©MOB-03©

38.6K 3.5K 388
                                    

110 vote dan 60 komen untuk lanjut.

Met baca😾
.
.

HARA mendengus malas saat melihat Awan sudah ada di rumahnya, lebih parahnya lagi kamar Awan ada disebelah kamarnya.

"Nah, jangan bertengkar ya kalian." peringat Astia, sekalu Ibu nya Hara.

Hara mengangguk malam, dia memilih berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai 2, terlalu malas jika harus berurusan dengan Awan.

Saat langkahnya baru sampai di anak tangga ke 2, kakinya berhenti melangkah karena sesuatu menahan kaus besarnya.

Hara menoleh ke belakang, ternyata Awan menahan ujung kausnya.

"Kenapa?" ketus Hara tak suka sembari menepis tangan Awan.

Awan terdiam, raut wajahnya jadi sedih. Tapi secepat mungkin dia merubahnya menjadi tenang kembali diselingi senyum manis.

"Selamat malam Hara." ujarnya lembut sembari mengelus pucuk  kepala Hara.

Tanpa menunggu balasan, Awan menaiki tangga dengan cepat dan masuk ke kamarnya. "Gila tuh orang." gerutu Hara sebal.

Dia menaiki tangga kembali dan memasuki kamarnya yang bersebelahan sama kamar Awan.

"Aaa, untuk apa dia disini. Mengacau saja." Hara tak pernah suka pada keberadaan Awan.

Bukan tanpa alasan, Awan saja dulu sering berkata ketus padanya dan memandangnya sinis, akhir-akhir ini saja lah dia mau senyum sama Hara.

"Aneh." gunam Hara sembari menidurkan dirinya di kasur.

Malas memikirkan hal gak penting, lebih baik Hara tidur.

Sementara Awan saat ini, malah sibuk menggumamkan nama Hara didepan figura yang Awan bawa.

Figura itu berisi foto Hara yang sedang tertidur, Awan mengambilnya saat acara di rumah kakek kemarin.

Dia menyelinap ke kamar Hara dan memotretnya, lalu mencuci foto itu dan memakaikan bingkai.

"Hara-ku..milikku..Princess-ku..tak akan ada yang mengambilmu dariku..aahh..aku sangat mencintaimu..sangat..amat..sangat cinta.." Awan meracau.

Dia menciumi foto itu berulang kali dan menggumamkan nama Hara.

Sejak kapan perasaan ini tumbuh sesubur pohon beringin? Awan tak pernah sadar.

Padahal dia sudah berusaha berlaku ketus dan cuek pada Hara tapi apa? Perasaannya pada gadis itu malah semakin besar dan tak terkendali.

"Hihi, Hara~"

Katakanlah Awan gila, tapi gila untuk Hara Awan tak masalah.

Gadis itu cintanya, gadis itu alasan Awan masih mau hidup sampai sekarang, jika bukan karena Hara, mungkin Awan tak mau hidup lagi.

"Aku mencintaimuuu. Aku mencintaimuu. Aku mencintaimuuu. Aku mencintaimuu. Jangan tinggalin aku, kamu milik aku..kamu milik aku..selamanya..hihi selamanya milik aku."

Awan ini, ada gangguan Bipolar.

Emosinya bisa berubah dengan cepat, tak ada yang tau tentang Problem Health nya ini.

Hanya Awan sendiri yang tau dan dia tak bisa mengatasinya.

Hanya Hara yang bisa menahannya, bukan, saat ini hanya foto Hara yang bisa menenangkan Awan.

Suatu hari nanti, Hara sendiri lah yang akan menenangkannya, memeluknya, menciumnya dan menghiburnya.

Sampai saat itu tiba, Awan hanya akan bergantung pad Foto-foto Hara yang dia koleksi.

Ada sekitar, 3000 foto Hara tersimpan di sebuah ruangan rahasia.

Foto yang Awan kumpulkan demi menuntaskan perasaan menggebu dalam hatinya.

"Hihi, Hara cantik banget..sangat cantik sampai membuat Awan..gabisa berpaling pada siapapun lagi."

Ah, Awan teringat pada Erdo.

Dia segera meraih ponselnya di nakas lalu menelepon Erdo.

"Yo, Awan."

"Gimana om? Uda mati belum?"

Kekehan ringan terdengar dari sambungan. "Udah, bahkan sahabatnya sendiri yang bunuh. Hahahaha, baguslah hama satu itu sudah mati!"

(Adegan pembunuhan Adi ada di book Preman Manja Chapter Special For Adi.)

Awan menyeringai lebar, dia puas mendengar kabar baik yang amat menggembirakan itu.

"Hahah, mampus lo anak haram!"

Akhirnya hama yang kesekian sudah berhasil Awan singkirkan. Kini tinggal menanti hama lain yang siap mendekati Hara, dan berurusan dengan Awan.

"Dia hanya milikku!"

"Tak boleh jika bukan aku."

Jika orang asing menganggap Awan sangat sempurna, tampan, tinggi, putih, pintar, kaya dan segala macam hal mengirikan yang lain.

Tapi bagi yang mengenal Awan dengan baik, contohnya Keldar yang tak lain adalah adik sepupunya.

Awan tak lebih dari anak manja yang segala keinginannya harus terpenuhi.

Apapun jalan ninjanya:v































Bersambung😾

110 vote 60 komen no spam next yaaaa.

Obsession Brother [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang