Bab 6🐰

109 18 34
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Jam istirahat masih tersisa 20 menit lagi. Makanan yang di makan Alea juga sudah habis. Selepas semuanya ia comot ke dalam mulut, kini perutnya terasa sakit.

Alea, Abel, serta Vivi berjalan beriringan menuju kelas seraya bercanda ria.

"Lo kenapa Al?" tanya Abel ketika melihat gelagat aneh dari Alea. Sontak Vivi pun ikut menoleh khawatir pada gadis itu.

"Perut gue tiba-tiba sakit. Gue ke UKS dulu ya. Kalian duluan aja, nanti gue nyusul," tutur Alea hendak mencari obat di UKS.

"Bener? Mau kita temenin nggak?" tawar Vivi tampak cemas pada teman barunya.

"Nggak usah, gue sendiri aja. Gue ke UKS dulu ya kalau ada guru izinin!" ucap Alea sembari berlari kecil meninggalkan teman-temannya.

"Hati-hati Al!"

Alea membuka pintu UKS dengan kasar, terlihat ruangan serba putih itu sunyi tak ada orang kecuali dirinya. Alea membuka lemari kecil yang berisi obat-obatan lantas mengambilnya dan meminumnya dengan air yang telah ada di UKS ini. Serta mengoles perut ratanya dengan minyak kayu putih.

Beberapa menit kemudian, Alea bernafas lega ketika perutnya mulai terasa nyaman setelah efek obatnya berkerja.

"Alea?"

"Astagfirullah!" pekik Alea sontak mengelus dadanya ketika suara berat seseorang memanggilnya.

Areska yang sejak tadi tiduran di UKS menahan tawanya melihat Alea terkejut karena dirinya. Lucu sekali.

"Ares? Kok lo ada disini?" tanya Alea menunjuk Areska.

Areska menduduki dirinya seraya bersandar pada punggung brankar. "Emang dari tadi disini."

Alea tampak memikirkan sesuatu, seingatnya Areska memang tidak ada di kelas. Ia pikir cowok itu tidak masuk, ternyata enak-enakan tidur di UKS. Ketika guru bertanya, dia juga tidak mendengarkan karena fokus berbicara dengan Abel dan Vivi.

"Lo sendiri ngapain disini?" tanya balik Areska membuyarkan lamunan Alea.

"O-ooh, ini. Tadi gue nyari obat sakit perut."

"Lo ... sakit Res?"

Areska mengedikkan bahunya acuh seraya menjawab. "Enggak."

"Terus?"

"Mau tidur aja. Ngantuk gue," cengirnya tanpa dosa.

Alea tampak mendengus pelan. Geleng-geleng kepala atas jawaban Areska. "Padahal tadi lagi ada ulangan sejarah loh. Rugi lo nggak ikutan, ntar ulangan susulan sendiri, nggak enak tau," kata Alea memberitahu.

"Santai. Lagian mau kapan pun gue ulangan, nilai gue cuma segitu-segitu aja. Dan lagi, sejarah hidup gue udah terlalu panjang tambah lagi sejarah indonesia ini. Tambah pusing gue," kelakar Areska tertawa singkat. Entah apa yang di ucapkannya, Alea hanya meringis pelan.

ARESKA [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang