📚Selamat membaca📖
Alvaro dan Devan masih setia menunggu Aldo yang mencoba menyelesaikan masalahnya dengan Naya. Mereka sudah paham dengan perkataan Aldo yang menyuruhnya untuk mengawasi Aldo takut sampai hilang kendali pada Naya.
“Do aku minta maaf, kamu tahu sendirikan Nadin kayak apa? Kalau aku main handpone didekat Nadin dia bakal curiga, aku mohon kamu bisa ngerti kan Do” tangan Naya sedari tadi tak kunjung lepas dari tangan Aldo tapi Aldo lalu melonggarkan genggaman Naya. Naya mengernyit heran.
“Kapan aku gak ngertiin kamu Nay? Aku selalu ngertiin kamu tapi setidaknya kamu kabarin aku biar aku gak khawatir, kamu tahu saat kamu narik aku waktu lalu dan kamu pergi gitu ajha tanpa mengucapkan sepatah katapun aku jadi ngerasa kalau aku pacar yang tak dianggap. Aku selalu mengutamakan kamu Nay sedangkan kamu selalu menomor duakan aku sebenarnya aku pacar kamu atau simpanan kamu sih?” Aldo langsung to the point. Dia benar-benar sudah muak dengan semuanya apalagi yang bersangkut paut dengan Nadin. Naya dibuat terbungkam dengan semua ucapan Aldo karena yang diucapkan Aldo sangatlah benar. Tapi bukannya Naya ingin egois tapi Naya tidak ingin kehilangan sahabatnya ataupun Aldo ya meskipun Nadin tak sebaik yang mereka kira Nadin sahabatnya sedari kecil.
“Kenapa kamu diam Nay? Jawab dong” sedari tadi Aldo sudah menahan untuk tidak sampai menyakiti Naya, tapi dia sudah melanggarnya Naya telah menangis dan itu karena bentakan Aldo. Karena selama pacaran Aldo tidak pernah sekalipun Membentak ataupun memarahinya. Aldo mengusap wajahnya gusar, ego dan hati memang tidak pernah bisa menyatu.
“Aku capek tahu Nay terus-terusan kayak gini kamu nyuruh aku ngerti sedangkan kamu sendiri gak pernah mau ngertiin aku. Terus siapa yang salah? Aku yang salah? Letak kesalahan aku dimana? Aku kurang sabar apa Naya? Bicara Naya kamu punya mulut kan?” bentaknya lagi. Naya hanya terdiam dan mengeleng-gelengkan kepalanya. Sedangkan disisi lain sedari tadi Alvaro menahan Devan yang ingin menghampiri Aldo yang ngebentak Naya terus-terusan.
“Al lho tahu kan Aldo nyuruh kita ikut itu untuk apa? Dia udah kelewat batas bahkan dia sudah nyakitin Naya, lho gak lihat Naya udah nangis dari tadi dan itu gara-gara Aldo” Alvaro tetap menahan Devan yang masih kukuh untuk ngelerai Aldo. Alvaro paham dengan Devan yang merasa tidak tega dengan Naya tapi Alvaro percaya Dengan Aldo.
“Lho tenang dulu Van dan percayakan itu semua Aldo” Devan sedikit tenang mereka kembali pada Naya dan Aldo. Aldo sudah berdiri didekat Naya yang masih saja tetap menunduk.
“Kalau kamu masih belum juga diam Nay, lebih baik kita akhiri ajha hubungan yang tak pernah kamu anggap ini” tukasnya. Naya sudah benar-benar muak kali ini, dia beranikan diri sebelum Aldo sudah jauh dari pandangannya. Aldo menghentikan langkahnya serasa ada pergerakan dari belakang.
“Segampang itu kamu mengakhiri hubungan kita Do? Kamu selalu berasumsi sendiri tidak pernah mau mendengarkan ucapanku dulu. Aku perjuangin kamu tapi kali ini kamu malah menyerah. Bahkan meskipun Rena bilang bahayanya kalau hubungan ini sampai Nadin tahu aku bertekad menerima konsekuensinya meskipun itu aku harus kehilangan sahabatku sendiri, aku tahu Do aku memang egois karena tidak pernah mengutamakan kamu tapi kamu tahu aku cinta sama kamu dan tidak ingin kehilangan kamu begitupun juga dengan Rena dan Nadin, karena dia sahabat aku yang selalu ngedampingi aku masih dari nol” air mata Naya sedari tadi terus mengalir dan kali ini Aldo yang dibuat terbungkam dengan ucapan Naya, Alvaro dan Devan pun juga ikut terdiam. Naya mencoba mengatur nafasnya yang naik turun.
“Kamu gak tau Do sekalut apa aku saat memikirkan suatu hari nanti kalau hubungan kita sampai Nadin tahu, teman aku hanya mereka berdua aku sulit punya teman karena aku yang pendiam tapi hanya Rena dan Nadin yang bisa nerima aku yang lugu sebagai sahabatnya karena itu alasannya Do kenapa aku tidak ingin kehilangan sahabatku, meskipun Nadin terkadang suka semena-mena sama aku, dan kamu juga cowok bodoh yang telah suka sama Naya yang lugu dan CULUN” Naya sedikit menekan kata culunnya. Aldo langsung menghampiri Naya dan memeluknya saat Naya sudah terduduk ketanah. Alvaro dan Devan ikut bahagia melihatnya. Alvaro yakin Aldo sangat mencintai Naya dia hanya sebatas marah.
“Maafin aku Nay aku gak bermaksud buat kamu kayak gini, aku Cuma marah karena kamu selalu mengutamakan Nadin, dan aku merasa pacar yang tak dianggap” Aldo melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Naya dengan ke2 tangannya sambil mengusap sisa air matanya.
“Aku tadi Cuma marah Nay maaf udah nyakitin kamu udah ngelanggar janjiku dulu, sekarang jangan ada yang disembunyiin lagi dan aku akan lebih ngertiin kamu aku minta maaf” Naya tersenyum dan membalas genggaman Aldo.
“Aku juga minta maaf Do karena udah gak ngertiin kamu, jangan pernah tinggalin aku” lirihnya. Aldo tersenyum mengangguk. “Aku janji Nay kita kembali berjuang ya sayang”
*@*
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVERA
Dla nastolatkówALVARO SYAHRENDRA semenjak ke2 orang tuanya memilih bercerai dan nyokap nya yang memilih dengan dunianya sendiri, tidak ada lagi kasih sayang Alvaro rasakan membuat Alvaro sangat membenci sosok perempuan, tapi karena sebuah accident Alvaro di...