©MOB-07©

26.1K 2.7K 175
                                    

Let me see, vote nya masih berbanding dengan viewers, heuum nampaknya keputusan up 2 minggu sekali bakalan terlaksana.

Met baca😾
.
.

MALAM di rumah Hara dan keluarganya, tampak biasa saja tak ada yang aneh. Makan malam biasa dan perbincangan biasa.

Tapi kedua orang tua Hara mau bussines trip ke luar negeri, jadi malam ini mereka makan malam bersama dulu.

"Awan, gimana kegiatan kamu?" tanya Ibu Hara.

Awan yang duduk disebelah Hara menegakan tubuhnya, tadi dia asik bersandar ria dibahu Hara dan hebatnya gadis itu tak keberatan.

"Kayak biasa Tante, kuliah terus ngurusin Kantor." jawab Awan sopan.

Ibu Hara mengangguk. "Sibuk banget ya berarti, yaudah tidur gih. Besok ada kelas pagi kan kalian?"

Hara dan Awan mengangguk. "Awan tidur duluan aja. Hara masih mau nonton." usir Hara pada Awan yang hendak bersandar lagi dibahunya.

Awan merengut sebal, dia menggeleng kemudian bersandar pada bahu Hara. Sesekali mendusel dileher gadis cantik itu.

"Terserah lah."

Hara kembali fokus pada film didepannya sementara Awan sibuk bermanja diceruk leher Hara, mengendus aroma susu dari leher Hara.

"Sst, berisik." tegur Hara saat terdengar gumaman aneh dari bibir Awan.

"Mumumu, Hara harum, Awan suka.."

Decakan sebal kembali Hara berikan, terserah cowok ini ajalah, yang penting dia menonton acara kesukaannya.

2 jam Hara menonton tv, tanpa sadar jika Awan sudah tertidur dan tubuhnya sudah mulai oleng.

Brug!

Hara terdiam, tubuh Awan bergeser dan tertidur dipahanya. "Ck, ngerepotin." desah Hara kesal tapi dia membiarkan Awan tidur dipahanya.

Sesekali tangannya akan mengelus rambut hitam lebat Awan.

"Lembut banget rambutnya." gumam Hara.

"Eungh..awas.." Awan menepis tangan Hara dan memeluk perut Hara erat.

Mendusel disana dan mengigau hal yang rancu dan random ditelinga Hara. "Lucu sih, tapi gila."

Hara, anda tau ya kalau Awan itu gila.

....

Jam sudah menunjukan pukul 3 pagi, Hara terlelap damai dalam tidurnya kali ini.

Suasana hening membuat Hara tak merasakan sesuatu yang aneh.

Perlahan, sesuatu merambat ke kepalanya.

Hara menegang, dia sedang tertidur namun dia bisa merasakan seseorang sedang mengelus rambutnya. Teramat lembut dan hati-hati.

Jantung Hara berdegup sangat cepat, dia tak berani bergerak sedikitpun.

Pintu sudah dikunci, di rumah ini hanya ada Hara dan sepupunya karena orang tua Hara sedang bussines trip ke Jepang.

Hara tak berani berkutik.

Elusan dirambut Hara berhenti, kali ini elusan terasa dikeningnya.

Tubuh Hara serasa mati rasa, dia benar-benar tak bisa mengelak sedikit pun dari sentuhan itu.

Perlahan, kali ini sesuatu yang kenyal menyapa kening Hara.

Cup.

"Selamat malam, Princess-nya Awan, Awan sayang Hara, selamanya." bisikan itu, seakan menjadi penanda siapa pelaku selama ini.

Hara terdiam beberapa saat, sampai kemudian celetukan dari Awan membuatnya kaget.

"Buka mata kamu Hara, aku tau kamu gak tidur."

Deg!

Apa yang harus Hara lakukan sekarang!?

Perlahan dia membuka matanya, dan yang terlihat adalah wajah tampan dan imut milik Awan tengah tersenyum lebar pada Hara.

Jika dilihat di pagi hari, mungkin senyum itu sangat indah.

Tapi bagi Hara, itu menakutkan.

"Sayang Hara~" Awan memeluk leher Hara dan mendusel.

Hara terkaku, sistem motorik ditubuhnya seakan rusak dalam beberapa menit.

Sial..apa sepupunya kerasukan setan di pohon mangga depan?

"Lo ngapain Wan? Balik ke kamar sana." usir Hara yang langsung bangun dan terduduk di kasur.

Awan melepas pelukannya dan mengerucut sebal. "Mau tidur bareng Hara." rajuknya.

Hara menghela napas panjang.

"Yaudah, tidur sini." izin Hara sembari menggeser tubuhnya ke sisi kanan tempat tidur dan membiarkan Awam tidur di sisi kiri.

Senyum manis terukir diwajah Awan.

Dia naik ke kasur Hara dan menidurkan dirinya di sebelah kiri Hara. Lalu memeluk tubuh Hara erat dan mulai memejamkan matanya.

"Awan sayang Hara.."

"Heum..ya..Hara sayang Awan juga.."

Hara menyunggingkan senyum miringnya, teruslah mencintai Hara Awan, terus mencintainya sampai kau tak bisa hidup tanpa adanya dia.

Dan bila saat itu tiba, siap-siap merasakan sakitnya patah hati.










































Bersambung

Tolong komen untuk ceritanya ya, itu menjadi mood boster bagi Ryn hehehe.

Obsession Brother [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang