Pada sebuah malam pertama dimana pasutri baru berada.
"Capek juga ya," keluh Lia sembari tangannya terus menghapus make up.
Rey memilih untuk merebahkan badannya di kasur (mereka tengah berada di rumah yang mereka beli berdua)
"Bener ei jadi ngantuk," sahut Rey seraya menguap.
Lia langsung membalikan badannya menghadap Rey. "Jangan tidur dulu ei!"
Rey menatap balik Lia dengan pandangan yang terlihat menggoda. "Kayaknya udah ga sabar banget buat ehem-ehem." Rey lekas berdiri 'tuk menghampiri Lia.
"Ayo!" bisik Rey penuh ajakan.
"Gausah mikir aneh-aneh woi! Maksud aku ayo buka kado-kado dulu baru tidur ye siapa juga yang mau gituan pas lagi datang bulan," sinis Lia menatap tak suka.
"Ohh.." suara Rey tampak kecewa nih para readers:v.
Lia menghampiri hadiah-hadiah yang bertumpukan, "Sayang bantuin cepet!"
"Iya-iya," Rey datang menghampiri Lia untuk membantu, namun sesekali ia membelai dan menciumi rambut istrinya.
Kado pertama yang Lia buka adalah dari Vera dan....DUORRRR ISINYA SANGATTT MENCENGANGKAN (tidak ingin mengotori pikiran my readers tercinta jadi kadonya ku sensor, silahkan pikirkan sendiri)
sekian sedikit cuplikan kisah sang pasutri baru sekarang kita beralih ke pasutri lama.
---
Drrt...drrt..drrt
"Telepon kamu bunyi bang, angkat dulu sana." Vera melepaskan tangan Apip yang melingkar di perutnya.
"Gamauu, mau terus peluk kamu!" Apip terus mendusel-dusel mencari kehangatan.
"Emm Manjanya suamiku ini. angkat dulu sana siapa tau penting," desak Vera seraya memberikan HP Apip.
Apip hanya mengangguk pasrah.
"Ganggu aja sih," gerutunya dengan raut muka cemberut yang bikin Vera gemas lihatnya."Halo dengan siapa?" tanyanya karena nomernya asing.
"Maaf pak ini dengan rumah sakit, apa ini dengan keluarga ibu Dina? Jika iya dimohon untuk datang ke rumah sakit sekarang keadaan Bu Dina kritis," jelas sang pihak rumah sakit.
"Baik saya segera kesana!" Apip segera mengambil jaket dan kunci mobilnya bersiap-siap pergi ke rumah sakit.
"Mau kemana bang?" tanya Vera yang tak mendenger percakapan di telepon tadi.
"Ada urusan penting dek. Abang pergi dulu, Assalamu'alaikum." Dia langsung berlari begitu saja tanpa menunggu jawaban dari Vera.
"Tumben," gumam Vera tapi tak ingin terlalu memikirkan.
--
Rumah sakit.
Mulut Apip terus merapalkan Doa agar Dina segera melewati masa kritisnya.
Dia duduk dengan gelisah dengan pikiran tak karuan.
Jantungnya berdetak sangat kencang, keringatnya mengucur deras ketakutan."Semoga kamu baik-baik saja Din," gumam Apip.
Beberapa saat kemudian keluarlah seorang dokter...
"Bagaimana keadaan Dina, dok?" tanya Apip cemas menatap penuh harap pada sang Dokter.
"Alhamdulillah Bu Dina sudah melewati masa kritisnya namun belum sadarkan diri, kemungkinan cepat sadarnya beberapa hari lagi dan paling lambat beberapa bulan lagi," jelas Dokter itu.
Apip mengembuskan napas lega, setidaknya Dina sudah melewati masa kritisnya.
"Apa saya boleh menjenguk Dina dok?""Tentu, silahkan." Dokter itu mengiyakan.
---
Hati Apip rasanya mencelos melihat tubuh Dina tergeletak tak berdaya, wajahnya pucat bahkan sudah tidak tersisa satu helai pun rambut di kepalanya.
"Ya Allah kenapa bisa seperti ini..." Hati Apip terasa sakit melihat wanita yang dulu senantiasa menemaninya berada dalam keadaan yang seperti ini.
Ingin rasanya Apip menggenggam tangan Dina, tapi ia masih waras dan sadar bahwa ia telah beristri bahkan telah memiliki Anak.
"Cepat sadar Din, hatiku sakit melihatmu seperti ini," bisik Apip tepat ditelinga Dina.
Dia terus berjaga semalaman menemani Dina karena tidak tega membiarkan Dina sendirian.
Bagaimana jika nanti Dina bangun dan mendapati tidak ada siapapun disampingnya? Bukankah itu hanya akan memperparah penyakitnya? Atau Dina akan putus asa untuk berjuang hidup bukan?Jadi untuk itulah Apip memilih untuk menemani Dina dan menjaganya. Namun, ia lupa mengabari sang istri.
Sekarang ia sedang tidak bisa memikirkan hal lain.
---
Jangan lupa vote komennya kaka^^
Semoga suka muahhh<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Impian (END)
RomanceDijodohkan saat usianya 17 tahun dengan lelaki yang sama sekali tidak ia kenal apalagi lelaki itu sudah memiliki kekasih Sedih? Kecewa? Frustasi? Itulah yang Vera rasakan saat mengetahui ia akan dijodohkan dengan apip,lelaki yang tak ia kenali dan 8...