°°°
Areska memantul bola basket yang dimainkannya berkali-kali ke bawah tanah. Memasukkan bola oren itu ke ring, ketika lawannya hendak merebut.
Berhubung jam pelajaran pagi ini olahraga, Areska memilih bermain basket bersama teman-teman sekelasnya selagi guru olahraga membebaskan mereka bermain apapun. Sedangkan para siswinya memilih duduk di pinggir lapangan sembari bergosip ria serta menyemangati para cowok-cowok bermain.
"Res, sini lempar Res!" Arka berseru sedikit berjauhan dengan Areska.
Areska hendak melayangkan bola tersebut pada Arka, namun sayangnya netranya menangkap sosok seorang gadis anggun berparas cantik terlihat kebingungan di koridor kelas XI. Bola yang seharusnya di lemparkan pada Arka malah berpindah alih pada lawan karena lamunan Areska.
"Woi Res, fokus woi!" seru Tristan selaku teman satu tim Areska.
Lagi-lagi di sayangkan, cowok itu tak mendengar. Siluet tajamnya tetap berfokus pada gadis asing itu hingga tanpa sadar membuat Areska terpukau. Hingga Arka dan Tristan menghampirinya tetap saja Areska tak menyadarinya.
"Kenapa nih anak?" tanya Tristan pada Arka tampak kebingungan.
Arka yang juga tak tahu mengangkat kedua bahunya.
"Res? Ares! ARESKA ANAK PAK SOMAT!" teriak Arka tepat di telinga Areska mampu membuat cowok itu seketika terlonjak kaget.
Menatap tajam Arka sembari mengusap-usap telinganya. "Gue nggak budeg tolol!" umpatnya kesal.
"Nggak budeg?! Di panggilin dari tadi kenapa nggak nyaut lo?" sewot Arka berkacak pinggang.
"Itu tandanya gue nggak denger," jawab Areska tanpa dosa.
"Sama aja goblok!" geram Arka serasa ingin meremas otak Areska.
"Udah, udah. Nggak usah ribut lo pada," lerai Tristan menengahi. "Lo lagi liat apaan Res?" tanya Tristan penasaran.
"Bidadari," celetuknya menunjuk dengan dagu tanpa menoleh pada Tristan. Tanpa sadar, seutas senyum tercetak jelas di bibirnya.
Arka dan Tristan ikut menoleh pada arah yang di tunjuk Areska, karena penasaran. Ikut terpukau ketika melihat seorang gadis cantik berdiri sendiri di sebrang lapangan. Rambut hitam legamnya yang diterpa angin membuat ketiga cowok itu terpana.
"Cantik anjay," celetuk Arka berkomentar.
"Siapa tuh? Anak baru?" tanya Tristan lagi tetap memperhatikan gadis asing di depan sana.
"Mungkin. Soalnya gue belum pernah liat," jawab Arka. Setelah itu pandangannya beralih pada Areska yang masih setia terdiam, hanyut dalam pesona gadis itu. "Woi Res! Sadar, kesambet Tristan tau rasa lo!"
"Kok gue?" Tristan, cowok berparas bule itu protes.
"Lo 'kan kembarannya setan."
"Sialan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARESKA [complete]
Novela Juvenil🐰LEGANTARA HIGH SCHOOL SERIES🐰 Ketika keadaan mengharuskan untuk menangis, tak usah berpura pura tegar, karena tak semua air mata berarti lemah. Namun berbeda dengan Ares, ketika keadaan menginginkan dirinya menangis, hatinya mengatakan untuk teta...