28

379 53 7
                                    

Hancur.

Kalimat itulah yang saat ini Elang rasakan. Saat ia pulang ke rumah, ia sudah melihat Mita selaku ibu yang ia anggap kandung itu tewas mengenaskan gantung diri.

Elang membaca kertas berisi surat terakhir yang Mita tulis...

Elang, bunda minta maaf. Sebenarnya kamu bukan anak kandung bunda. Bunda dan mantan suami bunda mengambil kamu dari panti asuhan, saat itu bunda pikir bunda tidak akan memiliki keturunan, namun saat bunda menjadikan kamu sebagai anak, akhirnya bunda memiliki Vito.

Walaupun kamu bukan anak kandung bunda, tapi bunda sangat menyayangi kamu seperti layaknya anak kandung bunda sendiri. Maaf, sayang, bunda harus pergi selamanya. Jaga Vito, dan teruskan perusahaan yang bunda warisi untuk kalian berdua.

Airmata Elang jatuh dan ia menangis histeris, begitupun dengan Vito yang langsung Elang peluk. "Abang bakalan sayangin kamu seperti adik kandung abang sendiri" lirihnya dengan tangis getir.

Namun, ada yang mengganjal di hati Elang, ia tak bodoh dalam hal ini. Kematian ibu angkatnya seperti hal yang menekan, sebab tidak ada masalah apapun yang terjadi bahkan mereka slalu harmonis. Lalu apa alasan ibu angkatnya bunuh diri? Pertanyaan itu terlintas dalam benat Elang. Jika hanya masalah soal ia takut Elang tahu bahwa ia bukan ibu kandung Elang, itu tidak masuk logika.

Elang merasa bahwa....

Ini pasti ada hubungannya sama si pengecut di balik topeng! -

Tangannya mengepal emosi, ia berjanji akan menghabisi orang tersebut jika ia sudah mengetahui siapa pelaku di balik semua ini.

°°°°

Zera memeluk Alta erat, ia menangis dalam pelukan Alta. "Kenapa sayang?" tanya Alta berpura-pura tidak tahu apa alasan gadis itu menangis.

"ELANG AL, ELANG! JADI SELAMA INI ELANG YANG ADA DI BALIK TEROR MAWAR HITAM ITU HIKS...HIKSS" Zera menangis getir. Ia benar-benar masih merasa tak menyangka atas kenyataan pahit yang harus ia telan mentah-mentah itu.

"Sebenernya gue udah curiga sama dia, tapi lo slalu percaya sama dia"

Zera melepaskan pelukan itu, "Al aku minta maaf. Lagi-lagi aku salah nilai dia, lagi-lagi aku slalu berargumen tinggi tentang dia, lagi-lagi aku masih bisa-bisanya merasa kamu yang paling brengaek daripada dia. Maaf hiks..."

Pria itu mengusap lembut pipi Zera, mencium kening Zera lembut, "Gapapa. Kalau gue ada di posisi lo, pasti gue juga bakalan percaya sama dia. Sekarang lo udah tau semuanya Ze, jadi, lo percaya'kan kalau dia brengsek dan gak baik buat lo?" Zera mengangguk.

Bagus! Dengan begitu, gue mudah nyingkirin cowok itu dalam hidup lo Ze.

Entah karna terbakar api cemburu, atau memang Alta ingin membuat Zera menderita kehilangan satu persatu orang yang gadis itu cintai. Tapi yang jelas, Alta sendiri tak mengerti, ia senang melihat Zera jauh dari Elang.

"Udah ya, jangan nangis lagi. Untung lo kaga jadian kan sama dia, hm"

"Iya Al, untung aku gak nerima dia jadi pacar aku"

"Ze, i love you"

DEGH!

"Maksud kamu?"

"Enggak hehe. Lupain" bangsat, kenapa gue ngomong gitu si?

Meskipun Zera langsung diam, tapi ucapan Alta tadi melekat dalam pikirannya. Zera tersenyum kecil, setidaknya ia mendengarnya secara jelas meskipun Alta memintanya melupakan kata itu.

Apa artinya Alta beneran cinta sama aku? Tapi kalau bener, kenapa dia gak ungkapin secara terang-terangan ya?

Dengan segala perlakuan yang Alta lakukan pada Zera, gadis itu merasa Alta memiliki perasaan yang sama, namun ia tak mengerti, apa alasan pria itu menyembunyikannya?

Meskipun Zera gadis yang lugu, tapi ia mengerti jika urusan perasaan, ia peka terhadap perasaan seseorang. Bagaimanapun ia sudah lama bersama Alta, jika benar Alta tak mencintainya, lalu untuk apa Alta slalu melindunginya, Alta slalu ada untuknya, dan sampai detik ini tak berani merusak'nya meskipun sudah menyentuhnya.

"Al, semisalnya ada cewek yang suka sama kamu, apa yang kamu lakuin?"

"Gue kurang suka sama cewek yang ungkapin duluan perasaannya sama gue. Karna ada kata-kata mutiara yang begini, 'dimana-mana sperma mengejar sel telur' jadi menurut gue cewek manapun yang ungkapin perasaannya duluan sama gue, gua anggapnya murahan"

DEGH!

Sebenarnya Alta sengaja mengatakan hal itu, ia tak ingin Zera jujur dengan perasaannya untuk Alta. Sebab sampai kapanpun mereka tidak akan mungkin bersama, dan Alta sudah memegang teguh pendiriannya untuk menghabisi gadis itu, bukan mencintainya. Meskipun kenyataannya hatinya sudah dalam untuk Zera, tapi Alta berulang kali mengalihkannya agar ia tak sampai lemah karna cinta.

"Hm, Al, aku ngantuk.." lirih Zera pelan. Padahal jelas gadis itu merasa sakit dengan jawaban yang seolah menonjok halus perasaannya.

"Yaudah tidur. Sini gue usapin punggungnya,"

Zera mendekat mengeratkan tubuhnya di samping Alta, dan berpura-pura memejamkan mata, padahal ia sedang menahan tangis.

Jadi sampai kapan Al, aku nahan perasaan ini? Aku gak kuat ngerasainnya sendirian. Aku tau kamu cinta sama aku Al, aku yakin itu. Kenapa kamu gak mau jujur? Kenapa kamu harus nutupin semua ini? Aku yang terlalu berharap, atau memang perasaan itu benar ada buat aku Al?










^^^^^

"Tidak semua cinta harus di ungkapkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak semua cinta harus di ungkapkan. Terkadang bungkam adalah cara paling baik, meskipun level tertinggi dari rasa sakit" - Zera Amandita

TEROR MAWAR HITAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang