©MOB-05©

31.5K 3K 306
                                    

Biasakan vote di awal atau diakhir cerita ya, terima kasih😾

Met bacaaa.
.
.

BAGAS menelan ludahnya kasar, mobil yang dia kendarai sudah mencapai batas maksimal di barometernya, tapi 2 pengendara motor di belakangnya masih saja mengejar mereka.

"Hara..kamu bisa telepon Papi sama Mami abang gak?" tanya Bagas yang masih fokus berkendarah.

Hara mengangguk, tak tau kenapa mereka malah nyasar sampai ke jalanan sepi yang diapit pepohonan pinus.

Nampaknya Bagas sengaja mengambil jalanan sepi agar bisa membawa mobilnya tanpa takut menabrak pengendara lain.

"Gabisa bang, disini gak ada sinyal!" seru Hara panik.

Bagas menelan ludahnya sekali lagi, dua pengendara itu berhasil menyalip mereka dan menghang jalan mereka didepan sana.

Bagas tak melambatkan lajunya, dia terus ngebut dan sedikit lagi akan menabrak dua pengendara itu.

Namun sialnya, mereka menembakan tembakan dan mengenai dua ban depan mobil Bagas.

DOR!

CKIITT!!

BRAK!!

Mobil Tesla abu-abu milik Bagas masuk ke hutan dan menabrak satu pohon yang ada disana. Bagas harus banting stir karen Bannya oleng.

Keduanya masih tersadar. "Adek gak papa!?" tanya Bagas panik.

Hara meringis pelan saat merasakan darah mengalir dari pelipisnya, Bagas semakin panik. Matanya berkaca-kaca melihat sepupu kesayangnnya terluka karena dirinya.

"M-maaf..hiks..maafin abang.." isaknya lirih sembari menyeka darah yang jatuh ke pipi Hara.

Hara menepuk bahu Bagas pelan. "Gaka papa bang, jangan nangis. Hara gak papa." bujuk Hara lembut.

Bagas menyeka air matanya lalu mencoba keluar dari mobil, dia harus mencari bantuan. "Hara ikut." Hara langsung keluar mengikuti Bagas.

Sebelum itu, Hara sempat mendengar suara si pengendara yang menembak ban mobil mereka.

"Tuan Muda, perintah sudah terlaksanakan. Tapi Tuan muda Bagas masih hidup."

"Dasar bodoh!"

Deg!

Hara membeku, suara dari ponsel milik pengendara tadi itu, Hara amat kenal. Matanya membelalak shock, dia melihat dua orang berbaju hitam tadi pergi dari sana.

"I-itu..suara..Awan.." bisiknya tak percaya.

"Adek! Kakek sama nenek bakalan nyusul kesini. Sama ambulance juga, Adek istirahat dulu ya, duduk disini." Bagas segera membuka kemejanya dan menyisakan kaus putih ditubuhnya.

Kemeja itu dia letakan direrumputan, menjadi alas agar Hara boleh duduk disana.

Hara menghela napas pelan, kemudian mengangguk dan duduk dikemeja yang sudah Bagas taruh di rumput.

Hara simpan dulu perihal apa yang dengar tadi, dia akan memastikan terlebih dahulu pada Awan nantinya.

....

Seluruh keluarga panik, melihat Princess mereka terluka membuat dada mereka sesak.

Untung saja tak ada luka yang serius.

Saat ini Hara ada di ruangan VVIP nya sendirian, keluarganya baru saja pulang dan yang menjaganya nanti adalah Rehan dan Juna.

Cklek.

Hara sontak menoleh, tatapan matanya menajam saat melihat Awan masuk ke dalam dengan santainya.

"Mau apa lo?" sinis Hara tak suka.

Awan hanya tersenyum lembut.

"Mau jenguk." jawabnya singkat.

Hara mendengus remeh, dia sudah tau kedok dari maksud Awan kemari.

"Lo dalang nya kan Wan?"

Awan terdiam seketika, dia menatap heran Hara. "Maksudnya apa?" tanya nya lugu.

"Halah, gausah pura-pura polos lo sialan! Lo yang nyuruh 2 orang itu buat nembak ban mobil bang Bagas! Udah gila lo!" sentak Hara emosi.

Raut wajahnya mengeras, dia membenci Awan, amat sangat membenci pria itu.

Awan diam, kedua tangannya memilin ujung hodie yang dia pakai.

"Kok jadi nuduh Awan?" cicitnya takut.

Hara semakin berang, dia menarik infusnya kasar lalu turun dari ranjangnya, dengan sekali hentak Hara menampar Awan.

PLAK!!

"GUE GAK NUDUH YA BANGSAT! JELAS-JELAS GUE DENGER KALAU LO YANG NYURUH MEREKA!!" bentak Hara marah.

Awan tertunduk dengan tangan yang memegang pipi bekas tamparan Hara, matanya berkaca-kaca diselingi isakan pelan.

"Gausah akting anjing!" maki Hara muak.

"Tapi bukan Awan..hiks..bukan Awan yang ngelakuin itu..hiks..bukan.." isaknya lirih.

"Bacot! Pergi lo dari sini, GUE GAK SUDI LIAT MUKA LO LAGI!!"

Baru kali ini Awan melihat Hara marah, bahkan sampai menamparnya. "Hara..hiks.."

"GAUSAH SEBUT NAMA GUE!!"

Awan beringsut pelan, dia menunduk dan berjalan hendak keluar kamar, namun bersamaan dengan Juna dan Rehan yang masuk ke dalam.

"Loh? Awan kok nangis?" tanya Juna heran.

Hara diam, melengos sinis berjalan kembali menuju ranjang.

"Har, pelakunya udah ketangkep. Katanya mereka begal Ra." info Rehan.

Hara terdiam, dia gak salah dengar kan?.

Dan Awan, menunduk dengan seringai puas yang terukir diwajah tampannya.

Dia sudah keluar kamar. "Hihi..Hahahahaha..tamparan Hara nikmat banget. Awan suka..hihi.." lihatlah, dia terkikik mendapat tamparan itu.

Rasanya, melihat Hara se emosi itu membuat Awan puas.

Dia mau terus melihat Hara emosi padanya, dan mendapat tamparan lagi jika bisa hihi.






































Bersambung😾

Selain Bipolar, Awan itu maso juga ya ckck.

Obsession Brother [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang