Ke esokan harinya...
"Eugh," desis Apip yang baru saja bangun dari sofa yang berada di ruangan dimana Dina berada.
"Jam berani ini?" Dia mengecek jam di hp nya dan betapa kagetnya ia ketika melihat banyak notifikasi panggilan tak terjawab serta chat dari sang istri.
Wife<3
Maaf sudah bikin kamu khawatir, aku lagi lembur jadi gak pulang.
Bohongnya, tidak mungkin kan dia harus jujur kalau dia sedang menemani Dina yang masi belum sadar? Yang ada nanti bisa ada keributan di rumah tangga mereka.
"Cepat siuman ya Din, jadi ceria seperti dulu saat kita masih bersama. Aku gak suka kamu yang pucat kaya gini." Apip memandang wajah Dina dengan iba.
"Permisi..." Seorang Dokter memasuki ruangan tersebut.
Apip hanya menengok sebentar seraya mengangguk.
Wajah Dokter itu nampak terkejut bahkan keringat mengucur deras dari dahinya.
Apip menaikan sebelah alisnya, heran. "Kenapa Dok?"
"K-kamu yang di Acara resepsi kak Lia dan kak Rey kan?" tanya Dokter itu sembari menundukkan kepalanya.
Apip hanya mengangguk malas meladeni.
"Kenalin aku Nisa yang waktu itu nganterin jamuan ke meja kamu pas acara resepsi," cerocos gadis itu sembari tersenyum lebar.
"Apip," jawab Apip singkat.
OMG! COOL BANGET!! MAKIN KLEPEK-KLEPEK GUE! Tipe gue bangetttt ini mah! Batin Nisa menjerit kegirangan.
Pandangan mata Nisa kini teralih pada sosok Dina yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
"Dia siapa kamu?" tanyanya penuh selidik."Teman. Bisakah anda langsung memeriksa keadaan pasien tanpa harus banyak membuang waktu?" Sinis Apip memandang tak suka.
"E-eh baiklah," gugup Nisa dengan segera menuruti perintah Apip.
"Bagaimana keadaan Dina? Apa masih lama dia akan tersadar?" tanya Apip setelah Nisa selesai memeriksa keadaan Dina.
"Keadaannya semakin membaik, kemungkinan 3 hari lagi akan sadar," jelas Nisa.
"Alhamdulillah."
"Em kamu mending pulang dulu untuk mandi dan berganti pakaian, biar Dina aku yang jaga," tawar Nisa dengan lemah lembut.
"Apa tidak merepotkan Anda?"tanya Apip sungkan.
"Gapapa, ini memang sudah tugasku sebagai dokter untuk merawat dan menyembuhkan pasien," ujar Nisa dengan senyuman.
"Baiklah terimakasih." Setelahnya, Apip langsung bergegas pergi.
Sungguh rasanya jantung Nisa Jedag jedug tak karuan, ia tak menyangka bisa mengobrol dengan sang idaman.
"Kita akan lebih dekat, aku akan menaklukkanmu," gumam Nisa memantapkan prinsip dalam hatinya.
---
Di rumah.
"Assalamu'alaikum," sapa Apip yang mana langsung dapat pelukan dari jagoan kecilnya.
"Ayah dali mana ajaz Yusuf kangen!" ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Maafiin Ayah ya yusuf, Ayah ada urusan penting kemarin," jelas Apip sembari membelai lembut rambut putranya.
"Gendong!" rengeknya yang langsung dituruti oleh Apip.
"Dimana Bunda?" tanya Apip pada sang putra.
"Bunda lagi masak, Ayah."
"Ohh yaudah Ayo samperin Bunda."
"Ayo!" riang Yusuf mengiyakan.
di dapur terlihat Vera yang tengah sibuk dengan masakannya bahkan ia tak mendengar suara langkah kaki mendekat.
"Bunda!"
"Ehh ya Rohman eh ya Rohim Astaghfirullah Yusuf ngagetin aja!" Vera memegang dadanya.
"Maaf Bunda hihi," cengirnya.
"Eh bang Apip udah pulang? Mau minum teh?" tawar Vera serata menyalami suaminya tersebut.
"Enggaknm usah dek. Oh ya aku izin seminggu pergi ke luar kota ada urusan penting soalnya," bohongnya karena masih enggan mengatakan kebenarannya takut jika istrinya akan cemburu.
"Urusan apa bang?" tanya Vera basa-basi.
"Urusan pekerjaan," jawabnya.
"Ayah mah pelgi lagi?" Yusuf menatap Apip dengan tajam.
"Iya, cuma sebentar kok satu Minggu."
"Yusuf mau ikut!" rengek Yusuf sembari mendusel-duselkan kepalanya di dada Apip.
"Gak boleh, sayang. Ayah mau kerja buat beliin Yusuf mainan nanti, jadi jangan ganggu Ayah ya," jelas Vera memberi penjelasan.
Yusuf merengut dan hanya mengangguk pasrah.
"Kalau gitu kalian tunggu aja di meja makan, ini makanannya sebentar lagi matang," suruh Vera dengan lemah lembut.
"SIAPPP BUNDA!" ucap Apip dan Yusuf bebarengan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Impian (END)
RomanceDijodohkan saat usianya 17 tahun dengan lelaki yang sama sekali tidak ia kenal apalagi lelaki itu sudah memiliki kekasih Sedih? Kecewa? Frustasi? Itulah yang Vera rasakan saat mengetahui ia akan dijodohkan dengan apip,lelaki yang tak ia kenali dan 8...