"Ze kangen.." Alta memeluk Bara yang tidur di sebelahnya. Ia sedang bermimpi tidur bersama Zera di ranjang pengantin, gila bukan?
Malam itu Bara mengantar Alta ke apartemennya, kemudian ia memutuskan menginap karna ia sendiri tak membawa kendaraan. Dan Alta tidur tergeletak di sofa panjang, sementara Bara tidur di bawahnya. Alta mengigau sampai jatuh dari atas sofa dan kemudian jadi berbaring di samping Bara.
Bara yang merasa dada'nya di raba-raba, ia lantas langsung terperanjat bangun dan memukul tubuh Alta. "ALTA GOBLOK! GUE MASIH NORMAL YA BANGSATTTTT!" teriaknya menggelegar.
Alta membuka matanya perlahan, mengusaknya pelan dan terkejut melihat wajah Bara di sampingnya. "Kok si Zera berubah jadi siluman sih?"
"Siluman-siluman pala lo bau menyan! Lo tadi ngapain grepe-grepe gue? Geli gue anjir!"
"Jangan kepedean bangsat! Gue pikir Zera, gue lagi mimpiin dia. Eh taunya siluman dugong ada disini, ngapain lo disini?"
"Semalem lo mabok, ngacak-ngacak bar terus ninggalin club dalam keadaan sempoyongan, gue bawa lo kesini yaudah sekalian gue nginep juga"
Alta mendengus kasar, ia kemudian bangun hendak pergi membasuh wajahnya, lalu mengambil minuman bersoda yang ada di dalam kulkas seraya menetralkan rasa pusingnya.
Baru kali itu Alta sampai mabuk meminum minuman ber-alkohol. Bayang-bayang dimana Elang bersama Zera, membuat hatinya panas bukan kepalang.
"Gue cemburu? Haha! Gak mungkinlah. Zera itu target gue," gumamnya pelan sambil sesekali meleguk minuman bersoda yang sudah ia buka.
"Al, gue nginep dulu deh disini, gue males balik. Ada adik tiri gue, anjir bikin gue najis aja tiaphari. Dia demen Al sama gue, kan gue jijik" curhat pria berambut kriting itu.
"Bodoamat" jawab Alta malas.
"Anjir gue curhat panjang lebar, dan lo cuman bales gitu daong? Pantes kaga ada yang mau curhat sama lo"
Bara salah jika beranggapan seperti itu, sebab dulu hampir setiap hari ada Zera yang slalu curhat urusannya, baik itu hal-hal yang jelas maupun yang tidak jelas.
Alta bersiap pergi ke rumah Zera. Hari ini adalah hari minggu, ia biasa pergi berolahraga bersama gadis itu.
°°°°
Elang datang ke rumah Zera di pagi hari, ia sudah janjian dengan Zera untuk lari pagi bersama. Namun saat keduanya hendak berjalan bersamaan, tiba-tiba mobil Alta terhenti, kemudian sang pemilik keluar dari sana.
"Al-Alta?" tanya Zera gelagapan.
Entah mengapa Alta merasakan panas dalam hatinya. Rasanya seperti tertusuk benda tajam yang nyaris membuatnya mati perlahan. Ini aneh sekali. Benarkah adanya cinta dalam dirinya untuk Zera?
"Ngapain lo sama dia? Bukannya gue udah pernah bilang buat jauhin dia?"
"Atas dasar apa lo nyuruh gue jauhin dia?" tanya Elang menantang.
"Atas dasar dia harus gue lindungin"
"LINDUNGIN? HAHA. BAHKAN LO GAK ADA DI SAAT ZERA KETAKUTAN, DI SAAT ZERA BUTUH LO, DI SAAT ZERA NGERASA SENDIRI. ITU NAMANYA PELINDUNG? KEMARIN KEMANA AJA BUNG, ZERA DI TEROR AJA LO GAK BISA NEMUIN SIAPA ORANGNYA. PAYAH!"
BUG!
Tanpa berbasa-basi, Alta melayangkan pukulan di perut Elang. "Banyak bacot setan!"
Tentu saja Elang tak tinggal diam, namun seketika Zera menengahi keduanya. "UDAH UDAH. AKU MOHON JANGAN BERANTEM!"
"Lo pilih pergi sama dia atau gue?" tanya Alta menatap tajam Zera.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEROR MAWAR HITAM ✓
Mystery / ThrillerGenre : Fiksi remaja, Thriller, Romance. ________ Semenjak adanya teror mawar hitam, membuat Zera seperti orang tak waras yang kadang berteriak tidak jelas ketika mengingat apa yang sudah terjadi padanya. Entah kesalahan apa yang membuat Zera terli...