Fly High

344 57 15
                                    

Sudah hampir tiga jam lebih Eleora melakukan video call dengan Rhea. Dari sebelum ia akan dimake up hingga sekarang sudah mengenakan gaun. 

"Bagaimana aku cantik tidak?" Tanya El

Rhea mengangguk. "Cantik.. kau selalu cantik"

"Kamu sedang menuju bandara?"

Rhea mengangguk lagi.

"Berangkat jam berapa?"

"Sesuai tiket jam 4 "

"Yasudah... Kalau gitu hati-hati. Kabari aku"

"Kau sudah memakai jatah telfon satu bulan mu" balas Rhea

"Rhea!"

"Baiklah... Sukses untuk acara mu ya kak. Aku harap kalian akan bahagia selamanya"

Eleora tersenyum. "Aku berharap hal yang sama dengan yang kamu harapkan."

Rhea melambaikan tangannya dan telfon pun tertutup.

Senyum di wajah Eleora nyari memudar namun El, cepat-cepat mengembalikan senyumannya.

"Tidak El, ini pilihan mu.. ini hari bahagia mu. Euhm... Kau akan bahagia" ucap Eleora

🐬
🐬
🐬

Ayah Eleora masuk ke dalam kamar El. Pria itu juga sudah nampak tampan dan gagah dengan jas hitamnya.

"Pah.. kau datang untuk mengantar ku. Bukan untuk menikah lagi. Kenapa tampan sekali?"

"Papah tidak ingin membuat malu putri papah yang sangat cantik ini"

Eleora melebarkan senyumnya. Bramantio mengulurkan tangan pada Eleora.

"Sudah siap?"

El mengangguk. Ia menggapai tangan sang ayah kemudian menggandengnya. Mereka keluar dari kamar. Berjalan melewati koridor lalu masuk ke dalam lift di temani 3 orang lainnya yang membantu-bantu.

Eleora memecahkan keheningan di dalam lift itu.

"Jangan menangis. Aku melarang papah dan mama menangis"

"Kenapa?"

"Make up ku rusak nanti. Aku tidak mau foto pernikahan ku tidak cantik"

Bramantio tak menjawab hanya menepuk tangan putrinya yang melingkari lengannya.

"Berjanji dulu pah"

"Baiklah.. kau juga jangan menangis"

"Ishhh.  Aku tidak cengeng"

"Papah juga tidak" jawab Bramantio

"Kalau gitu papah harus ingetin mama"

Bramantio mengangguk.

Mereka keluar dari dalam lift. Menuju ballroom.

"El..."

"Ya pah?"

"Ingat.. papah sangat menyayangi mu. Tanpa alasan apapun dan tanpa batas waktu"

"El juga pah..."

"Kamu masih bisa pergi kalau kamu mau"

Eleora tersenyum dan menggeleng. "Ini pilihan El.. El melakukan ini karna diri El. Bukan karna paksaan siapapun. Ini pilihan El pah.."ucap El sekali lagi meyakinkan sang ayah.

Iya, ini adalah pilihan Eleora. Pilihannya untuk memastikan orang tuanya bahagia.

"Kita masuk?"

Kutoroka (I'm on mission to find love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang