Apip Ahmad adalah seorang pemuda yang tampan mapan keren dan religius namun juga agak pecicilan.
Apip seorang yang baik hati dan penyayang dia juga seorang yang dermawan setiap bulan dia memberikan donasi di panti asuhan,
Apip sekarang berumur 25 tahun apip juga termasuk dalam salah satu pengusaha sukses dibawah 30 tahun."Tolong urus berkas-berkas ini," pinta apip pada sekretaris nya.
"Baik pak." sekertaris itu mengangguk sembari tersenyum.
Bunyi ponsel berbunyi dan tertera nama "Dina" di layar hp nya,
Apip pun segera mengambil hp nya yang diatas meja dengan semangat dan wajah yang berbunga-bunga."Assalamualaikum," sapa Apip duluan pada dina ditelepon.
"Waalaikumsalam mas," jawab Dina dengan tutur kata yang lemah lembut di telpon.
"Mas apip sibuk ga? Kalo enggak kita ketemu yuk!" ajak Dina.
"Kebetulan enggak kok din. Mau ketemu dimana?"
"di cafe biasa aja mas," jelas Dina.
"Oke Din. Kalo gitu aku tutup telpon nya dulu, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Setelah terputus telponnya Apip pun segera bersiap-siap dan mengambil kunci mobil dan setelah setengah jam sampai lah Apip di cafe tersebut.
"Mas apip," panggil seseorang wanita berhijab yang cantik seraya melambaikan tangannya.
"Hai Din, udah lama nunggu ya?" tanya Apip kemudian duduk disebelah Dina.
"Enggak kok mas. Dina juga baru sampai emmt mas apip mau pesan apa?" Dina tersenyum manis lalu menyodorkan buku menu kepada Apip.
"Aku spaghetti dan cappucino aja," pesan Apip sambil menunjuk menu.
"Mbak saya pesen spaghetti dua dan satu cappucino satu black tea," kata Dina pada pelayan cafe tersebut.
"Baik mbak." pelayan tersebut mengangguk seraya pergi meninggalkan mereka berdua.
"Ada apa Din? kok tumben ngajak ketemu?" Apip senyum manis.
"Ga ada apa-apa mas. Aku cuma kangen,"
gumam Dina sembari tersenyum yg tak kalah manisnya dari apip."Beneran? Padahal kemarin kita baru aja ketemu kok udah kangen aja sih," goda Apip menyeringai.
"Hehe iya kan mas apip ngangenin," jujur Dina sambil tersenyum malu.
"Bisa aja kamu," Apip terkekeh geli mendengarnya.
Beberapa menit kemudian datanglah pesanan mereka dan merekapun langsung menyantap makanan mereka,
Kegiatan makan apip terhenti ketika melihat wajah murung Dina,"Kamu kenapa din kok murung sih? apa kamu sakit?" Apip memandang Dina cemas lalu menempelkan telapak tangannya dikening Dina.
"Mas? Sebenarnya aku mau bilang kalo 2 bulan lagi aku mau pindah ke turki bersama ayah," kata Dina dengan sedihnya dan hampir meneteskan air mata.
Ya bagaimana tidak sedih kalo harus meninggalkan seseorang yang sangat dicintai."Kok tiba-tiba sih din? Kayaknya mas gak bisa jauh jauh dari kamu dari cintaku. Berapa lama kamu di turki?" tanya Apip beruntun terlihat murung sambil memegang tangan Dina dengan erat seakan-akan tidak akan membiarkannya pergi.
Aelah alay bet dah bucin satu ini."Aku gak tau berapa lama aku disana mas.
Mungkin aku bakalan tinggal disana selamanya disana dengan ayah kan sekarang mama udah ga ada jadi aku gak punya siapa-siapa lagi," jelas Dina lirih dan menangis sesenggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Impian (END)
Roman d'amourDijodohkan saat usianya 17 tahun dengan lelaki yang sama sekali tidak ia kenal apalagi lelaki itu sudah memiliki kekasih Sedih? Kecewa? Frustasi? Itulah yang Vera rasakan saat mengetahui ia akan dijodohkan dengan apip,lelaki yang tak ia kenali dan 8...