©MOB-12©

18.7K 2K 142
                                    

Hai! Jadi sekarang aku menerapkan jadwal update. Kalau mau diingat yak.

My Obssesion Brother akan update setiap Selasa dan Kamis.
My Lovely Kitty hari Senin dan Rabu.
My Arsa hari Jum'at dan Sabtu.

Mulai besok aku masih up random antara ketiganya, maybe setiap minggu update My Pretty Femboy atau yang lainnya.

Met baca😾
.
.

HARA bertopang dagu sejenak, dia tengah memikirkan perkataan orang tuanya perihal Awan.

Masih tak habis pikir. "Kasihan banget, sampai harus masuk RSJ." iya benar, Awan dirawat di RSJ karena kejiawaannya terganggu.

Dan Hara semakin pusing, masalah hubungannya dan Geri mulai ditentang, karena Rehan memberi foto di grup keluarga besar.

Foto dimana Geri sedang berciuman dengan seorang wanita berumur, seluruh keluarga besar langsung mencabut restu mereka.

Ternyata Bagas dan yang lainnya mencari seluk beluk tentang Geri, pria itu seorang Gigolo, itu fakta yang mereka dapatkan.

Bahkan dikala masih berpacaran dengan Hara, dia masih sering melayani pelanggannya.

Sungguh, Hara saja sampai shock.

Sepertinya memang Hara tak bisa berpacaran dengan sembarang orang, yah..Hara harus menemui Geri dan memutuskan hubungan mereka.

Malam ini dia sudah janjian untuk bertemu Geri di Cafe yang jauh dari daerah rumah mereka.

Geri menyetujuinya.

"Ugh..gue kok kangen Awan ya.." gumamnya resah, kenapa perasaan ini bisa hadir.

Tapi..Hara seakan terbiasa dengan sifat dan tindakan Awan padanya, nampaknya Hara termakan rencananya sendiri.

"Gue harus jenguk Awan minggu depan." monolog Hara lagi.

Dia..sedikit merindukan rengekan Awan, kemanjaan Awan dan obesesi Awan padanya. Entahlah, mungkin Hara sudah gila karena suka akan obsesi Awan.

Tapi kembali Hara fikir, bukankah kalau mendapat pasangan yang obsesi dan sangat mencintai kita, itu menyenangkan?

Skala berselingkuh pasti tak ada, dia pasti tak akan berselingkuh karena hatinya sudah terkunci rapat pada orang yang di obsesikan.

"Hara." Hara tersentak kaget saat Geri memanggilnya. Bahkan ketika Geri mencium pipinya dia tak sadar.

Geri duduk di kursi yang berhadapan dengan Hara, dia terlihat manis dan tampan malam ini. Kemeja hitam dan celana panjang hitam.

Uu, lumayan manly.

"Ada apa? Tumben kamu ngajak ketemu bukan di Cafe tempat kita kerja." ceplos Geri penasaran, dia meraih tangan Hara dan menggenggamnya erat.

Hara sendiri merasa risih, dia menarik tangannya dari genggaman Geri.

Membuat Geri sendiri heran, gak biasanya Hara menolak sentuhan darinya. "Ada apa?" tanya nya lembut saat sadar ada hal aneh.

Hara memandang Geri dingin. "Kamu, ada sesuatu yang mau disampaikan sama aku?" tanya Hara masih tenang.

Alis Geri naik sebelah mendengar pertanyaan yang terlontar dari dua belah bibir tipis Hara. "Enggak ada, emang aku ada rahasiain apa?" ajunya heran.

Hara tersenyum sinis. "Apa kerjaan kamu selain jadi kasir?" tanya Hara lagi.

Geri terdiam, tapi raut wajahnya nampak kebingungan. "Enggak ada, aku cuma kerja sambilan jadi kasir." jawabnya heran.

Hara mendesah pelan, dia mengeluarkan beberapa foto yang dikirim Rehan ke grub keluarga besar, foto itu sudah dicetak.

Dengan tenang Hara meletakan foto-foto itu ke hadapan Geri.

"Jadi, tolong jelaskan masalah ini Geri. Kamu tau, keluarga besar aku udah tau foto ini dan mereka menolak aku terus sama kamu. Mereka mendesakku untuk putus darimu."

Jantung Geri berdetak amat cepat melihat foto-foto sialan itu. Wajahnya pucat seketika, keringat dingin menetes pelan dipelipisnya.

"Jadi, apa foto itu benar?" tanya Hara lembut.

Geri menunduk, dia meraih foto-foto itu lalu merobeknya sampai jadi bagian terkecil.

"Geri, kasih tau aku aja. Aku gak bakal marah atau nge judge, aku cuma butuh penjelasan." bujuk Hara lembut.

Dia mengelus pipi Geri pelan, namun cowok itu menepisnya seketika.

"G-gak ada yang mau aku jelasin, foto itu udah jelas. A-aku emang kerja jadi..G-gigolo.." ujar Geri dengan nada suara yang tersendat.

Dia menahan sesak didadanya, kenapa harus sampai dapat foto itu, padahal Geri sudah keluar dari dunia itu sejak berpacaran dengan Hara.

Tapi siapa yang berhasil mendapatkan foto disaat dulu dia masih melayani para pelanggannya.

Hara mengehela napas panjang, dia mengelus rambut Geri pelan lalu beranjak dari duduknya.

"Setidaknya, kalau kamu ada pembelaan aku masih bisa mertahanin hubungan kita. Tapi, karena kamu mengaku dengan gamblangnya,"

Hara melepas cincin dijari telunjuknya, dan meletakannya di depan Geri.

Cincin yang Geri berikan sebagai hadiah annive mereka yang ke 7 bulan. Geri mendongak dengan air mata yang sudah berurai dipipinya.

"H-hara.." lirihnya pilu.

Seulas senyum sendu Hara berikan.

"Kita putus, buat apa aku mertahanin kamu yang sama sekali gak mau menjelaskan atau membela diri. Kamu terlalu pasrah dan mudah putus asa, itu hal yang tak aku senangi dari kamu."

Geri menggeleng pelan, dia menarik tangan Hara namun gadis itu langsung melepaskannya.

"Aku udah kasih kesempatan kamu untuk menjelaskannya, tapi kamu sendiri menolak menjelaskan. Bahkan permintaan maaf tak aku dapat, aku sedikit kecewa Geri..tapi aku cinta kamu jadi, yaudah mending kita pisah aja."

Hancur, hati Geri hancur-sehancur-hancurnya saar Hara mengatakan itu dengan mata yang berkaca-kaca.

Hara berjalan keluar dari Cafe, meninggalkan Geri yang terdiam ditempatnya.

Menangisi kebodohannya, kebodohan karena mau-maunya dia masuk ke dunia malam seperti itu.

"Hiks..maafin aku..hiks..aku udah gak gitu lagi..hiks..maaf.." isaknya pilu.

Geri membekap mulutnya guna menahan isakan, dia tak mau menangis disini.

Dengan cepat Geri keluar dari Cafe, dia mau menangis dulu.


























Bersambung😾

Obsession Brother [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang