©MOB-19©

12.6K 1.5K 127
                                    

Saatnya menyiksa mereka, hoho.

Btw kalian suka komik? Aku mau bagi-bagi komik:)
.
.

KENAPA seluruh anggota keluarganya berkumpul di rumah orang tua Hara hari ini? Apa ada acara?.

Kebetulan hari ini juga Hara sudah libur kuliah. "Ada apa ni?" tanya Hara santai.

Dia gabisa menunjukan sifat jika dia membenci keluarganya, yang ada nanti mereka tambah bringas lagi.

Bagas berlari pelan kearah Hara lalu memeluknya. "Abang kangen Haraaaa." rengeknya manja.

Hara hanya terkekeh pelan, akting Ra akting, ingat kau sedang berakting jangan kelepasan emosi. "Iya Hara juga kangen abang." jawab Hara lembut.

Seluruh anggota keluarga nampak sedang bahagia, dan sepertinya mereka datang bukan untuk Hara tapi untuk Awan.

Buktinya yang dikerumuni Awan.

Ya bagus lah, Hara juga gak perduli.

Setelah Bagas melepas pelukannya dan berjalan kearah orang tuanya sendiri, Hara berjalan pergi menjauhi ruang tamu.

Hara berjalan menuju taman belakang rumah, dia mau mengambil kamera lama di gudang, sepertinya benda itu bisa digunakan untuk Hara nantinya.

Dari taman belakang ada 1 jalan masuk menuju gudang bawah tanah, dan di dalam rumah juga ada pintu masuknya.

Hara melangkah dengan santainya turun dari tangga kayu yang sudah usang, dia menghidupkan flash diponselnya.

"Berdebu sekali, seperti hati ini. Eaakk." Hara juga butuh hiburan maka dari itu dia menghibur diri sendiri hahaha.

Saat Hara sampai di sana, dia berjalan menuju saklar lampu.

Ctek.

"Nah gini kan te—" ucapan Hara terhenti, tentu saja terhenti karena dia shock melihat ada seseorang di gudang itu.

Dengan tubuh kurus yang tergeletak lemah dilantai, wajahnya penuh lebab, tubuhnya bergetar pelan.

Nampaknya dia kedinginan.

"U-udra!?" serunya pelan.

Klaudra yang saat itu sadar, mendongak perlahan memandang Hara, matanya langsung mengeluarkan air mata.

"Hiks..Haraa..hiks..tolong Awan.."

Oh, nampaknya dia masih dalam pengaruh obat, obat yang bisa membuat orang melupakan diri sendiri dan lebih mudah untuk dicuci otaknya.

"Sebentar." Hara langsung berlari keluar dari gudang, dia berekspresi sesantai mungkin.

Karena sekarang, keluarga Hara lebih ganas dari apa yang bisa dibayangkan, Hara saja sampai takut pada orang tuanya sendiri.

Mereka terus mendesak Hara agar mau jadian sama Awan.

Hara masih bingung, kenapa mereka setuju sementara kemarin mereka menentang keras perasaan Awan pada Hara.

Sepintas Hara terpikir akan sesuatu.

"Apa mungkin mereka semua bukan keluargaku? Apa mungkin Awan melakukan hal yang sama pada keluarga juga? Mengoperasi wajah semirip mungkin..tapi itu gak mungkin."

Duh, lama-lama Hara bisa gila.

"Hara kenapa?" itu suara Keldar.

Hara langsung menggenggam erat tangan Keldar. "Dar, lo tau sesuatu kan? Jujur sama gue!" desak Hara sembari menarik Keldar menjauh.

Keldar nampak takut. "G-gue-"

"Lo tau sesuatu pasti."

Keldar mengangguk pelan.

"Iya, gue tau—"

"Kalian ngapain?" jantung Hara berdegup cepat, Awan datang bersama Kakek, Nenek dan orang tuanya.

Mau apa mereka?

"Kami-"

"Kami sedang bicara, memang kenapa?" Hara langsung menyela ucapan Keldar.

Awan memicing tak suka pada Keldar, dia berjalan mendekati Hara dan memeluk lengannya erat. "Hara, Awan mau makan sama Hara~" pintanya manja.

Hara tertawa canggung, dia mengangguk. "Iya, ayo makan." sebelum pergi Hara memberikan kedipan sebagai kode pada Keldar.

Ini semua harus diusut lebih lanjut!



























Bersambung😾

Tim Awan mati👉

Menurut kalian siapa dalang sebenarnya?

Keldar👉

Awan👉

Bagas👉

Juna👉

Rehan👉

Atau Geri👉

Ingat ya, kalian ini lagi baca cerita dengan nama penulis Ryn, hati-hati hahahahha.

Obsession Brother [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang