Spesial Edition 1

309 66 13
                                    

Sudah sejak lama New york menjadi surga bagi para pemburu Ambisi. Kota itu benar-benar memanjakan mereka. Hingga tak jarang mereka masuk terlalu dalam dan terjerat dengan kota itu. Lupa bahwa banyak hal lain selain mengejar puncak karir.

Sekali mencoba akan terus ingin mencoba, sekali naik akan ingin naik lagi naik lagi. Hingga mereka tak sadar sudah menjadi budak dari kota tersebut. Bukan mereka yang menguasai New york tapi New york lah yang menguasai mereka.

"Let's go..." Ucap seorang wanita yang menghampiri satu-satunya kubikel di ruangan itu dengan layar komputer masih menyala.

"Sorry.. not for today"

"Not for today.. not for today. You know? you never join with us. "

"Euhm.. sorry. Later oke?"

"Oh come on.. Rhea. Its Friday night. Time to party."

Rhea tersenyum dan mengangguk.

"I know so...Have fun, Cecil"  jawab Rhea masih dengan wajah tersenyumnya. Cecil memberengut.

"Youre so boring. I hate you" lanjut Cecil ya tentu saja ia tak benar-benar membenci Rhea.

"Thank you... "

Cecil menarik napasnya panjang. Kemudian mengangguk pasrah.

"Baiklah, aku pergi dulu. Kalau kamu berubah pikiran hubungi aku"

"Ehmm.. oke. Meskipun itu tidak akan terjadi"

"Rhea!"

"Sudah sana.. kau di tinggal yang lain"

"Kau juga pulang lah. Paling tidak kalau kau tidak suka pesta. Istirahatlah.. kau sudah persis seperti hantu penunggu ruangan ini tau tidak. "

"Oke"

"Yasudah aku pergi.. dah..."

Dan mungkin Rhea adalah satu dari banyak orang yang sangat di manjakan oleh New york. Usaha apapun yang Rhea lakukan selalu setara dengan hasilnya. Rhea menemukan dirinya di kota ini. Hingga tidak terasa sudah lebih dari 3 tahun ia berada di sana tanpa kembali sekalipun.

Sibuk selalu menjadi alasan utamanya. Ia tak sepenuhnya bohong tapi juga tak sepenuhnya jujur karna kesibukan itu ia semua yang membuatnya.

Saat teman-teman lainnya berusaha pulang tepat waktu tidak dengan Rhea yang tak pernah pulang sebelum lewat jam 9 malam. Bahkan sering ia di sana sampai pagi tak pulang.

Hasilnya meski baru 3 tahun di sana dan meski hanya pendatang. Ia sudah menjadi ketua tim bagian perencanaan di salah satu perusahaan mode besar.

Malam ini pun Rhea baru pulang pada pukul satu malam. Seperti biasanya Rhea yang teratur setelah sampai di apartemen ia langsung membersihkan diri, mengganti pakaian dengan pakaian tidur, menggunakan skin care rutinya baru naik ke atas kasur.

Tak perlu lama untuk membuat Rhea terlelap. Baru saja lima menit dari Rhea mematikan lampu ia sudah mulai terlelap.

Napasnya mulai teratur, wajah yang lelah itu mulai nampak nyaman. Rhea sudah akan masuk ke dalam alam tidur yang paling dalamnya kalau saja  ponselnya tak tiba-tiba berdering.

Dari nada deringnya Rhea sudah tau siapa yang menghubunginya. Ia tau ia sudah janji akan membiarkan mahluk bertentakel itu menghubunginya sebulan sekali tapi sungguh tidak jam segini.

Tangan Rhea mengambil ponsel dan mengangkat panggilan itu.

Aku bukan tidak tau ini sudah dini hari. Aku tau.. tapi jangan marah. Susah sekali mendapatkan signal di sini jadi jangan protes ini jatah ku menghubungi mu. Terlebih  aku ingin mmgabari mu berita yang sangat penting!

Kutoroka (I'm on mission to find love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang