📚Selamat membaca📖
Vera merengut kesal membaca isi chat dari Alvaro yang sama sekali tak bermutu dan hanya mengganggu konsentrasi belajarnya. “Apaan sih Alvaro ganggu gue ajha tapi unik sih tuh cowok selalu membolak balikkan mood gue” gumammnya
“Siapa yang suka membolak balikkan mood nya anak papa ini”Vera sedikit terlonjak dengan kehadiran papanya yang secara tiba tiba, spontan Vera langsung menyembunyikan handpone nya.
“Gak usah disembunyiin sayang papa paham kok lagian papa juga pernah muda kok”
“Iiiihh papa apa apaan sih, nggak itu tadi Indah dan Mely ada ada jha di grup”
“ Kamu ini Vera kalok sama papa gak usah disembunyiin kalok cowok yang tadi pagi papa dukung kok dia meski sedikit agak berandal tapi sopan banget, dan kelihatannya anak baik kok ditambah ganteng lagi seperti papa waktu masih muda gitu”Vera tersenyum mendengar ucapan papanya rasanya bahagia banget bisa bercanda ria lagi dengan papanya ya meskipun topiknya tentang Alvaro.
“Papa apaan sih Alvaro itu cuman sebatas temen gak lebih”
“Kamu gak sadar tadi dari saking paniknya sampek meluk meluk gitu” Vera rasanya sangat malu apalagi melihat senyum papanya yang sangat sulit tuk diartikan.
“Apalagi papa baru kali ini lho lihat kamu se care itu sama cowok” Vera terdiam. Dia juga baru sadar hanya Alvaro yang bisa membuatnya care sama cowok, dari dulu Vera sama sekali enggan untuk berurusan dengan namanya cowok.
“Kalau emang kamu pacaran sama tuh cow...”
“Pacaran....?” Vera dan papanya langsung menoleh pada suara itu yang ternyata mamanya. Vera memijit pelipisnya papa dan mamanya datang secara tiba tiba semua membuat Vera terheran heran.
“Kamu pacaran Vera? Ingat sekolah dulu buat bangga orang tua baru nanti kalau udah waktunya baru pacaran”
“Enggak kok ma Vera gak pacaran” elaknya.
“Kalau anak sekarang itu ma udah biasa pacaran apalagi satu sekolah kan bisa buat jadi semangat untuk sekolah,” ucap papanya santai.
“Papa gimana sih kok malah ngajarin anaknya yang gak bener”
“Papa kalau sama mama terus terus berdebat gimana Vera mau belajar” orang tuanya yang mengerti ucapan anaknya itu langsung berlalu dari kamar Vera tapi sebelum benar benar pergi papanya masih sempat sempatnya menjahili Vera.
“Papa dukung kalau kamu sama Alvaro masalah mama mah urusan papa,” ujarnya seraya mengedipkan matanya.Vera hanya membalasnya dengan tersenyum. Sifat ke 2 orang tuanya memang sangat berbeda.
“Hahahahahaha gemes deh” Aldo dan Devan yang mendengarnya hanya saling pandang tak mengerti.
“Woyyy lho chattan sama siapa sampai kayak orang gila senyum senyum gak jelas” beruntungnya hp yang dipegang oleh Alvaro tidak terjatuh, suara Devan benar benar mengejutkan.
“Ya elah ngaget ngagetin lho pada, untung gue gak punya penyakit jantung”
“Alay... udah deh gak usah mengalihkan pembicaraan”
“Sama Vera emang ada apa sih”
“Bukannya ada apa! tapi lho dari tadi senyam senyum sudah persis orang gila” Alvaro hanya cengengesan entahlah semenjak Vera hadir dalam hidupnya semuanya serasa berubah serasa hidupnya lebih berwarna.
“Kalau hubungan lho sama Naya gimana Do,” tanya Alvaro. Aldo menghela nafas memang sih hubungannya sama Naya lancar lancar saja cuman sampai sekarang Naya masih tidak mau terang terangan tentang hubungannya pada Nadin mau tidak mau Aldo harus menghargai pendapat Naya.
“Ya gitu deh kita tetep bake street, kalian tau sendirilah Nadin” bukan hanya Aldo sih tapi Alvaro juga tak habis pikir sama Nadin yang sangat egois padahal Naya itu sahabatnya sendiri.
“Tunggu Do emang kalau sampek hubungan lho sama Naya ketahuan Nadin tuh anak mau ngapain?,” tanya Devan.Devan memang sedikit geser otaknya tapi ada waktunya kalau masalah yang serius dia malah lebih serius dari yang serius.
Dan apalagi kalau masalah tentang sahabatnya kalau ada orang orang yang mengganggu sahabatnya, Devan tidak akan tinggal diam, bahkan masalah karatenya lebih ahli dari Alvaro dan Aldo.
“Kalau kata Naya sih dulu pernah ada perjanjian gak ada yang boleh pacaran sebelum Nadin mendapatkan cinta Alvaro, ya gitu deh”Alvaro dan Devan sedikit tercengang hanya karena keobsesiannya dengan Alvaro Nadin sampai mengorbankan kebahagiaan sahabatnya sendiri.
“Tuh anak memang setres kalik, tapi jangan salahkan Nadin sih..”
“Apa? Masih cinta lho sama Nadin” tandas Aldo
“Apaan sih kalok orang ngomong jangan dipotong makanya, maksud gue tuh jangankan salah Nadin tapi emang pesona seorang Alvaro membuat meleleh para wanita,” ucap Devan dengan sok alay nya baru saja sebentar waras malah balik lagi sifat gesreknya. Tapi Alvaro dan Aldo kembali menatap Devan curiga.
“Tapi kecuali Vera. Ya meskipun sekarang udah sedikit akrab sih tapi tuh cewek unik deh jarang lho Al ada cewek seperti dia ya meskipun sedikit lugu sih, ya kalau lho gak mau bisa kasih sama gue Al apalagi gue sudah bosen nih jomblo,” ujar Devan santai. Sedangkan Alvaro sudah mendidih mendengar penuturan dari Devan.
“Sebenarnya sebelum berbicara lho koreksi diri sendiri deh Van, emang Vera mau sama lho”
“Awas lho kalok macam macam sama Vera, gak ada yang boleh menyentuh Vera siapapun itu terutama lho”
“Widih posesif amat bro, udah jelas nih perasaannya sama Vera? Masih ingat dong pastinya dengan ucapan lho waktu itu” Alvaro langsung ingat dengan ucapannya saat cerita waktu lalu itu. Devan dan Alvaro baru sadar kalau sedang dijebak oleh Devan.
*@*
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVERA
Genç KurguALVARO SYAHRENDRA semenjak ke2 orang tuanya memilih bercerai dan nyokap nya yang memilih dengan dunianya sendiri, tidak ada lagi kasih sayang Alvaro rasakan membuat Alvaro sangat membenci sosok perempuan, tapi karena sebuah accident Alvaro di...