04

609 79 4
                                    

Kehadiran Elang di SMA Cakrawala membuat banyak murid perempuan antusias mengaguminya. Wajar saja begitu, karna Elang memang tampan.

Hari ini Elang sedang bermain basket bersamaan dengan anggota basket lainnya. Ia baru saja mengikuti ekskul itu, karna memang sejak dulu hobinya bermain bola, bukan wanita. Eh!

Para murid perempuan berkumpul bersorak ria menyebut nama Elang keras-keras, termasuk juga Tata. "ELANGGGG OMAYGOODDDDD DAMAGE'NYA BIKIN JANTUNG GUE BERJAMING" Zera yang mendengar itu, hanya memutar bola mata malas.

Sebenarnya Tata ini menyukai Alta atau Elang? Labil sekali gadis satu itu.

"Kamu suka Elang atau Alta si?" tanya Zera.

"Kalau ada Elang, gue suka Elang Ze. Kalau ada Alta, ya Alta dong"

"Kamu ngomong langsung sama Alta gak berani, sama Elang juga cuman bisa teriak-teriak aja hm. Gak jentelwati kamu"

"Anjir baru denger gue jentelwati HAHAHA. Dahlah Ze, nikmatin aja tontonan menarik ni!"

Zera kembali melirik pada Elang disana yang hendak memasukan bola ke dalam ring, dan ya pria itu menang lagi. Sekarang teriakan para gadis di pinggir lapangan semakin antusias saja.

Keringat bercucuean dari wajah pria itu, semakin bercucuran keringat, entah mengapa semakin tampan saja di lihat oleh banyak gadis sekitaran termasuk Zera. Ia tak munafik untuk mengakui bahwa pria itu memang tampan.

"Ehem!" Suara deheman membuat Zera menoleh ke belakang, ia terkejut saat rupanya itu Alta. Pria itu dengan santainya menghisap rokok, tanpa perduli aturan di sekolah. Toh sekalipun di hukum, pria itu tak akan mengerjakannya. Di keluarkan dari sekolahpun, Alta tetap sekolah. Tak perduli namanya ada di absen atau tidak.

"Alta, kamu ada disini?"

"Hm"

Alta menginjak rokok yang masih setengah batang lagi itu, kemudian ia menuju lapangan.

Entah apa yang akan di lakukan pria itu, tapi semua mata menyorot padanya.

"HUAAAA ALTA SAYANG" teriak Tata heboh sekali, namun seketika ia membungkam mulutnya. "Astaga dia denger gak ya Ze? Dia ilfiel gak ya denger gue selebay itu?" Paniknya.

"Alta ngapain ya?"

"Eh dia nyamperin Elang tuh, mau apa ya?"

Alta kini berada di hadapan Elang, mata keduanya saling menatap tajam seolah ada sesuatu di antara keduanya. Sesuatu yang berbau dendam.

Tapi, jika memang ada dendam, tentang apa?

"Gue mau nantang lo main basket" ucap Alta.

"Gue terima tantangan lo!"

Hingga saat itu pula keduanya beradu main basket. Tim para leadis sudah bersorak seru menyebut nama keduanya. Ada yang mendukung Alta, ada pula Elang.

"Lo dukung siapa Ze? Alta atau Elang?" tanya Tata heboh.

"A-aku gak tau, tapi yang aku tau Alta itu memang jago main basket dari kecil. Pasti dia menang! Kalau Elang, aku belum kenal dekat"

"Yaudah gue dukung Elang!"

"He'em"

Jika para gadis lainnya bersorak menyebut nama jagoan masing-masing, berbeda dengan Zera yang justru termenung memikirkan, ada apa sebenarnya di antara Alta dan Elang? Mereka baru saling mengenal, tapi seperti ada sesuatu yang tersimpan di baliknya.

Permainan-pun berakhir tepat 1 jam lamanya, dan yang memenangkan adalah Alta! Zera tak merasa heran, karna memang pria itu pandai bermain.

"Gue emang gak sejago lo di basket, tapi gue pastiin Zera tertarik sama gue" bisiknya di akhir kalimat.

TEROR MAWAR HITAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang