Bab 9🐰

77 12 29
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Seulas senyum tak pernah luntur dari bibir Areska. Melihat Alea dari kejauhan yang tampak tertawa lepas bersama teman-temannya di lapangan sana juga ikut Areska rasakan.

Mata pelajaran olahraga kembali datang pada jadwal hari ini,  pelajaran yang memang Areska sukai. Cowok itu tampak istirahat di pinggir lapangan bersama Arka dan Tristan setelah puas melempar basket kesana dan kemari. Arka dan Tristan sibuk mengipas diri dengan tangan karena kepanasan, sedangkan Areska menumpu kedua tangannya di dagu menatap lekat pada salah satu gadis tercantik di kelasnya, Alea.

Kini giliran para siswi bermain basket setelah selesai para cowok selesai. Beberapa dari cowok-cowok yang menyaksikan tampak terkekeh geli melihat aksi para gadis bermain. Mereka tidak serius seperti para siswa bermain, tampak seperti anak-anak yang berebut bola lalu saling menertawakan.

Sebuah ide cemerlang melintas di pikiran Areska, cowok itu dengan terburu-buru mengeluarkan ponsel dari saku celananya, membuka aplikasi kamera lalu mengarahkannya pada objek yang ia lihat.

Satu jepretan berhasil ia dapatkan, Alea tampak cantik dengan hasil jepretan kameranya.

Satu jepretan berhasil ia dapatkan, Alea tampak cantik dengan hasil jepretan kameranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jepretan kedua, gagal akibat Arka menyenggol lengannya.

"Lagi motoin siapa lo?"

"Sial!" umpat Areska berdecak kesal. "Ah elah! Ganggu lu!" deliknya.

"Lagian, sibuk sendiri aja lo..."

"Cieee, Alea!" celetuk Tristan tanpa sepengetahuan Areska merampas ponselnya. Melihat tanpa izin apa yang di foto Areska.

"Kurang ajar lu!" Areska kembali merampas ponselnya sedikit kasar.

"Motoin Alea lo?" tanya Arka.

"Nggak baik Res, motoin orang tanpa izin. Ntar lo bisa di cap pelecehan terhadap anak gadis orang," cerocos Tristan.

"Sotoy lo! 'kan cuma sekali, lumayan buat cuci mata," balas Areska tak memperdulikan ucapan kedua temannya.

"Kesempatan dalam kesempitan. Gue aduin tau rasa lo." Arka mengancam.

ARESKA [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang