©MOB-15©

16.7K 1.8K 49
                                    

Met pagi, vote dan komen sangat penting untuk kelangsungan cerita.

Terima kasih😾
.
.

KATANYA sih hari ini Awan diperbolehkan pulang ke Indonesia, Hara tak tau alasan spesifiknya bagaimana tapi ya dia bahagia mendengarnya.

Saat ini dia masih bekerja di Cafe, nampaknya dia akan pulang agak larut karena Cafe penuh.

Tak masalah, yang jelas saat dia pulang nanti Awan sudah ada di rumah kakek.

Dan Hara nanti akan ke rumah kakeknya dulu guna melihat Awan, dia sangat merindukan pria itu.

"Hara." Hara tersentak, dia menoleh kearah Geri yang baru saja memegang ujung seragamnya.

"Ada apa Ger?" tanya Hara lembut, Geri nampak ragu untuk menyatakan niatnya.

Kedua jari telunjuknya saling menyentuh. "Eum, besok mau pergi nonton gak? Kan besok kita dapat jatah libur." ajak Geri pelan.

Dia agak ragu mau mengajak Hara menonton, takut ditolak.

Hara berpikir, lumayalah menonton setidaknya itu bisa membuat otaknya fresh. "Okelah, boleh. Besok jemput aku di Apart aja." ujar Hara.

Geri melebarkan senyum bahagianya.

"Kita naik scoopy merah yang baru aku beli kemarin ya, kamu mau kan?" tanya Geri antusias.

Kemarin dia akhirnya berhasil membeli sebuah Scoopy merah hasil kerjanya selama 3 tahun, dan mau dia gunakan untuk pergi bersama Hara.

Walau dia tau, Hara punya mobil yang jelas harganya wow, tapi Hara tak malu naik motor.

Hara mengangguk sembari mengelus rambut Geri. "Of course baby, why not." jawabnya lembut.

Geri semakin bersemangat, dia tak memperdulikan tatapan orang disekitar ruang istirahat mereka, dengan riang dia berjalan keluar.

"Kalian balikan?" tanya Andrew penasaran, perasaan kemarin kabarnya mereka udah putus.

Hara dengan santainya mengangguk.

"Kok masih mau jalan bareng?" tanya nya lagi.

Hara menyunggingkan senyum sinisnya. "Putus bukan berarti musuhan." jawab Hara singkat dan sudah menjelaskan semuanya.

Mereka mengangguk pelan, oke-oke gamau membahas soal itu lagi dan mending mereka segera menyelesaikan jam istirahat ini.

Agar bisa pulang.

....

Hara meregangkan tubuhnya pelan, dia baru saja turun dari mobil saat benda itu sudah terparkir di halaman rumah kakeknya.

Terlihat di dalam rumah sudah ramai.

"Assalamualaikum." salamnya begitu masuk ke dalam.

Jawaban dari salamnya mulai terdengar bersahutan, Hara berjalan menuju ruang keluarga dan melihat keluarga besar tengah berkumpul disana.

"Ini dia yang ditunggu, akhirnya pulang juga." cetus Kakeknya semangat.

Mereka semua menoleh kearah Hara, terlebih Awan yang langsung berdiri dan berlari kearah Hara.

"Haraaaaaaaaaaaaaa." dengan sekali terjang Awan sudah memeluk Hara erat, dia mendusel di leher Hara dan melemaskan tubuhnya.

"Awan sudah sehat?" tanya Hara.

Awan menggeleng pelan. "Tapi kenapa boleh pulang?" tanya nya lagi.

Awan terdengar terkekeh pelan, dia menarik diri dan memandang Hara sambil tertawa kecil.

"Awan mau di rawat Hara, boleh kan?" ah..ternyata apa yang Hara katakan soal merawat Awan beneran dia lakukan.

Hara mengulas senyum tipis, dia mengangguk, tatapan matanya jatuh ke sudut bibir Awan yang nampak seperti bekas luka.

Pelan dia menyentuhnya. "Ini kenapa?" tanya Hara lembut.

Awan diam, tapi kemudian menunduk pelan. "Awan, ini kenapa?" tanya Hara lagi.

"Eum..itu-"

"Awan sempat berkelahi dengan seseorang sebelum penerbangannya tadi pagi, jadi lukanya masih membekas." jawab Bagas.

Hara ber oh ria, dia mengangguk saja.

Matanya memandang sesuatu yang membuatnya shock, tapi dia tak boleh terlihat terkejut. Akting sangat diperlukan saat ini.

"Awan tau gak, Hara ada temen baru namanya Klaudra."

Hara sengaja memancing perbincangan soal Klaudra, ingin tau apakah besoknya mereka akan mencari data diri Klaudra atau tidak.

Awan nampak mengerucut sebal.

"Disini adanya Awan, jangan sebut Klaudra." rajuknya.

Alis Hara naik sebelah namun kemudian dia merubah ekspresinya lagi.

"Iyaaaaa, sekarang adanya Awan ya, bukan Klaudra. Kalau besok? Ada Klaudra kan? Dan bukan Awan?" ini pertanyaan menjebak.

Dan lihat, Awan mengangguk polos.

Hara tersenyum sinis dalam hati.

Kena kalian semua. Batinnya.

Hara kembali memeluk Awan dengan erat, dan mengelusnya pelan.

Tenang Hara, belum saatnya kau membeberkan apa yang mereka lakukan padamu selama ini, mereka fikir aku tak tau, kalau ternyata Klaudra itu masih ada sangkut paut dengan mereka.

Tapi aku masih belum bisa memastikan tanpa adanya bukti, nanti akan kucari lebih dalam lagi.

Sementara ini, kecurigaan Hara itu Klaudra adalah orang suruhan keluarganya untuk mendekati Hara.

Agar dia menjauhi Geri, tapi dia masih belum bisa memastikan lagi, setidaknya menunggu sedikit lebih lama tak masalah.

Yang penting Hara bisa menguak rencana yang keluarganya lakukan padanya.

"Hara, Awan mau makan."

"Loh? Kamu belum makan?" tanya Hara kaget.

Awan menggeleng polos, kemudian tersenyum kembali sampai matanya menyipit. "Mau makan masakan Haraa~" jawabnya riang.

Hara mengangguk saja, bahaya kalau menolak permintaan Awan, bipolarnya bisa kambuh.

Jadi lebih baik mencegah daripada menenangkannya nanti.






















Bersambung😾

Belum saatnya ketahuan hahahaha.

Obsession Brother [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang