"sayang bangun ayo sholat subuh." Vera menggoyangkan badan Apip pelan.
Apip membuka matanya. "Eummm." Setelahnya, mengambil wudhu dan sholat bersama.
"Hari ini kamu sibuk gak?" tanya Vera sembari merapikan mukena serta sajadahnya.
"Kenapa emangnya, hmm?" tanya balik Apip dengan senyuman.
"Aku mau ngajakin liburan ke taman hiburan sama Yusuf juga biar seneng dia," jawab Vera sembari mendekatkan diri pada Apip.
"Oke nanti kita kesana," ucap Apip menyetujui sembari mengecup kening istinya.
---
"Ayah bunda ayo cepetan!" teriak Yusuf dengan wajah cemberut hendak menangis.
"Sabar suf, bunda mu masih skin care an sama make up an." Apip menjawab dengan senyum paksa, jujur ia juga kesal dengan istrinya yang dandan lama.
"Huhuhuhu Yusuf pengen main, ayooo cepet huhuhu hiksss..." tangis Yusuf tak terbendung.
"Cup cup sebentar lagi kok nak." Apip mengendong kah kecilnya untuk menghiburnya.
"Eh eh anak bunda yang tampan kenapa nangis?" Vera yang baru datang langsung dibuat cemas.
"Bunda lama!" omel Yusuf dengan tampang kesalnya yang lucu.
Vera mengambil alih menggendong Yusuf. "Maafin bunda ya sayang, cupp cuppp jangan nangis lagi ya kan bunda udah datang, ayo kita pergi."
"Ayo!" Seketika Yusuf semangat kembali.
-----
"Ayah, bunda, mau main itu!" Yusuf menunjuk pada komedi putar.
"Ayo!" jawab Apip serentak.
"Yusuf mau es krim itu!" tunjuk Yusuf pada es krim rasa coklat disana.
"Gaboleh, tadi kamu udah makan banyak coklat, nanti ompong, gaboleh!" larang Vera dengan mata melotot.
"Ayah..." Yusuf mendekati Apip sembari memeluk kaki ayahnya itu.
Apip mengembuskan napas pasrah seraya mengelus rambut jagoan kecilnya.
"Boleh ya Bun?" bujuk Apip."Iya bund bolehin," bujuk Yusuf juga.
Vera memutar bola matanya jengah. "Oke tapi sedikit aja!"
"Yeyyyyy sayanggg bunda!" serempak Apip dan Yusuf memeluk Vera.
"Udah-udah malu dilihat orang lain." Vera melerai pelukannya.
---
"Habis ini mau kemana lagi?" tanya Vera.
"Yusuf mau masuk rumah berhantu," jawab Yusuf dengan entengnya.
"Emang berani kamu?" ujar Vera meremehkan.
"Kan ada ayah! Ya kan yah?"
"Iy—" perkataan Apip terputus karena suara handphone nya yang berdering.
"Siapa?" Tatapan Vera menyelidik membuat Apip meneguk salivanya.
"Urusan kantor. Bentar ya," alibinya lalu berjalan agak menjauh agar tidak kedengaran.
"Halo," sapa Apip dari telepon.
"Mas..."
"Apa Din? Ada masalah?" jawab Apip agak ketus pada Dina
"Tolong," ucap Dina disana dengan lemas.
"Kamu kenapa Din? Din?!" Apip langsung kalang kabut khawatir karena Dina memutuskan teleponnya tanpa salam apalagi dengan bicara selemas itu.
Apip mendatangi Vera dan Yusuf.
"Maaf aku ada urusan kantor yang penting mendadak jadi harus kesana, maaf ya." Apip mencium kening Vera dengan terburu-buru.
"Iya," jawab Vera singkat.
"Maaf sayang ini mendadak soalnya," alibinya lagi dan lagi.
"Ayah mau pergi lagi?" timpal Yusuf dengan raut muka sedih.
"Iya, maafin ayah ya sayang, lain kali kita main lagi." Apip membelai pelan pipi anaknya.
"Assalamu'alaikum," akhirinya lalu pergi.
"Waalaikumussalam," jawab Vera dan Yusuf tanpa semangat lagi.
----
Yuhuuuu
Salam cinta dari liutt
Lopyuuu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Impian (END)
RomanceDijodohkan saat usianya 17 tahun dengan lelaki yang sama sekali tidak ia kenal apalagi lelaki itu sudah memiliki kekasih Sedih? Kecewa? Frustasi? Itulah yang Vera rasakan saat mengetahui ia akan dijodohkan dengan apip,lelaki yang tak ia kenali dan 8...