part 41

0 0 0
                                    

📚Selamat membaca📖

Kejadian itu masih saja Aldo ingat mungkin dia bisa dibilang egois karena tidak ingin lebih dulu menanyakan langsung pada Naya dan malah mendiamkannya tapi Aldo terlanjur kecewa dan telah melihat dengan matanya sendiri.
    
“Tumbenan lho ngajak kesini? Lagi galau lho” Alvaro ikut melempar kerikil ke sungai.
    
“Lho ada masalah sama Naya Do? Nggak di sekolah, disini diem saja, atau jangan-jangan lho sariawan ya?” Alvaro menggeplak Devan sudah tahu Aldo lagi tidak baik-baik saja malah bercanda, memang sih tuh anak bobroknya gak ketulungan kecuali kalau sudah sama Indah baru menjelma laki-laki sungguhan.

Devan menyenggol lengan Alvaro untuk segera pergi dari sana, Alvaro yang paham maksud Devan langsung pergi sengaja memberi waktu buat Aldo dan Naya.
    
“Kamu kenapa chat aku kok gak di bales? Dm aku juga gak di balas aku telfon juga di rijec untung aku tanyak ke Devan, aku ada sesuatu sama kamu” Naya sudah tidak sabar ekspresi Aldo saat melihat kado dari Naya.
    
“Apaan?” cuek dan jutek itulah ekspresi Aldo, Naya bisa memahami mungkin Aldo sedang punya masalah. Naya langsung memberikannya tapi Aldo ke ingat dengan kejadian yang kemarin tanpa melihat apa isinya Aldo membuang barang itu, bukan hanya Naya yang kaget tapi Devan dan Aldo yang sedang mengintip mereka juga ikutan terperanjat. Dengan berat hati Naya kembali mengambil barang itu.
    
“Kamu apa-apaan sih Do kalau kamu punya masalah sama teman kamu jangan lampiasin ke aku dong” Aldo mendekat menatap Naya sambil tersenyum miring.
    
“Aku masih bisa maklumin kalau kamu nyembunyiin hubungan kita tapi kalau kamu selingkuh dibelakang aku? Aku gak bisa, aku kurang apa sih Nay buat kamu sampai kamu selingkuh dengan Jacky yang jelas-jelas musuhku” Naya menatap Aldo tidak mengerti buat apa dia selingkuh? Satu saja dia sembunyi dari Nadin apalagi dua tapi tiba-tiba Naya teringat kejadian kemarin saat Jacky tidak sengaja menabraknya saat membelikan baju untuk Aldo.
    
“Kamu salah paham Do kemarin itu...” Aldo langsung menimpali perkataan Naya.

“Cukup Nay aku lihat sendiri kemarin dengan mata kepala aku sendiri, kamu masih mau mengelak? Aku gak nyangka ya kamu bakal ngelakuin ini semua di belakang aku ternyata kamu sama saja dengan Nadin tidak ada bedanya” sudah cukup Aldo mengatakan yang sama sekali tidak benar, Naya paham dengan sifat Aldo yang seperti ini Indah sama sekali tidak tersinggung tapi Indah tidak suka dengan Aldo yang suka berasumsi sendiri.
    
“Cukup, aku capek kamu selalu berasumsi sendiri seperti ini Do, kemarin itu tidak seperti yang kamu lihat seharusnya kamu tanya dulu sama aku bukan malah berprasangka yang tidak-tidak, jangan pernah anggap aku seperti Nadin kita beda, dan lho harus tahu aku beli baju ini khusus kamu dan buang jauh-jauh pikiran buruk kamu itu, bukan hanya orang jahat yang bisa jahat orang baik pun bisa jangan sampai ucapan kamu itu jadi kenyataan Do” Naya melemparkan barang itu pada Aldo.

Sebenarnya ucapan itu hanya secuil kata asal-asalan tidak mungkin Naya bisa sesadis Nadin nyalinya terlalu ciut kalau berurusan dengan hal itu, Naya yang terduduk dipinggir jalan pikirannya kacau dia tidak suka Aldo yang pemarah.
    
“Naya? Ngapain lho duduk di pinggir jalan kayak pengemis saja lho” Naya sedikit kaget dengan keberadaan Jacky namun karena keadaannya yang sedang kacau tidak ada niatan membalas pertanyaan Jacky.
    
“Ok kalau lho emang gak mau jawab tapi kayaknya ada bau-bau galau nih? Bolehlah kalau mau cerita”
    
“Gue mau sendiri mending lho pergi saja deh” Jacky paham Naya sedang ada masalah karena kelihatan banget dari wajahnya yang sendu ditambah sifatnya yang judes setahunya selama ketemu Naya selalu tersenyum dan lembut.
    
“Gue bukannya sok care cuman gue gak bisa ninggalin sendirian disini”
    
“Mending pergi deh ngapain sih kesini”
    
“Gue bukan penguntit ya? Gue cuman gak sengaja lihat lho karena ini kawasan gue kalau gak percaya itu apartemen gue” Naya menoleh dan benar dari kacaunya dia sampai lupa kalau ini area apartemen Jacky dan jangan lupakan apartemen Randy yang dijadikan markas mereka.
    
“Hidup itu memang banyak ujiannya dan masalah pasti akan ada tapi menurut gue kalau semakin di pendam sendiri akan terasa rumit, gue gak bakalan bocorin deh” Jacky menunjukkan dua jarinya berbentuk V yang berarti berjanji.
    
“Sebenarnya gue pacaran sama Aldo dan Nadin tidak tahu masalah ini, gue berantem sama Aldo dan itu karena lho, dia ngelihat kita kemarin saat bertabrakan dia berpikiran gue selingkuh sama lho” Naya sudah bosen menutupi ini semua meskipun nanti Jacky akan melaporkan ini semua pada Nadin, Naya sudah siap. Berani bertindak harus berani bertanggug jawab.

Rasanya Jacky seperti di sambar petir dia pertama kali jatuh cinta dari sekian tahun dia move on dari mantan pacarnya namun kenyataan tidak seperti yang di bayangkan ternyata perempuan yang di taksirnya sudah punya pacar dan itu musuhnya sendiri.
    
“Sorry Nay gue gak bermaksud...”
    
“Bukan salah lho juga, ini karena kesalah pahaman saja kalau Aldo benar percaya sama gue dia bakalan cari tahu yang sebenarnya bukan malah menuduh yang tidak-tidak,” ucap Naya sendu. Jacky memang Nakal dan bahkan musuh bebuyutan Aldo tapi dia tidak se jahat teman-temannya lebih baik mundur dari pada harus merusak kebahagiaan orang lain.

Alan pendiam bahkan termasuk paling baik dari Randy dan Jacky tapi ternyata di balik pendiamnya kelakuannya tidak jauh beda dengan Randy.
    
“Gue sudah capek ngejalanin hubungan secara back stret, gue cerita ke lho berarti gue sudah siap kehilangan sahabat gue” Jacky menoleh pada Naya yang sedang meratapi nasibnya.
    
“Maksud lho gue bakal beberkan hubungan lho sama Nadin? Sejahat itu gue dimata lho Nay? Lho tenang ajha gue bakal bantuin lho baikan sama Aldo” Naya menatap Jacky menyelidik.

“Lho mau ngapain? Udahlah ini urusan gue gue gak mau nantinya lho malah berantem sama Aldo yang ada makin panjang urusannya”
    
“Lho gak usah khawatir, tunggu gue gak paham maksud lho tadi siap kehilangan sahabat, maksudnya?”
    
“Dulu waktu Nadin putus sama Randy dia pernah buat perjanjian jangan sampai ada yang punya pacar sebelum Nadin pacaran sama Alvaro”
    
“Cewek gila memang” lirihnya. Jacky mulai menimbang perkataan Naya kalau memang yang di katakan Naya benar, berarti Randy salah paham dengan Alvaro dan apa yang di katakan Alvaro berarti benar. Fix ini memang kesalah pahaman. Tapi Randy tetap Randy meskipun Jacky akan mengatakan yang sebenarnya pada Randy yang ada bukannya percaya tapi yang jadi sasaran kemarahan Randy.
             *@*
 
   Jacky memang menunggu Alvaro in the geng keluar sekolahnya dan mengikuti mereka dari belakang, Devan yang merasa ada yang sedang mengikuti dari belakang semakin mempercepat dan juga menginterupsi pada Alvaro.
    
“Al kayaknya ada yang ngikutin kita deh” ucapnya sedikit kencang, Alvaro menoleh kebelakang dan ternyata benar Alvaro mengenali siapa dibalik helm ful face itu.

“Jacky” gumamnya.

Alvaro langsung menginterupsi Devan dan Aldo untuk mengikutinya saat sampai dijalan yang sepi mereka berhenti begitupun juga dengan Jacky, Aldo semakin emosi ketika siapa orang yang mengikutinya itu. Alvaro langsung menahan Aldo yang sudah terbawa emosi.
    
“Tahan emosi jangan sampai lho kepancing” Aldo sedikit tenang kini giliran Alvaro yang mendekat ke Jacky tumben-tumbenan Jacky menghadap sendirian.
    
“Apa maksud lho ngikutin kita? Mau balas dendam? Tumben sendirian” Jacky tersenyum miring.

“Gue gak ada urusan sama lho tapi Aldo” Aldo langsung mendekat dan menatap Jacky dengan penuh kebencian.
    
“Balas dendam lho sama sekali gak estetic, kemarin Alan cari masalah sama Devan sekarang gantian lho? Segitu sempitnya ya dunia sampek lho harus ngerebut pacar gue” Jacky langsung menarik kerah baju Aldo ta[i di urungkannya.
    
“Kenapa berhenti lho? Takut kalah? Hmmm cemen” Jacky sama sekali tidak terpancing dengan omongan Devan karena dia tujuannya hanya untuk meluruskan masalah bukan cari masalah.

Devan yang kesel dengan tampang songong Jacky sudah mengambil ancang-ancang untuk menghajarnya tapi lagi-lagi Alvaro menahannya.
    
“Gue kesini bukan cari masalah tapi ingin menyelesaikan masalah, jujur gue gak tahu Naya punya hubungan sama lho kalau bukan Naya yang bilang sendiri kemarin”

Buukkk...

Aldo kali ini tidak bisa ditahan lagi emosinya Jacky tersungkur bukannya membalas tapi Jacky tersenyum sambil memegang perutnya yang kena bogeman Aldo.
    
“Bacot lho, lho mau bilang kalau Naya sudah jadi milik lho? Tapi ingat hal itu tidak bakalan terjadi paham lho”
    
“Kalau memang lho percaya sama Naya seharusnya lho tanya ke dia yang sebenarnya bukan malah menuduh, lho cowok Do tapi lho malah ngebiarin perempuan sendirian yang sedang kacau siang-siang, ingat baik-baik Naya gak pernah selingkuh apalagi itu sama gue.” Alvaro menahan Aldo yang ingin kembali menghajarnya.
    
“Gue emang benci sama lho pada, tapi gue gak serendah yang lho kira gue emang cinta sama Naya tapi gue gak bakalan lakukan hal serendah itu, lho gak tahu kemarin Naya duduk dipinggiran jalan dengan keadaan kacau lho gak tahu se frustasinya dia mendam hubungan lho dari Nadin dan ditambah sama tuduhan lho kemarin, gue  mau ngingetin sekali lagi gue gak pernah punya niatan jadi perusak hubungan lho sama Naya lebih baik lho cari dia sebelum semuanya terlambat” Jacky menepuk bahu Aldo sambil tersenyum dan pergi.
           *@*

ALVERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang