Bab 8🐰

88 13 22
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Bagi Areska, pelajaran apapun itu sangat membosankan, tidak menarik, dan membuatnya sering mengantuk bahkan pernah tertidur di kelas.

Bagi Arka, setiap pelajaran itu selalu sulit dan memusingkan otaknya. Namun, bagi Tristan pelajaran apa saja di bawa santai aja.

"Res, cabut yuk, ngantuk gue," ajak Arka tampak menguap sejak guru menerangkan. Kebetulan pagi ini pelajaran di awali dengan matematika. Dan keduanya sangat terlihat bosan.

"Lo mau di gorok pak Nando? Gue sih ogah," balas Areska mengedikkan bahunya acuh. Walaupun Areska sering terlihat bosan dengan seluruh mata pelajaran, namun percayalah dia tidak pernah bolos sekalipun dalam pelajaran kecuali izin sakit.

Tristan yang mendengar bisikan Arka dari depan menggeleng-gelengkan kepalanya pelan lalu melanjutkan aktifitasnya mencatat materi kembali. Murid tidak tahu diri memang. Sedang dalam proses belajar, anak satu itu malah mengajak anak orang membolos.

Pak Nando adalah guru matematika di kelas XI IPS 2, beliau termasuk jajaran paling galak setelah Pak Gento. Jika saja dia tahu muridnya akan membolos, siap-siap saja kuping mereka akan di jewer sampai terlihat memerah.

Arka berdecak kesal, memang susah ketika mengajak Areska membolos. Kecuali kalau dia sudah ketinggalan pelajaran, maka dia lanjut bolos. Areska aneh, ya memang begitulah dia.

Arka kini beralih pada target selanjutnya, dia mencolek punggung Tristan dari belakang menggunakan pulpen miliknya.

"Tan, bolos yuk," bisiknya mengajak Tristan.

Tristan tak menghadap ke belakang, namun telinganya masih berfungsi normal mendengar setiap ucapan Arka. Cowok itu masih setia menulis materi yang ada di papan tulis.

"Ogah," tolaknya sedikit menyembulkan kepalanya ke belakang. Tristan hampir sama dengan Areska, cowok dengan tampang bule itu lebih suka berada di dalam kelas, mendengarkan setiap ocehan guru di depan. Dia tak suka di ajak bolos.

"Yeeuu, sama aja lo berdua." Arka kembali di buat kesal lantaran temannya untuk di ajak bolos tidak ada.

Arka memang mau saja bolos sendirian, tapi sangat di sayangkan dia tidak punya teman untuk di ajak ngobrol. Masa orang ganteng kayak dia di suruh ngomong sama tembok.

"Arka!" seketika panggilan dari pak Nando membuat Arka terkesiap. cowok itu refleks berdiri dengan sedikit pelototan mata.

"Saya Pak?" Arka malah bertanya sembari menunjuk dirinya sendiri.

"Bukan, anak tetangga saya," jawab pak Nando dengan wajah datar tanpa ekspresi. Membuat para muridnya sontak tertawa, sedangkan Arka menggaruk rambutnya yang tak gatal, salah tingkah.

"Lucu Pak, lucu. Keren," sahut Areska menunjukkan jari jempolnya pada pak Nando. Mengapresiasi lawakan guru tersebut.

"Diam kamu!" bentak pak Nando memperingati Areska dengan pelototan tajamnya. Cowok itu sontak mendunduk takut. Namun terlihat berusaha menahan tawanya.

ARESKA [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang