part 35

0 0 0
                                    


📚Selamat membaca📖
    
     Suasana kantin kembali gaduh yang pastinya ulah Alvaro in the geng mulai dari menjaili bak Santi penjual kantin ditambah dengan Devan yang suka baperin cewek tidak tahu wajah Indah sudah merah padam melihatnya, lain dengan Aldo yang fokus dengan gamenya.
    
“Padahal ya masih kemarin sekolah bagai surga lah sekarang biang keroknya sudah masuk balik lagi deh sekolah kayak neraka”
    
“Lho gak capek Mel marah-marah mulu, lekas tua nanti lho”
    
“Gimana gue gak marah coba Dah? Kantin biasanya tentram sekarang malah ramai bikin gak selera buat makan” tiba-tiba kantin menjadi sepi bahkan Mely pun ikut terheran.
    
“Widih anak pelakor lagi bahagia kayaknya nih? Lebih tepatnya bahagia diatas penderitaan orang lain” Vera iku menoleh ke arah suara itu begitupun juga Indah dan Mely bahkan menjadi tontonan yang ada dikantin.
    
“Dia siapa Ver? Kenal lho?” bisik Indah ke telinga Vera. Vera mengangguk dia kefikiran dengan Randy sepupu Alvaro yang dimaksud Devan.
    
“Kalau gak salah dia Randy sepupunya yang punya masalah sama Alvaro” Indah kembali melihat ke arah Alvaro, Vera mulai was-was Alvaro akan terpancing dan akan membuat keributan di sekolah.
    
“Gak usah sok songong lho, anak pelakor juga atau mungkin memang sudah keturunan ya? Diam-diam menghanyutkan” pandangan Alvaro bertemu dengan mata Vera, Alvaro bisa merasakan ketenangan tapi Alvaro paham maksud tatapan dari Vera.
    
“Lho gak tahu malu ya? Sudah tahu penyusup ke sekolah orang masih cari gara-gara” Randy malah menertawakan Devan.

“Lama-lama gue bogem lho ya” semua yang ada dikantin tercengang melihat aura seram dari Devan apalagi indah. Aldo segera menahan bahu Devan yang sudah tersulut emosi.

“Bro lho gak usah kotorin tangan lho pada manusia yang kotor, tahan emosi jangan sampai lho terpancing”

Bukkkk...

Aldo tersungkur mendapat serangan mendadak dari Jacky bahkan semua yang ada disana juga ikut menjerit. Devan membantu Aldo berdiri Alvaro menghampiri Randy.
    
“Sudah tahu penyusup masih ajha cari gara-gara, dan ingat masalah lho sama gue bukan sahabat gue”

Bukkkk...

Bukan Randy yang tersungkur tapi Jacky.
    
“Impas kan? Lho nyerang sahabat gue” Randy langsung membantu Jacky sedangkan Alan cuek-cuek saja bahkan dia hanya fokus menatap Indah.
    
“Gue masih menjadi penyusup disekolah orang dari pada nyokap lho penyusup dikeluarga orang lain, gak malu lho punya nyokap pelakor? yang tidak pernah punya harga diri dan rasa malu?”

Bukkkk...

emosi Alvaro tidak lagi bisa ditahan aura bengisnya keluar. Bahkan anak-anak yang ada disana takut untuk mendekati melihat aura Alvaro dan Randy yang sangat menakutkan.
    
“Seburuk apapun nyokap? Gue gak pernah malu, dan lho jangan sok tahu menilai nyokap gue, apa bedanya denga lho yang ngemis-ngemis cinta sama Nadin? Harga diri lho kemana? Makanya bercermin sebelum berucap” Randy rasanya benar-benar malu apalagi ditonton semua orang. Alvaro yang ingin berbalik tangannya kembali dicekal dan memukul tanpa ampun.
    
“Stop...” Randy menghentikan pukulannya dan menatap suara lantang itu, Indah dan Mely saja bingung padahal tadi Vera masih ada ditempatnya tapi kenapa mlah sudah ada di depan. Alvaro membelalakkan matanya melihat Vera sudah beradapan dengan Randy.
    
“Mau ngapain lho? Mau jadi pahlawan kesiangan?”
    
“Lho kalau punya masalah sama Alvaro selesain diluar bukan kesekolah mengganggu ketenangan disini saja” Vera menatap Randy seakan ikut menantang. Randy tersenyum sinis.
    
“Pemberani, gue suka cewek kayak lho” sambil memegang dahu Vera tapi hal itu tidak berselang lama Alvaro langsung menepis tangan Randy dengan kasar.
    
“Jangan berani-berani lho sentuh gadis gue dengan tangan kotor lho itu”
    
“Dibayar berapa lho sampek mau jadi pacar Alvaro? Atau lho ngasih tubuh lho ya?” Alvaro langsung memukul Randy tepat diperutnya hingga sang empu meringis kesakitan.

“Jangan samakan gue dengan lho dan jangan samakan Vera dengan Nadin, karena Vera jauh lebih berharga dari pada pacar lho itu” Randy kembali memukul Alvaro tapi bukan Alvaro yang tersungkur melainkan Vera.
    
“Bangun Ver? Ngapain lho nolongin gue sih?” Alvaro bangkit dan menatap Randy bengis.

“Jangan pernah sentuh  dia apalagi sampai terluka, kalau sampai ada apa-apa dengan Vera nyawa lho taruhannya,” Randy langsung pergi.
    
“Ngapain kalian masih disini? Bubar” bentaknya. Dan langsung membopong Vera ke uks dikuti dengan sahabat-sahabatnya.
    
“Dah tolong jagain Vera dulu, gue masih mau keruangan pak Roby”
            *@*

ALVERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang