©MOB-20©

13.7K 1.6K 212
                                    

Hai, met baca ya kalian.

Tadi aku nge stuck beneran makannya baru bisa up 2 kali, cuma bisa terdiam gatau mau ngetik apa.

Sekarang baru bisa ngetik lagi, hehehe.
.
.

HARA melirik jam yang ada di dinding kamarnya, ternyata sudah jam 3 subuh. Hara segera bangun dari tidurnya, untung saja malam ini Awan tak tidur dengannya

Hara berjalan pelan menuju lemari pakaiannya, meraih ransel ukuran besar.

"Aku harus pergi." gumamnya terburu.

Hara sudah mengatakan pada Geri untuk menunggu di pintu pagar rumah Hara, Hara dan Geri akan pergi bersama Klaudra.

Dia memasukan barang yang sekiranya perlu. Seperti pakaian casual untuk kuliah, buku yang penting untuk kuliahnya.

Laptop, ponsel, dompet, kartu atm, buku bank, kunci rumah.

Hara sudah membangun rumah sederhana yang jauh dari sini, ada di pulau Sumatera tepatnya ber lokasi di  Medan.

Uang tabungan hasil kerja dan uang jajan sudah terkumpul banyak.

Sekiranya, 950 juta rupiah cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka nantinya.

Untung saja ATM, buku Bank tak ada sangkut paut dengan keluarganya, semua murni atas nama Hara.

Jadi mereka tak akan bisa melacaknya.

"Aku harus menjemput Udra." Hara sudah selesai dengan barang-barangnya, dia meraih jaket, masker dan celana training.

Dia sudah mengantongi kunci duplikat untuk pintu depan dan pagar.

Dengan amat perlahan, Hara keluar dari kamarnya. Bersyukurnya anggota keluarga yang lain selain orang tua Hara sudah pulang.

Awan tidur di kamarnya sendiri.

Dirasa aman, Hara langsung berlari cepat menuju pintu masuk gudang nomor 1, itu ada di dapur.

Jadi Hara tak perlu sampai keluar rumah.

Perlahan, Hara membuka pintu ber cat putih itu, walau berderit namun setidaknya tak terlalu keras.

Hara segera turun ke gudang, nantinya dia akan keluar dari pintu gudang nomor 2, sebab taman belakang tersambung langsung keluar rumah.

Hata menutup pintu terlebih dahulu dan menguncinya dari dalam.

Dengan cepat Hara turun, dapat dia dengar tangisan lirih Klaudra dibawah sana.

"Sa...kit..hiks.."

"Udra!"

Klaudra yang tadinya tengah terduduk lemas mendongak, melihat Hara membuatnya senang.

Dengan cepat Klaudra merentangkan tangannya. "Haraaaaa..hiks.." tangisnya lirih.

Hara memeluk Klaudra erat. "Kita akan pergi dari sini." bisik Hara.

Obsession Brother [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang