Broken Wing

215 54 12
                                    

Raut wajah yang tadi nampak penuh keyakinan itu kini perlahan sirna. Rhea menundukkan kepalanya, ia sedang mengutuk dirinya sendiri sekarang. Tapi bagi Rhea itu adalah yang terbaik.

"Kalau itu menyakitkan kenapa kamu melakukannya?"

Suara berat yang cukup di kenal Rhea. Membuat Rhea kehilangan kesempatan untuk sebentar saja melunakan dirinya.

"Kau terluka, Priya terluka dan setelah ini Eleora akan terluka. Tidak ada yang bahagia atas apa yang kamu lakukan ini. Lalu untuk apa kau melakukannya?" Tanya Dre lagi. Ia mendengar semua ucapan Rhea kepada Priya.

Rhea tak berniat menjawab. Ia hanya akan pergi. Namun Dre mencekal tangan Rhea.

"Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan?" Tanya Dre

"Mengembalikan semua sesuai jalurnya" Jawab Rhea tanpa menatap Dre.

"Rhea.... tidak semua hal harus berjalan sesuai rencana mu!"

"Rencana membuat kita ingat apa yang sebenarnya lebih kita butuhkan."

Dre sungguh tidak tau bagaimana caranya membuat Rhea mengerti bahwa masalah hati tak bisa di sesuaikan dengan Rencana.

"Kau pikir ini semua takdir? Bukan Dre, ini hanya ujian. Ini hanya pengelabu agar kalian tidak sampai pada tujuan kalian. Kalian mungkin punya banyak waktu untuk bermain-main. Tapi aku tidak. Aku harus melakukan tugas ku. Terserah kalian ingin melakukan apa. Tapi Eleora dia harus tetap ada pada jalurnya" ucap Rhea

"Ini juga akan menyakiti Eleora!"

"Tidak apa! El akan mengerti. El akan tau kalau yang aku lakukan demi kebaikannya. Dre, kau yang lebih tau bahwa menjadi seorang pemimpin ada banyak yang harus ia korbankan. Jadi, tidak apa sakit sebentar" jawab Rhea dengan tegas dan jelas. Ia sangat yakin dengan pilihannya. Ia tidak boleh ikut larut dalam permainan ini.  Ia tidak mau tekecoh untuk yang kedua kalinya.

Tangan Dre perlahan terlepas dari Rhea. Ia kehabisan cara untuk bicara dengan wanita itu.

"Lalu mengapa kamu menjaga ku malam itu?"

Rhea yang baru saja melangkah kembali terhenti.

"Kenapa kau masih mengirimi ku makanan?"

"Dan kalau memang yang kau lakukan sebatas karna aku dekat dengan El, kenapa harus berbohong?"

Rhea tertawa sinis. Ia membalik badannya dan tersenyum mengejek.

"Lalu apa yang ada pikiran mu? Aku menyukai mu? Aku melakukannya karna aku khawatir? Aku diam-diam melakukan itu karna aku tidak ingin kamu tau kebaikan ku?"

Dre terus menatap lekat wajah Rhea. Mencoba mencari kebenaran dari ekpresi itu.

"Ah.. kau benar-benar melelahkan Dre. Ku pikir karna kamu telah menghadapi banyak hal kamu akan berfikir realistis. Ternyata kau juga sama saja seperti El. Menganggap hal-hal seperti itu benar adanya. Atau mungkin memang benar. Tapi aku yang tidak percaya. Dre, kalaupun aku akan jatuh cinta. Kau bukan pilihan ku. Aku tidak suka pria seperti mu. Kamu mengingatkan ku pada seseorang. Seseorang yang harusnya tidak aku temui. Dari semua jenis Pria di dunia ini. Kamu adalah satu-satunya yang tidak mungkin aku cintai. Jadi berhentilah mengaitkan sesuatu hanya untuk memuaskan fantasi mu. Aku sama sekali tidak menyukai mu. Tidak sedikitpun. Aku menganggap mu sebagai teman ku pikir kita bisa begitu. Tapi ternyata tidak.. semua Pria itu sama saja. Merasa nyaman lalu menganggap itu sebagai cinta. Kau benar-benar melelahkan, Dre"

Rhea menatap Dre dengan lekat. Benar-benar lekat.

"Hentikanlah pemikiran mu itu. Aku sungguh-sungguh tidak memiliki perasaan apapun padamu. Tidak sekarang, tidak juga nanti. Tidak akan.." ucap Rhea kali ini Rhea benar-benar meninggalkan Dre.

Kutoroka (I'm on mission to find love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang