📚Selamat membaca📖Akhir-akhir ini hidup Vera selalu didampingi Alvaro dalam keadaan susah ataupun senang, Vera memang sangat sulit untuk memprediksi tentang perasaannya sendiri.
Waktu tiga bulan memang sangat cepat untuk menentukan perasaan tetapi rasa nyaman itu yang membuat Vera merasa aman saat didekat Alvaro. Tidak bisa dipungkiri Vera telah jatuh cinta pada Alvaro.
“Lho kenapa Ver?” ucap Mely dan Indah bersamaan. Spontan Vera menoleh pada kedua sahabatnya itu.“Gue ngerasa ada yang aneh sama lho? Ada yang lho pikirin?” Mely merasa ada yang sedang Vera pikirin, sedari tadi melamun tidak jelas sambil mengecek handpone nya ulang-ulang.
“Iya Ver sedari tadi gue perhatiin lho melamun ajha”
“Enggak kok gak apa-apa, gue ngantuk nih kalian gak ngantuk” Vera segera memberi alasan sebelum kedua sahabatnya itu curiga dengan apa yang difikirkan, apalagi Mely yang jelas tidak suka dengan Alvaro.Mely yang memang sudah ngantuk ikut berbaring didekat Vera begitupun juga dengan Indah.
Meski matanya terpejam tapi pikirannya selalu tertuju pada Alvaro, perlahan-lahan Vera bangun supaya tidak mengganggu tidur Mely dan Indah.
“Ada apa sebenarnya ya sama Alvaro? Kenapa perasaannya gue sedari tadi tidak enak” gumamnya dalam hati.Vera bangkit dari tempat tidurnya menuju balkon kamarnya.
“Lho gak bisa tidur Ver?” Vera terperanjat kaget dengan kehadiran Indah yang secara tiba-tiba, Indah dengan dengan santainya ikut duduk disamping Vera.
“Sumpah lho bikin gue jantungan Dah?” Indah tertawa renyah.
“Jangan dong, kalau lho jantungan gue yang dipenggal hidup-hidup sama Alvaro” seketika raut Vera mmenjadi masam.Apalagi mengingat Alvaro yang tidak ada kabar sama sekali. Indah beralih pada langit yang menurutnya sangat cantik ditambah udaranya yang sedikit dingin.
“Lho khawatir sama Alvaro karena gak ada kabar ya Ver?” Vera terperanjat. Indah dengan cepat dapat mengetahui pikirannya.
Serasa cukup menatap langit Indah menoleh pada Vera,
“Lho kalau sama gue gak usah ada yang ditutup-tutupin Ver, sudah berapa kali lho melibatkan gue dalam hubungan lho? Kita berteman udah lama dan gue paham betul sifat lho” Vera ikut terhanyut menatap langit tapi dia masih mendengar curahan Indah yang sangat nyata itu.
“Lho bukan cewek yang gampang menerima teman cowok dalam hidup lho, apalagi dengan beraninya lho berbohong pada tante Velin hanya untuk menemui Alvaro, dan tak lupa melibatkan gue.” Vera tersenyum masam, cerita Indah sangat benar. Ketika Alvaro butuh, Vera selalu ada begitupun juga dengan Alvaro yang selalu ada juga tapi jangan lupa alasannya selalu pergi kerumah Indah.
“Sorry Dah, gue gak bermaksud melibatkan lho tap...” Indah langsung menimpali ucapan Vera.“Lho tenang ajha gue gak masalah, selagi lho bahagia gue juga bahagia. Kalian itu unik, sama-sama gengsi buat ngungkapin perasaan,dan salahnya lagi lho selalu menganggap perkataan Alvaro lelucon”
“Gue gak tahu Dah yang penting gue merasa nyaman kalau dekat sama Alvaro, gue Cuma nunggu Alvaro ngungkapin perasaan seriusnya sama gue” Indah mengangguk paham.“Kenapa malah melow gini sih? Lho kenapa bangun Dah? Tidur lho ke ganggu karena gue ya?”
“Nggak kok, gue Cuma kefikiran sama seseorang...”Flasback on
“Tuh buku kenapa tinggi banget ya?” Indah mencoba menggapai buku yang dicarinya itu tapi badannya terlalu kecil. Akhirnya ada seseorang yang mengambilkannya.
“Makanya tinggi itu keatas” spontan Indah menoleh dan yang ternyata Devan.
“Tapi tunggu, gue jadi heran sama lho Dah? Lho itu gak tinggi tapi juga gak gemuk padahal kalau lho makan dikantin porsinya lumayan” bukunya masih berada di tangan Devan.
“Udah ngehinanya? Mana buku gue” dengan sigap Indah merampas dari tangan Devan dan kabur.Tapi dari arah berlawanan dua anak kecil sedang berlari-larian bertepatan dengan Indah yang sedang berlari sambil mengejek Devan, dan pastinya Indah tidak mengetahui keberadaan anak kecil itu.
“Indah awas...” Devan segera berlari menuju Indah, jangan sampai mereka saling bertabrakan. Indah dan Devan dalam keadaan berpelukan mata mereka saling bertemu yang pastinya hati mereka berlomba-lomba.Apalagi Devan yang sudah lama tidak pernah merasakan debaran dalam hatinya serasa perasaan itu muncul karena seorang Indah.
“Maaf ya kak aku gak sengaja hampir buat pacar kakak jatuh” Indah yang merasa ada orang lain kecuali Devan langsung melepaskan pelukan dari Devan.
“Sekali lagi maaf ya kak adik aku ini memang bandel,” ucap anak kecil satunya mungkin itu kakaknya. Devan berjongkok didepan dua anak kecil itu.
“Gak apa-apa pacar kakak juga bandel kayak kamu suka main kejar-kejaran, tapi lain lagi hati-hati ya jangan jadi anak yang bandel” dua anak kecil itu tersenyum mengangguk dan pergi dari hadapan Devan.
“Lho apa-apaan sih Van bilang gue pacar lho, bilang bandel suka main kejar-kejaran lagi, itu juga karena lho, tadi itu cukup lho teriak gua bakal berhenti dan gak bakalan nabrak anak kecil itu tadi”Devan tersenyum menatap Indah yang menurutnya gemas. Ternyata dibalik kepolosannya itu ada hal yang tidak pernah diketahui Devan. Meskipun satu bangku disekolah Indah lebih suka menyibukkan dengan mendengarkan musik. Earphone nya yang dibawa kemana-mana kemana-mana menjadi teman sejatinya.
“Lho sendiri kan kesini? Yaudah bareng gue ajha gue sendiri” Indah yang ingin membantah ucapan Devan segera membisikkan sesuatu ke telinga Indah.
“Lho ternyata cerewet juga malah melebihi Mely, tapi gue suka kalau lho cerewet cuma didepan gue, tambah cantik” Indah mati kutu didepan Devan. Dengan santainya Devan merangkul Indah menuju kasir.Flasback off
Vera sedikit kaget mendengarkan cerita Indah dan apalagi mendengar Indah jatuh cinta pada seorang Devan yang bobrok. Memang sih kelakuan Alvaro tidak jauh berbeda dengan Devan, tapi Alvaro masih sedikit waras tidak seperti Devan.
“Kenapa lho bisa jatuh cinta sama Devan?” Indah menerawang mencoba memberi jawaban yang logis untuk Devan sambil menatap pada indahnya langit.
“Gue sudah lama tidak merasakan debaran itu Ver, semenjak hal itu menimpa gue sampai gue membenci laki-laki, tapi Devan berhasil membuat gue kembali merasakan debaran itu.” Vera ingat betul kejadian itu. Dimana Indah hampir diperkosa pacarnya sendiri karena tidak bisa menuruti kemauan sang pacar.
“Gue Cuma jatuh cinta sama Devan Ver,gue juga gak tahu kenapa bisa langsung percaya gue gak tahu apakah gue masih bisa percaya atau tidak pada sosok laki-laki sekali pun itu bukan Devan” Vera menepuk bahu Indah pelan, mencoba untuk menguatkan sang sahabat.
*@*
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVERA
Fiksi RemajaALVARO SYAHRENDRA semenjak ke2 orang tuanya memilih bercerai dan nyokap nya yang memilih dengan dunianya sendiri, tidak ada lagi kasih sayang Alvaro rasakan membuat Alvaro sangat membenci sosok perempuan, tapi karena sebuah accident Alvaro di...