Part 28🐰

56 5 0
                                    

Malam itu langit malam begitu mencekam dan bergemuruh, sangat mendukung kemarahan seseorang ketika berjalan menemui sebuah markas yang terletak di tepi jalanan sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu langit malam begitu mencekam dan bergemuruh, sangat mendukung kemarahan seseorang ketika berjalan menemui sebuah markas yang terletak di tepi jalanan sepi.

Alea mendobrak pintu markas itu dengan gertakan gigi kuat, hingga beberapa dari laki-laki yang berada di dalamnya menoleh terkejut ketika gadis itu datang secara tiba-tiba.

"Wah, wah, coba liat bos siapa yang datang," celetuk salah satu anak buah Varo tersenyum sungging. Berani sekali mantan pacar bosnya ini datang malam-malam, sendirian pula.

Varo melangkah menuju Alea dimana gadis itu menghunusnya dengan tatapan tajam.

"Alea--"

Plak!

Dengan napas menggebu-gebu Alea spontan menampar sebelah pipi Varo. Cowok itu sontak memalingkan wajah akibat tamparan yang terasa menyilukan tersebut. Beberapa teman Varo hendak melangkah maju, namun urung tatkala salah satu dari mereka membiarkan Varo berurusan sendiri dengan Alea.

"Gue pikir dengan cara gue ngejauhin Areska, lo nggak bakal gangguin dia! Tapi kenapa? Kenapa lo gangguin dia sampai babak belur kayak gitu, hah!" teriak Alea penuh jiwa amarah yang bergejolak.

Varo menunduk sejenak lalu memperlihatkan senyum smirknya pada Alea. Sangat menggambarkan bahwa dia puas Alea menuruti kemauannya serta Areska yang lemah.

"Bodoh," hardik Varo tertawa kecil, "lo sama Areska sama-sama bodoh! Emang pantes lo berdua jadian," lanjutnya mengejek.

Alea menggeram, gadis itu kembali menampar sebelah pipi Varo di area yang sama hingga terlihat kemerahan dan bekas tangan Alea di pipi cowok brengsek itu.

"Kenapa sih lo setega itu? Kenapa lo selalu melakukan hal yang lo inginkan! Gue muak Varo, gue muak!" pekik gadis itu kini berlinang air mata.

Dia akui dia memang bodoh, mau-mau saja diancam Varo untuk menjauhi Areska. Seharusnya Alea tidak takut dengan cowok itu. Kalau sudah begini, Alea lah yang harus menanggung semuanya.

"Kan gue udah bilang, lo terlalu bodoh, cantik. Coba aja lo nggak minta putus dari gue dan nggak deket sama Areska, dia nggak bakal kenapa-napa, 'kan?"

"Dasar bejat! Gue pengen lo minta maaf sama Areska dan jelasin semuanya!"

"Apa? Apa lo bilang? Maaf?" Varo menyunggingkan bibirnya lagi. "Cih, bukan urusan gue."

Alea menangis sesenggukan, gadis itu dengan brutal memukul seluruh badan Varo dengan tangan kecilnya, namun tak berefek sedikit pun di tubuh kekar Varo.

Cowok itu dengan mudah mencengkram kuat kedua pergelangan tangan Alea membuat gadis itu meringis.

"Lepasin gue! Gue benci sama lo!"

"Hey, mana Alea yang gue kenal? Mana Alea yang selalu nurutin permintaan pacarnya, hm?" tutur Varo berbicara pelan. Tatapannya seolah merendahkan gadis di hadapannya.

ARESKA [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang