°°°
Areska dan Arka berjalan beriringan menuju kelas setelah nongkrong sebentar membeli air di kantin. Melewati lapangan mendapati Tristan tengah berdiri seraya hormat pada bendera serta satu kakinya yang di angkat, mengundang tawa dari kedua cowok tak berakhlak tersebut.
"Ngapain lo Tan?" Arka bertanya, nadanya terdengar meledek.
Tristan menatap sinis kedua temannya dari samping. Berdecak kesal ketika mendengar lontaran pertanyaan Arka.
"Nyetrika!" sarkas Tristan telak. "Ngapain lo pada disini? Sana-sana pergi!" usir cowok itu dengan judesnya.
"Yaelah baperan bener lo jadi cowok. Kita 'kan setia kawan, nyamperin lo kesini," ujar Areska meletakkan lengannya di pundak Arka.
"Ginjal lo setia! Gue di atas pohon tadi ngapain lo pada kabur? Bukannya nolongin lo!" cerocos Tristan sangat kesal jika kembali mengingat kejadian beberapa menit lalu.
"Kita refleks Tan, tiap liat Pak Gentong 'kan kita kabur." Arka membela.
"Nggak guna lo pada. Dah, sono pergi!"
"Dih, dih. Songong," ucap Areska sinis.
"Yaudah. Cabut Res, mending kita gangguin anak kelas. Yoi nggak?" ajak Arka.
"Yoi Bro!"
Keduanya berbalik arah, menuju kelas. Membiarkan Tristan seorang diri di lapangan sana. Bahkan dia menggerutu saja tidak di dengar oleh kedua cowok itu. Mereka lebih memilih masuk kelas dari pada harus berjemur menemani Tristan.
"Laknat lo berdua!"
°°°
Akhirnya bell pulang yang sejak tadi di tunggu-tunggu pun berbunyi. Beberapa dari anak-anak Legantara itu bersorak heboh bak mendapat hadiah seperti anak kecil. Mereka saling berhamburan keluar gerbang untuk pulang. Mungkin, hanya sebagian dari mereka yang memang benar-benar pulang ke rumahnya. Sebagian lagi pasti lebih memilih nongkrong di cafe, rumah teman, di halte sekolah ataupun pergi pacaran.
Begitupun dengan Areska dan gengnya, sebelum pulang ke rumah, mereka menyempatkan diri untuk nongkrong di cafe selagi Arjun berbaik hati mentraktir keempat sahabatnya. Tentu mereka tidak keberatan, selagi ada yang gratis mereka mau-mau saja. Apalagi Areska.
Kebetulan hari ini Areska tidak membawa motornya. Katanya sayang, di belakang nggak ada yang ngisi. 'kan kasian kalau dia ngeboncengin kuntilanak. Lebih baik dia yang ngisi jok belakang motor orang. Alias nebeng.
Tadi pagi, dia memang ikut nebeng bersama Arjun ke sekolah. Dan hari ini ia menumpang bersama Juna. Natasha bersama Arjun dan Valter dengan motornya sendiri.
"Jangan meluk-meluk gua lo Res! Geli gua!" Juna berseru, tatkala Areska duduk manis di belakangnya seraya memeluk pinggangnya dengan santai. Mengundang kekehan kecil dari Areska. Begitupun dengan yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARESKA [complete]
Ficțiune adolescenți🐰LEGANTARA HIGH SCHOOL SERIES🐰 Ketika keadaan mengharuskan untuk menangis, tak usah berpura pura tegar, karena tak semua air mata berarti lemah. Namun berbeda dengan Ares, ketika keadaan menginginkan dirinya menangis, hatinya mengatakan untuk teta...