©MOB-06©

29.4K 2.8K 81
                                    

Aku merhatiin vote dulu selama 10 chapter ini, kalau votenya tetap tidak mendukung mau gak mau Awan-Hara harus di up 2 minggu sekali.

Okeylah, Met Bacaa😾
.
.

INI gapernah Hara pikirkan sebelumnya, dia harus mendatangi Awan dan meminta maaf.

Sebab, sehari setelah Hara menampar Awan, pria itu jatuh sakit. Dia demam sampai colapse dan harus dirawat di rumah sakit.

Dan soal 2 orang pelaku penembakan, kasusnya sudah di tutup. Kedua pelaku bunuh diri di dalam sel karena keluarga Hara masih tak percaya mereka begal.

Keduanya setia menutup mulut dan tak membocorkan informasi apapun.

"Awan." pria yang tadinya sedang mengurut pangkal hidungnya pelan kini menoleh, raut wajahnya sumringah seketika.

Siapa yang tak senang, kala pujaan hati datang menjenguk. "Hara~" sapa nya riang.

Hara jadi merasa bersalah, dia duduk dikursi sebelah ranjang Awan pelan.

"Hara ngapain kesini?" tanya Awan penasaran.

Helaan napas Hara berikan, dia menjulurkan tangannya. "Gue mau minta maaf, karena udah nampar lo 3 hari lalu." ucap Hara lugas.

Awan terdiam, lalu menyunggingkan senyum tipis. "Gamau ah!" Awan cemberut dengan kedua tangan yang dilipat didada.

Alis Hara naik sebelah. "Kok?"

Awan menggeleng pelan, dia menarik dagu Hara lalu mengecup pipinya. "Dimaafkan, Hara disini aja, temenin Awan." Awan tanpa rasa bersalah tidur kembali.

Dengan tangan Hara yang dia genggam di dada. Hara sendiri masih shock, berani sekali Awan mencium pipinya.

Baru saja Hara hendak menabok wajahnya, dia terdiam seketika.

Dia tak pernah sadar, kalau Awan itu seimut dan setampan ini.

"Mau gue jadiin baby boy mana bisa, dia sepupu gue.." iya juga ya, mana bisa juga Hara jadiin Awan submissive nya.

Awan itu sepupunya.

Tak mau berlarut pada angan-angan semu menjadikan Awan submissive nya. Hara memilih menidurkan kepalanya di pinggir ranjang Awan.

Dan memejamkan matanya.

Nampaknya Hara harus segera mencari baby boy untuk dirinya sendiri, alias cari pacar.

....

Hara mengernyit pelan, dia merasakan ada sesuatu yang aneh disekitarnya.

Ada yang menoel pipinya.

"Mbunaaa..mbunaa.." duh, kok suara nya gemoy banget.

Perlahan Hara membuka matanya, melihat dengan jelas seorang bayi mungil berusia 13 bulan berada diatas tubuhnya.

"Ey? Bayi siapa nih?" gumamnya heran sembari bangun dari tidurnya.

Dia duduk memangku bayi tampan itu. "Kamu anak siapa?" tanya Hara spontan.

Bayi itu hanya tertawa lucu mendengar ucapan Hara. Tak lama terdengar langkah kaki dari arah kanannya.

Mata Hara membulat shock. "Sayang, kamu udah bangun? Ini Hawa minta susunya, dia rewel." Hara masih diam bahkan ketika bayi mungil berusia 2 bulan diletakan digendongannya.

Dan bayi 13 bulan tadi digendong pria berusia sekitar 29 tahun itu.

"Sayang?" Hara tersentak.

"Lo kok ada disini Wan?" tanya Hara shock.

Pria 29 tahun itu heran, dia menyentuh kening istrinya pelan.

"Gak panas, kamu kenapa babe?" tanya pria itu khawatir.

"Lo yang kenapa, ini anak siapa lagi?"

"Heh! Kok ngomongnya gitu. Ini Hawa sama Harka sayang, anak kita."

Hara menggeleng ribut. "Gila lo! Yakali gue nikah ama sepupu sendiri!" tolak Hara tak percaya.

Pria itu memandang Hara berkaca-kaca, lalu dia menangis. "Huaaaaa kok kamu gituuu..hiks..kamu lupain aku lagi Haraaaaaa..hiks..huaaaaaaa kamu jahaaaaat!!..hiks..ini aku Awaaaaan..hiks..suami kamuu huaaaaaaaaa." tangisnya keras.

Dan itu, semakin membuat Hara bingung.

Ctik!

Hara membuka matanya lagi, dia mengerjab pelan saat ini. Sedang mengumpulkan nyawa yang belum terkumpul.

"Tidurnya nyenyak?" tanya Awan lembut sembari mengelus rambut hitam legam Hara.

Hara diam, dia bangun dan terduduk dikursinya, memandang Awan yang terduduk di ranjang dengan tatapan hangatnya.

Wajah Awan, mirip seperti pria yang ada di mimpi Hara tadi.

"Wan, antar sepupu gaboleh nikah. Ingat itu!" kecam Hara kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan cepat keluar ruangan.

Sementara Awan, hanya diam dengan tatapan penuh ambisi untuk memiliki Hara.

"Siapa bilang sepupu gaboleh nikah, lihat aja nanti." cibir Awan sambil terkikik pelan.

Tadi dia mimpi indah, dia memiliki anak bersama Hara. Nama anaknya adalah Harka dan Hawa.

Indah sekali, tapi yang anehnya disana Awan merasa aneh dengan sikap Hara yang sangat lembut padanya.

Apa suatu saar, Hara akan berlaku selembut Hara yang ada dimimpi Awan?.

Senyum tulus terbit diwajah Awan pelan, rona merah menghiasi kedua pipi chubbynya.

Dia menunduk, terlihat bulu matanya bergetar pelan. "Aaah..Awan akan sangat bahagia jika mimpi itu menjadi nyata.." bisiknya bergetar.

Entahlah, Awan merasa amat bahagia hanya dengan mimpi itu.

Tak tau akan bereaksi apa jika suatu saat itu menjadi nyata.


































Bersambung😾

Obsession Brother [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang