naya untuk segera membawa pergi Aldo dan Devan dari tempatnya sebelum Nadin memergoki mereka.
    
“Nay Nadin udah mau kesini cepat bawa mereka pergi,” ucap Rena takut. Naya langsung menarik Aldo dan Devan dari tempat itu.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun Naya langsung meninggalkan mereka, apalagi Aldo yang sedari tadi sudah menahan emosi.
    
“Lho ada masalah sama Naya Do?” tanya Devan.
    
“Nggak kok, dia takut kepergok Nadin mungkin”
    
“Tuh anak memang gak ada kapok kapoknya, yang sabar lho”

Devan menepuk nepuk bahu Aldo mencoba menenangkan melihat aura tidak nyaman dari Aldo.
    
“Gue selalu sabar ya Van, capek tahu kalau udah menyangkut Nadin dia sampai lupa sama gue gak ada kabar, gak ada pamit, ditelfon dirijec, dichat gak dibales. Capek tahu” kesalnya dengan meninggalkan Devan sendirian.
    
“Woy Do tungguin kayak cewek pms ajha lho” teriak Devan.
            *@*
    
“Lho datang dari mana ajha Nay?”
    
“Oh gue? gugue tad..” Naya yang merasa bingung Rena langsung menimpali ucapan Naya takut Nadin sampai curiga dengan gelagat Naya.
    
“Tadi Naya dikejar kejar anak kecil Din lihat tuh nafasnya ngos ngosan” timpal Rena mencoba mencairkan suasana.
    
“Ada da ajha lho Nay, yaudah yuk capcus” mereka langsung capcus menuju ke mal mumpung hari libur buat refresing untuk Nadin in the geng apalagi Nadin yang akhir akhir ini sangat membuatnya drop. Sampai di mal mereka langsung menuju ketempat alat aksesoris lalu menuju ketempat pakaian, tapi tiba tiba tanpa sengaja menabrak seseorang.
    
“Sorry sorry gue gak sengaja,” ucap seseorang itu sambil membantu belanjaan Naya yang berserakan dilantai dari saking keburu burunya Jaky tanpa sengaja memegang tangan Naya spontan mata mereka saling bertemu.
    
“Sorry sorry” Naya langsung melepaskan tangannya saat sadar siapa seseorang itu. “Jacky” Jacky langsung menoleh pada asal suara itu yang ternyata Nadin.
    
“Tumben lho sendirian? Biasanya lho selalu bareng-bareng teman tolol lho itu” cibirnya.

Jacky benar-benar geram dengan Nadin, Jacky masih tak percaya dengan Randy yang masih cinta  sama cewek yang mulutnya pedes amat.
    
“Lho kalau punya mulut itu dijaga jadi gak heran ya kalau Alvaro nolak lho mentah-mentah kelakuannya ajha udah bukan cewek baik-baik, dan gue ingetin lagi ya yang tolol itu lho bukan gue”
    
“Kenapa Cuma gue yang tolol? Dasar lho ya” Jacky langsung menahan tangan Nadin yang sudah melayang didepan wajah Jacky.
    
“Wajah gue terlalu mulus buat lho sentuh, dan satu lagi teman lho itu gak tolol cuman mereka itu tolol karena telah mau berteman sama lho”

Jacky tersenyum miring menatap Nadin sebelum dia benar benar pergi dia masih sempat tersenyum pada Naya.
            *@*

ALVERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang