Part 22🐰

43 6 0
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Lokasi Areska dan kedua temannya kini berpindah ke sebuah jalanan sepi dekat jembatan. Varo dan beberapa gengnya serta satu orang gadis bersama Varo berada di sana sekedar nongkrong di tepi jalanan sepi itu.

Areska, Tristan serta Arka mengintip dari kejauhan.

"Res, mending pulang aja dah. Gua takut di keroyok," bisik Arka disamping Areska. Posisinya, mereka berada di belakang pohon kecil seberang Varo.

"Nggak! Gue harus bikin perhitungan ama dia. Kita nggak bisa diem terus kayak gini. Varo itu brengsek, dia udah berani ngehianatin Alea," tegas Areska.

"Terus, sekarang kita ngapain?" Tristan bertanya.

"Mau ngajak tawuran! Ayok, ikut gue," tutur Areska maju lebih dulu. Namun, pergerakannya terhenti ketika bajunya terasa berat.

"Jangan tahan gue! Cepetan maju!" serunya pada Arka dan Tristan.

Tristan dan Arka maju ke depan Areska dengan tampang polos. Areska yang masih merasakan berat di belakang bajunya pun mendongak, kaget.

"Lah? Terus yang narik baju gua siapa?" tanya Areska. Tristan dan Arka kompak menunjuk belakang Areska dengan dagunya.

Areska menengok kebelakang, bajunya tersangkut di ranting pohon kecil itu membuatnya malu sendiri. Dua cowok di hadapan Areska itu memandangnya datar.

Areska berdehem sejenak, menghilang rasa sedikit gugupnya. "Oke, ayok ikut gue," ucapnya lagi.

"Eh, Res. Lo seriusan mau ngajak mereka tawuran? Mereka ramean cuy! Sedangkan kita cuma bertiga. Belum apa-apa kita udah jadi bubuk rengginang," ucap Tristan kembali menghentikan Areska.

"Ck, tenang. Ada gue, salah satu anggota Sanggara paling berbakat," balas Areska menepuk dadanya bangga.

"Heleh! Awas aja kalau sampe gue babak belur, lo harus traktir gue es krim sekotak."

"Jangan banyak bacot lo pada! Keburu gue emosi nih."

Areska memimpin jalan, Arka dan Tristan hanya mengikut di belakang.

Cowok dengan rambut belah tengah itu berjalan dengan percaya dirinya, membusungkan sedikit dadanya kedepan.

"Heh, lo! Taro 'kan?!" tanya Areska pada Varo. Sontak seluruh geng Varo memperhatikan ketiga cowok itu.

"Lo? ... lo bukannya..."

"Iya, gue. Kenalin masa depannya, Alea," tutur Areska dengan tingkat kedepan yang ia miliki.

Varo, lelaki berbadan tegap itu merotasikan kedua bola matanya dengan malas. "Mau apa lo kesini?" tanyanya terdengar tak bersahabat.

"Nggak mau ngapa-ngapain sih. Cuma mau ngobrol-ngobrol, terus gue juga mau minta maaf karena waktu itu nggak sengaja mukul lo," tutur Areska santai.

ARESKA [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang