°°°
Areska berjalan seorang diri menuju kantin, menyapa orang-orang yang berada di sekitarnya seraya tebar pesona pada gadis-gadis. Bukannya para gadis itu tersanjung, mereka malah menertawakan kekonyolan Areska. Namun tak membuat cowok itu patah semangat. Tidak semua dari mereka menertawakan, ada pula yang balik menyapanya karena senyum manis yang di miliki laki-laki tampan itu.
Kini tujuannya menghampiri teman-teman segengnya di meja paling pojok. Dimana mereka sudah berkumpul disana.
"Hmm, enak nih," kata Areska mencomot mie milik Juna.
"Lo dateng-dateng minta di jambak ya Res!" delik Juna hampir menggeplak kepala Areska jika cowok itu tak segera menghindar.
Sembari mengunyah, Areska menyengir lebar tanpa dosa. Ia mengambil duduk di samping Arjun, cowok tampan, suka royal pada teman-temannya.
"Lagi ngapain nih? Tegang-tegang amat kek kanebo," Areska bertanya santai kini mencomot makanan milik Arjun.
"Lagi ghibahin lo Res," gurau Juna sekedar bercanda.
"Masyaallah, abang Juna berdosa sekali," tutur Areska mendramatisir.
Kini pandangan cowok itu beralih pada cowok yang terlihat misterius, duduk di samping Natasha.
"Bro, kenapa Bro?" tanya Areska pada Valter, si anak kelas XII.
Valter melirik sekilas padanya, lalu kembali mengaduk-aduk makanannya tanpa nafsu. "Nggak," jawabnya singkat.
"Roman-romannya lagi galau ya?" tebak Areska sembari bergurau.
"NAH! Sejempol buat lo Res," sahut Juna lalu melakukan tos ria dengan Areska.
"Sotoy lo!" tukas Valter menggeplak pelan kepala Juna.
"Udah, udah! Nggak usah ribut deket gue!" seru Natasha kesal, ia tak suka jika ketenangannya di ganggu oleh siapapun. Berhubung ia duduk di tengah-tengah antara Valter dan Juna, gadis itu tanpa dosa memukul lengan kedua cowok itu.
"Res, tadi ada anak baru 'kan? Bener masuk kelas lo?" tanya Natasha setelah menyelesaikan urusannya memukul Valter dan Juna.
"Iya," jawab singkat dari Areska seraya memakan makanan Arjun tanpa di sadari cowok itu.
"Gimana anaknya, cantik nggak? Baik nggak?" tanya Arjun menimpali.
"Beuh, cantik anjir. Sampe tremor gue," kata Areska hiperbola.
"Serius? Kalau gitu kenapa nggak masuk kelas gue aja ya?" kelakar Juna sok berpikir.
"Kelas lo banyak setannya, makanya guru nggak mau nempatin bidadari disana," balas Areska dengan santainya.
"Sialan lo!"
"Pantesan dari tadi makanan gue cepet banget habisnya. Ternyata lo comot Res! Setan lo emang!" tukas Arjun sadar ketika Areska memakan makanan miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARESKA [complete]
Подростковая литература🐰LEGANTARA HIGH SCHOOL SERIES🐰 Ketika keadaan mengharuskan untuk menangis, tak usah berpura pura tegar, karena tak semua air mata berarti lemah. Namun berbeda dengan Ares, ketika keadaan menginginkan dirinya menangis, hatinya mengatakan untuk teta...