Reset

220 56 9
                                    

Eleora nampak terlelap di atas sofa tunggu. Rhea mengambil selimut yang ada di sana lalu menyelimuti tubuh Eleora. Ia juga memberikan bantal agar Eleora dapat tidur dengan nyaman.

Ia melakukan hal yang sama pada ibu Eleora yang tidur di sofa lain. Ia menatap pada Ibu Eleora lebih lama. Sesuatu membawanya pada ingatan lama. Ingatan yang akan selalu ia jaga.

Ada yang tak Eleora tau, hal yang tak pernah ia ceritakan tentang dirinya. Ia sempat pernah menyerah dengan hidupnya. Ia sempat akan mengakhiri hidupnya. Kalau saja ibu Eleora tak menyelamatkannya. Memeluknya dengan begitu erat. Bahkan menangis bersamanya meski ibu Eleora tak mengenal siapa dirinya.

Saat itu untuk pertama kalinya lagi Rhea merasakan hangatnya sebuah pelukan. Peluk yang melepaskannya dari rasa takut. Peluk yang membuatnya sadar bahwa mengakhiri hidup bukanlah jalan keluar.

Orang tua Elora menyelematkannya. Ibu Eleora bahkan pernah menawarinya untuk tinggal di rumahnya saja namun Rhea menolak. Ia berjanji akan hidup dengan baik. Ayah Eleora menyetujui itu. Tapi dengan syarat Rhea harus mau menerima uang darinya agar Rhea bisa memulai hidupnya sendiri. Saat Rhea akan menolak ayah Eleora mengatakan bahwa itu adalah hutang yang nanti setelah Rhea bisa menghasilkan uang sendiri Rhea harus menggantinya.

Selain kartu nama yang di berikan ayah El. Rhea tak pernah lagi bertemu dengan mereka. Ia juga tak pernah mencari tau. Rhea tak lupa ia hanya sedang menjalani dan menyusun hidupnya kembali.

Sampai takdir mempertemukan mereka kembali. Rhea tak tau bahwa Eleora adalah anak Bramantio. Baru saat ia di tawari kerja dan mencari tau tentang Eleora, ia mengetahui siapa Eleora.

Karna itu ia berkali-kali menolak El. Ia berjanji pada dirinya sendiri akan menemui Bramantio dan istri saat ia sukses nanti. Ia juga tak mau Eleora menolaknya jika tau masa lalunya. Ia mengidolakan El akan sangat menyakitkan jika ia di tolak El seperti banyak orang menolaknya. Jadi, ia pikir lebih baik ia saja yang menolak.

Tapi Eleora benar-benar tak berhenti mengejarnya. Ia datang ke kantor untuk menemui Eleora agar Eleora tak menghubunginya lagi. Saat itu Rhea bertemu dengan Bramantio. Bramantio nampak tak mengenali Rhea.

Pada detik-detik terakhir lah Rhea berubah pikiran. Ia memilih untuk menceritakan masa lalunya. Siapa yang tau bahwa Eleora tetap menerimanya.

Ia bekerja dengan Eleora. Eleora mengenalkannya dengan orangtua El. Namun sekali lagi mereka seolah tak mengenalinya. Sejujurnya itu membuat perasaan Rhea lebih baik. Ia tak lagi harus merasa malu dengan mereka.

Ketika Ia mendapati Bramantio di rumah sakit. Saat itulah Rhea tau bahwa Bramantio dan istrinya tak pernah lupa tentang dirinya. Mereka hanya ingin Rhea merasa nyaman.

"Kau sudah terlihat jauh-jauh lebih baik Rhea dari pertama kali kita bertemu "

"Putra atau putri?"

"Nama yang cantik. Apa artinya?"

"Dia akan tumbuh menjadi putri yang cantik, mandiri dan tangguh seperti mu. "

"Ajak kami bertemu putri mu. Dia harus mengetahui kakek dan neneknya bukan?"

Rhea yang sudah berada di depan ruang rawat Bramantio, membekap mulutnya sendiri agar tidak terisak saat teringat semua yang Bramantio katakan padanya.

Keluarganya saja tak pernah sekalipun menanyakan tentang putrinya. Tidak sekalipun. Mereka masih menerima biaya hidup dari Rhea tapi tetap menutup mata tentang apa yang Rhea hadapi.

"Kau juga putri kami, jangan sering tidak datang saat acara makan malam" ucap Ibu El

"Ah.. aku tidak suka ini apa artinya warisan ku akan di bagi dua?" Timpal El

Kutoroka (I'm on mission to find love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang