Bab 17🐰

62 11 12
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Rumah Areska yang tadinya terlihat bersih kini berubah sekejab mata bak di serang angin tornado. Sampah makanan dan kaleng minuman berserakan di mana-mana, cipratan saus serta air juga menambah kotornya rumah.

"ARESKA!" teriakan seseorang yang begitu familiar di telinga Areska mengalihkan seluruh atensi anak-anak remaja yang sedang asyik menikmati pesta kecil-kecilan itu.

Areska melotot terkejut ketika mendapati Karina datang secara tiba-tiba dengan mata yang penuhi kilatan kemerahan. Kedatangan wanita paruh baya tersebut membuat teman-teman Areska diam bergeming.

"Ma-Mama?"

"Ini kenapa rumah bisa sampe berantakan begini?!" teriak Karina terlihat geram dan marah.

"Ini apa maksudnya rame-rame, hah?"

"Ma-"

"Kalian, bubar!" usirnya dengan lantang membuat remaja-remaja tersebut langsung tunduk dan pergi dari rumah Areska meninggalkan segudang pertanyaan di pikiran mereka masing-masing.

"Areska! maksud kamu apa, hah? ngapain bawa temen-temen kamu itu kesini?!"

"Ini lagi, kenapa bisa seberantakan ini!"

"pokoknya Mama nggak mau tau ya, sore ini juga, kamu bersihin semuanya sampai bersih! Nggak ada yang kesisa satu pun! Besok pagi udah harus bersih, wangi! Ngerti!"

"I-iya Ma, maaf," lirik Areska merasa bersalah.

"Dasar! kerjaannya nyusahin orangtua aja! Foya-foya mulu! Di pikir nyari uang gampang apa?!" dumel Karina seraya berjalan menuju kamarnya.

"Res." panggil lagi seseorang membuat Areska berbalik badan dan kembali melotot dikala Arka masih berada di rumahnya.

Ia melupakan jika Arka tadi memang izin ke toilet. Dan mungkin saja dia mendengar semua pembicaraan ibunya.

"Arka, lo-"

"Sorry, gue nggak bermaksud nguping," aku Arka terlihat iba melihat Areska yang di salahkan sang ibu. Sedangkan Areska menghela nafasnya dan mengangguk mengerti. Dia juga tidak bisa menyalahkan Arka, ini terjadi secara tiba-tiba.

"Gue bantuin lo bersih-bersih. Habis itu lo cerita sama gue."

°°°

Areska duduk diam di tepi ranjangnya seraya menunduk ke bawah entah memikirkan apa. Sedangkan Arka yang masih setia berada di rumah Areska hingga larut malam seperti ini, duduk di sebuah kursi menghadap Areska. Menuntun penjelasan yang ingin ia ketahui sejak dulu.

Iya, sudah lama Arka ingin bertanya kondisi Areska karena gelagat cowok itu aneh. Namun, gengsi Arka lebih besar untuk menanyakan hal itu.

"Res, jelasin," pinta Arka.

"Yaa, kayak yang lo liat," balas Areska setelah menghela napas panjang.

"Res, jujur sama gue kenapa sih? Gue juga temen lo Res! Bahkan gue nganggep lo sebagai saudara gue sendiri karena kita lumayan deket. Gue siap bakal bantuin lo kalau lo punya masalah? Lo pikir, dengan lo nutupin semua ini sendirian masalah lo bakal selesai gitu? Enggak Res, lo masih butuh seseorang buat berbagi. Kalau lo nggak punya orangtua buat saling berbagi cerita, lo bisa cari gue!"

ARESKA [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang