Rutinity

1K 102 12
                                    

Dret...Dret..Dret

Suara getar yang berasal dari jam weker di atas nakas samping kasur sudah cukup untuk membuat sang pemilik mengakhiri aktivitas paling menyenangkan di dunia, apalagi kalau bukan tidur.

Sebuah tangan gempal muncul dari balik bed cover berwarna biru Navy. Bed cover yang nampak sangat nyaman, lembut dan mahal. Cukup timpang jika di bandingkan dengan barang-barang lain yang ada di dalam kamar tersebut. Tangan itu mematikan jam weker sebelum jam weker itu semakin berkoar-koar layaknya calon DPR berpidato.

Tak ada pergerakan lain, hingga tepat pada menit ke lima, Bed cover mahal itu tersibak. Menampakkan siapa yang bersembunyi dengan aman dan nyaman semalaman kemarin.

Seorang wanita dengan rambut panjang lurus sepunggung, meregangkan tubuhnya. Ia mengambil jepit rambut kemudian menggelung rambutnya asal.

Tak ada hal yang cukup menarik untuk di gambarkan tentang wanita itu. Hanya seorang wanita berwajah biasa, dengan dua mata yang tak sipit tak besar, hidung yang tak mancung tapi juga tidak pesek, alisnya cukup rapi, bibirnya bisa di bilang cenderung tipis.

Layaknya manusia jaman now biasanya, meski mata belum membuka penuh tapi ponsel sudah harus berada dalam genggaman. Begitupun yang wanita itu lakukan.

Tak perlu lama sampai ia menghela napasnya. Menghela karna hal-hal yang ia temukan di ponselnya.

"Eleora Kinanthi Hidayat. Dia pasti sakit badan kalau tidak menyambut pagi ku dengan hal-hal aneh.."

"Astaga... Sebenarnya siapa yang lebih muda di sini sih. Orang kaya itu memang banyak sekali tingkahnya"

Setelah bermonolog wanita itupun turun dari kasur, ia bersiap memulai harinya mengurusi segala hal yang berkaitan dengan mahluk bernama Eleora Kinanthi Hidayat.

Jika hanya melihat wajah wanita itu, pasti tidak akan menyangka kalau wanita tadi memiliki berat tubuh 65 kg dengan tinggi yang hanya 160 saja. Wajahnya nampak tirus layaknya wanita-wanita bertubuh super ideal kebanyakan.

🐬
🐬
🐬

Puti Nur Rheasa (25 tahun) , Seorang wanita berdarah asli jawa yang sudah menantang diri untuk merantau dari Tegal ke Jakarta sejak usia 17 tahun 9 bulan 4 hari. Tepatnya satu minggu setelah dinyatakan lulus dari sekolah menengah atas. Hal itu karna ia mendapatkan pekerjaan sebagai penjaga toko baju di salah satu ITC di Jakarta. Menunda satu tahun untuk berkuliah karna keterbatasan biaya. Rhea, nama panggilannya saat ini karna sebelumnya ia selalu di panggil nur , sudah sejak kecil selalu menuliskan langkah-langkah apa yang akan ia lakukan untuk menggapai keinginannya. Termasuk seperti memutuskan bekerja lebih dulu sebelum kuliah. Ia sadar dengan baik kekurangan dan kelebihannya. Ia tau ia tak bisa mengharapkan sebuah beasiswa karna kemampuan otaknya yang pas-pasan saja.

Sudah sekitar satu setengah tahun ini bersamaan dengan penyelesaian skripsi nya Rhea juga menjadi assisten pribadi dari putri tunggal seorang pengusaha kaya juga terpandang, Bramantio Hidayat.

Rhea tidak tau ini hal baik atau hal buruk. Secara finansial tentu saja sangat amat baik. Bagaimana tidak, jika Rhea yang dulu hanya tinggal di kos seharga 500 rb perkamar dibagi dua orang hanya dalam satu setengah tahun bekerha Rhea sudah memiliki unit apartemen sendiri atas namanya.  Ya, meskipun hanya ukuran Studio. Tapi tetap saja itu peningkatan yang luar biasa. Sekali lagi ia memiliki unit apartemen, memiliki bukan mencicil ataupun menyewa.

Bukan hanya Apartemen, Rhea juga berhasil membangun rumahnya di kampung dan membeli dua sepeda motor. Serta tabungan yang jika hanya di pakai untuk kehidupan normal sehari-hari cukup dalam satu atau dua tahun.

Kutoroka (I'm on mission to find love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang