©MOB+25©

13.5K 1.5K 231
                                    

Met baca😾
.
.

UNTUNG saja tak ada luka yang serius dikepala Hara akibat pukulan itu, dia sudah sadar dan kini kamarnya penuh dengan anggota keluarga.

Sebenarnya Hara kasihan pada Keldar, pasti ada alasan lebih jelas kenapa Keldar melakukannya.

"Hara mau makan? Mau Awan suapi gak?" Hara menoleh pelan, Awan menawarkan diri dengan intonasi yang amat lembut.

Di kanan Hara ada Awan dan Geri sementara di kiri ada Klaudra dan Bagas.

Juna am Rehan sudah pulang.

"Enggak deh, aku gak laper." tolak Hara pelan.

Awan mengangguk saja, dia menggenggam tangan Hara tapi Bagas malah memukulnya. "Heh! Gausah sentuh-sentuh Hara!" sinisnya.

Awan mendelik tak suka, Klaudra berdecih pelan kemudian mengelus pipi Hara. "Istirahat, biar kamu cepat sehat." ujarnya lembut.

Jika diibaratkan, Awan dan Klaudra ini seperti kembar beda sifat, Awan yang agresif dan kasar sementara Klaudra lugu dan lembut.

Hara mendesah pelan. "Bisakah aku bertemu Keldar?" tanya Hara lesu.

Kakek, Nenek, Ibu dan Ayah Hara sontak memicing tajam. "Gak bisa, bagaimana kalau nantinya dia lukai kamu lagi!" tolak Ibunya.

"Bu..kasihan Keldar Bu, dia juga gak bisa ngomong lagi. Hara cuma gamau punya musuh di keluarga sendiri." bujuknya lagi.

Saat Ibunya hendak menolak lagi, Kakek Hara menyela. "Baiklah, tapi kamu boleh pergi bareng Awan dan Klaudra." izinnya.

Senyum mengembang diwajah Hara, dia mengangguk menyanggupi.

"Makasih Kek."

Reyhan mengelus rambut hitam lebat cucu kesayangannya disertai senyum penuh kasih sayangnya. "Sama-sama cucu kesayangan kakek." balas Reyhan lembut.

Awan dan Klaudra saling tatap, seakan bercermin, yang membedakan mereka hanyalah warna rambut.

Klaudra berambut coklat gelap sementara Awan berambut biru dongker.

Lumayan, agar mereka bisa dibedakan.

"Apa liat-liat!?" sinis Awan kesal.

Klaudra hanya mendengus malas, tak perlu meladeni Awan, dia kekanakan dan Klaudra hanya buang-buang waktu saja.

....

Awan mendorong kursi roda Hara menuju kamar Keldar, sementara Klaudra memegangi botol cairan infus milik Hara.

"Ra, kamu yakin?" tanya Klaudra lagi.

Hara mengangguk pelan "Yah, aku sangat yakin." jawab Hara lembut.

Yah, kalau princess mereka sudah seyakin itu maka mereka tak bisa membantah lagi yakan.

Mereka sampai di kamar Keldar, perlahan Klaudra membukanya lebar dan membiarkan Awan mendorong kursi roda Hara.

Lalu Klaudra menutup pintunya pelan.

Keldar sendiri tengah duduk diranjang sendirian, kamarnya hanya ada dia seorang.

Orang tuanya tak mau berurusan dengan Keldar, masih baik Keldar tak dipenjara.

Tatapan mata Keldar kosong, lehernya diperban karena dia tadinya menjalani operasi pengangkatan pita suara.

Air mata mengalir pelan dikedua pipinya.

"Kel." panggil Hara pelan.

Keldar tersentak, dia menoleh perlahan menatap Hara yang ada disana.

Mulutnya seketika terbuka. "Aaaa.." dan yang keluar hanya itu saja.

Hati Hara terasa diremat hancur, dia menggenggam erat tangan Keldar dan menyemangatinya.

"Kamu kok jadi jahat sih Kel..Kel yang aku kenal adalah anak yang baik..kenapa kamu jadi sejahat ini.." lirih Hara pilu.

Tubuh Keldar gemetar hebat, dia membalas genggaman Hara dan menangis tanpa suara. Bibirnya terus menggerakan kata-kata.

Tapi tak ada yang mengerti.

"Kel.." Hara terpaku sejenak, Keldar memang tengah menjelaskan sesuatu tapi percuma karena sekarang dia tak bisa lagi bicara.

Kasihan, Hara memilih berdiri perlahan dan memeluk tubuh Keldar erat.

"Hiks.." hanya isakan saja yang bisa Hara dengar, Keldar meraung dipelukan Hara sembari meremat pakaian pasien Hara.

Awan dan Klaudra diam saja, tatapan mereka dingin dan menusuk.

Tenang, hanya untuk saat ini saja Keldar bisa berada di dekat Hara, jangan harap kedepannya bisa.

"Apa bagusnya dia dibunuh saja ya?" bisik Klaudra pada Awan.

Awan melirik Keldar singkat. "Gak perlu, dia udah bisu dan pastinya gabakal bisa menjelaskan apapu." balasnya pelan.

"Lo yakin?"

"Tentu."

Klaudra mengangguk pelan, dia terus mengawasi pilu haru yang tengah Hara dan Keldar lakukan.

Tahan-tahan, hanya untuk sementara saja, kalem.

Jangan emosi, karena sekarang Keldar sudah bisu, maka dia tak akan bisa menjelaskan apapun pada Hara.

Dan Hara, selamanya tak akan tau kenyataan dibalik kebenaran yang sebenarnya.







































Bersambung😾

1 part lagi end, sumpah ini cerita paling ribet yang pernah aku buat huh.

Gamau banyak-banyak, pusing pala diri ini.

Obsession Brother [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang