°°°
Setelah di antar Areska pulang ke rumah, gadis itu langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa. Alih-alih menawarkan temannya itu untuk singgah ke rumahnya, Alea hanya berterima kasih dan menyuruh Areska untuk pulang.
Padahal, jauh dari lubuk hati Areska yang paling dalam dia ingin berkunjung ke rumah gadis itu untuk sementara waktu. Namun, sepertinya gadis itu tak berniat menawarkan sesuatu padanya. Karena hal itu lah Areska memilih untuk pulang. Yang penting dia sudah tahu alamat rumah Alea.
"Eh, kamu udah pulang ternyata." celetuk seorang wanita bertubuh ringkih dengan kulit yang sudah keriput menghampiri Alea.
Gadis itu tersenyum lesuh seraya mengangguk singkat. "Mereka udah pulang 'kan Oma?" tanyanya pada Ina, selaku nenek dari Alea.
Nenek Ina yang duduk di samping cucunya itu mengangguk. "Udah. Mereka cuma singgah sebentar," jawab wanita baya tersebut.
"Mereka nanyain Lea?" tanya lagi Alea.
Raut wajah Nenek Ina berubah sendu, wanita itu menggeleng lemah seraya iba pada cucunya. Ini adalah salah satu alasan mengapa Alea belum ingin pulang ke rumahnya. Ketika masih berada di sekolah, nenek Ina mengabarinya jika kedua orang tua Alea akan datang. Alea yang tak ingin bertemu memilih menghindari diri.
"Mereka cuma nitip ini buat kamu." nenek Ina menyerahkan sebuah amplop putih di hadapan Alea. Dengan malas gadis itu mengambilnya.
"Yaudah Lea ke atas dulu ya Oma," pamit Alea seraya beranjak dari sofa yang di dudukinya.
"Iya, mandi dulu, kalau laper turun lagi ke bawah. Oma udah nyiapin makanan buat kamu," titah sang nenek penuh kasih sayang.
"Siap Oma!" Alea berlagak hormat pada sang Nenek menimbulkan kekehan dari Nenek Ina.
Segera Alea memasuki kamarnya. Ia duduk di ujung kasur seraya membuka sebuah amplop yang masih dalam genggamannya. Dia juga penasaran apa isi dari amplop tersebut.
Merobek amplop tersebut, menemukan secarik kertas putih di dalamnya. Alea membuka lebar-lebar kertas itu lalu membaca isi suratnya.
Saya harap kamu bersikap baik di sana. Dan saya harap kamu juga tidak membuat onar atau bahkan juga mempermalukan nenekmu seperti yang kamu lakukan di Jakarta.
Tertanda
Mama, Papamu tercinta
"Shit!" Alea refleks mengumpat seraya menggulung kertas tersebut menjadi sebuah bola lalu melemparnya ke tong sampah yang berada di sudut kamar.
Hanya sebuah tulisan sederhana, namun sakit rasanya ketika yang menulisnya adalah orangtuanya sendiri. Bahkan secara tidak langsung menyinggung perasaan anaknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARESKA [complete]
Teen Fiction🐰LEGANTARA HIGH SCHOOL SERIES🐰 Ketika keadaan mengharuskan untuk menangis, tak usah berpura pura tegar, karena tak semua air mata berarti lemah. Namun berbeda dengan Ares, ketika keadaan menginginkan dirinya menangis, hatinya mengatakan untuk teta...