[3] masalah perjodohan

3K 120 2
                                    

Kring..kring...

Suara bel tanda pulang berbunyi membuat semua murid gembira dan kembali semangat
Vera dan yang lainnya segera bersiap-siap untuk pulang setelah guru mempersilahkan mereka keluar merekapun keluar dengan wajah yang semangat karena bel yang ditunggu tunggu akhirnya berbunyi.

"Akhirnya pulang juga." Sasa mengembuskan napas lega.

"Ya elah kalo bel bunyi aja semangat banget tapi kalo waktu pelajaran malah ngosip," sindir Lia.

"Bodoamat," sinis Sasa.

"Gue pulang duluan ya girl karena gue udah dijemput," ujar Vera seraya melangkah pergi meninggalkan sahabatnya itu.

"Vera!" teriak seseorang memanggil Vera.

"Apa?!!" jawab Vera jutek.

"Pulang bareng gue yuk!" ajak Kamil sembari tersenyum lebar.

"Gue udah dijemput gue pergi dulu," kata Vera seraya pergi tanpa memperdulikan ajakan Kamil.

***
Sesampainya Di rumah Vera langsung menuju meja makan sesudah ganti baju karena ini waktunya makan siang.

"Ver, papa mau ngomong sesuatu yang penting sama kamu," tutur pak sanjaya -papanya Vera-.

"Papa mau ngomong apa?" tanya Vera sambil makan.

"Papa mau jodohin kamu sama anak teman papa dan kamu gak boleh nolak karena papa udah janji mau jodohin kamu dengan anak temen papa itu," jelas pak sanjaya serius dan tak ingin dibantah.

Vera tersedak mendengar perkataan papanya, dia langsung minum dan dia sangat tau sifat papanya yang keras kepala dan tidak suka dibantah.

"Tapi pa Vera kan masih SMA lagipula Vera juga gak kenal dengan anak teman papa itu," bantah Vera tak terima.

"Kalian tunangan dulu dan kalian bisa pdkt dulu nanti baru menikah setelah kamu lulus SMA," kekeh Pak Sanjaya.

"Tapi pa..."

"Papa gak suka dibantah. lagian papa juga sering nurutin kemauan kamu, masa kamu nurutin satu kemauan papa aja gak mau," sinis pak sanjaya.

"Ya udah lah terserah papa." Vera mengembuskan napas pasrah seraya pergi menuju kamarnya karena sudah tidak nafsu makan.

***
Dikamar Vera hanya terdiam dan merenung memikirkan bagaimana nasib nya jika dia menikah dengan orang yang sama sekali tidak ia kenal dan tanpa sadar air mata nya mulai menetes.

***
"Kita ketemu di cafe biasa," kata apip pada Dina ditelepon dengan nada sedih.

Setelah beberapa saat sampailah apip disebuah cafe ia pun duduk disalah satu meja dan merenungkan gimana caranya menjelaskan kepada Dina soal perjodohan nya dengan anak teman papanya.

"Mas udah nunggu lama ya? Ada apa mas ngajak ketemuan? apa ini soal rencana pernikahan kita?"  tanya Dina bertubi-tubi seraya duduk disebelah apip.

"Mas baru aja sampai dan mas ngajak kamu kesini untuk memberitahu kamu suatu hal penting," tutur apip senada sedih dan lesu.

"Hal apa mas?" tanya Dina penasaran, firasatnya tidak enak.

Apip menghela napas panjang, "Mas dijodohkan dengan anak dari teman papa dan kalo mas menolak mas takut kalo penyakit jantung papa kumat dan akibatnya bisa fatal," jelas apip sembari memegang tangan Dina.

Mendengar perkataan apip barusan membuat air mata Dina menetes dan hatinya sangat sakit bagai ditusuk oleh duri tapi dia juga mengerti posisi apip jika dia berada diposisi apip mungkin ia juga melakukan hal yang sama.

Kekasih Impian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang